"Kak, kenapa kita harus kembali ke tempat ini? Bukankah di sini nampak mengerikan?" tanya Mikhael, ia menoleh ke arah Breckson dengan wajah cemas. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh keringat dingin.
"Tenanglah, kita berdua harus membereskan permasalahan di sini, Mikhael. Aku tidak ingin ini nanti menjadi masalah besar," jawab Breckson dengan wajah cemas. Mikhael menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Kita sebaiknya kembali. Lihat saja, portal waktu yang ada di dalam ruangan itu saja masih bergerak. Bukankah itu mengerikan?" tanya Mikhael, ia menaikkan salah satu alisnya. Breckson yang mendengarnya seketika berjalan maju untuk mengecek keadaan di sekitar.
"Wah, ini benar-benar gawat, Mikhael." Breckson mengatakannya dengan wajah kesal. Ia mencoba ke sana dan membetulkannya. "Tunggu sebentar, apa kau tahu tombol yang digunakan untuk mereset ulang waktu?" tanyanya dengan santai. Mikhael lagi-lagi menggelengkan kepala.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com