Selang beberapa saat kemudian, mereka tiba di ruang kesehatan. Di sana, terdapat beberapa orang yang telah menjalani perawatan secara intensif. Poresa sejenak melirik ke arah Freislor. Gadis itu masih ketakutan. Nyalinya menciut. Entah apa yang harus dilakukannya. Satu hal yan pasti, Freislor tidak akan mudah tenang di saat-saat seperti ini.
"Freis, tenanglah." Poresa menepuk berulang kembali menepuk pundak gadis itu dengan wajah cemas. Di satu sisi, yang lain masih terfokus kepada Breckson yang mendapatkan perawatan. Mereka tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada remaja itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com