"Baik, Kak. Aku akan berusaha," jawabnya singkat. Freislor menoleh sebentar ke arah Mikhael sebelum melanjutkan aksinya.
"Apa kau siap, Mikhael?" tanya Freislor. Gadis itu berusaha memastikan keadaan adik temannya. Matanya menerawang ke segala arah. Sesekali, ia memejamkan kedua mata. Berusaha agar semua orang bisa tenang. Setelahnya, kedua tangannya ia arahkan ke depan. Beberapa portal pintu yang terbuka seakan menjelma menjadi lubang menyeramkan. Tidak akan ada yang tahu, apa yang akan terjadi nantinya. Freislor menggelengkan kepala pelan. Dahinya terlipat, ada beberapa hal yang nampak tidak mungkin terjadi di kepalanya. Ia hanya membayangkannya sebagai ilusi.
"Ya, Kak. Ayo kita kembali. Aku penasaran apa yang terjadi," jawab Mikhael. Freislor tersenyum dan mengangguk. Ia kembali kepada apa yang terfokus di hadapannya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com