Freislor mengedarkan pandangan ke segala arah, mencoba untuk berdamai dengan dirinya. Ia menekuk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya. Gadis itu berkata lirih, "Aku sering mendapat hinaan dari kecil, dan salah satu hinaan itu adalah seorang pencuri. Aku sangat membenci seseorang yang berkata bahwa diriku adalah seorang pencuri." Breisa dan sang naga terkejut. Remaja itu seketika memeluk Freislor dengan erat dan berkata, "Maaf, Freis. Aku tidak tahu kalo kamu punya luka itu."
Freislor tersenyum tipis, membalas pelukan Breisa dan menangis pelan di pelukan gadis itu. Sang naga mencoba menghiburnya, ia menaikkan kepalanya ke atas, sesekali menggerakkan badannya. Freislor yang menyadarinya seketika mengelus kepalanya.
"Ah, kalian berdua memang bisa mengerti diriku dengan baik," ucapnya lirih. Gadis itu mengelus kepala sang naga dan mencium kepalanya. Sang naga tersenyum diikuti oleh Breisa.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com