webnovel

2 Punya Teman Baru

"Mohon maaf, bu, saya murid pindahan. Pak Burhan selaku kepala sekolah menetapkan saya dikelas ini," katanya.

"Oh ya, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu," kata guru yang mengajar di kelas Roy yang bernama ibu Ida.

"Hai teman-teman. Kenalin nama saya Amanda Pratisia. Bisa di panggil Amanda."

Setelah selesai sesi perkenalan, Bu Ida mempersilahkan Amanda duduk tepat di samping Roy.

"Amanda, kamu bisa dusuk di bangku kedua dari depan, ya, karena itu yang kosong "titah Bu Ida.

Rio yang sedari tadi fokus akhirnya mulai sadar saat kursi di sampingnya berdecit. Dia penasaran siapa yang menduduki kursi yang sudah kosong selama setahun itu. Betapa terkejutnya saat dia melihat siapa yang menduduki kursi tersebut.

"lo ngapain di sini?" Tanya Amanda.

"Dasar bodoh, kalau gue di sini berarti gue termasuk murid di kelas ini, "kata cowok itu.

"Apa kalian saling kenal?" Tanya Bu Ida menyela percakapan kami yang cukup berisik.

"Tidak,"ujar mereka bersamaan.

"Cie, cie! Swit, kayanya bakalan ada tom and jerry nih."

"Dan bakalan berubah jadi cinta."

"Hahahahahaha."

"Awas Amanda, jangan dekat-dekat dengan Roy. Bahaya, nanti lo baper."

"Heh, kalian diam semua ! Amanda lo duduk di situ aja , ya. Dia anak yang baik, kok, nanti kamu bakalan terbiasa dengan dia," ujar salah satu siswi di samping Amanda.

"Semuanya diam! Amanda, kamu duduk si situ saja sementara. Kalau kamu tidak nyaman, minta pindah saja jika pemilik bangku itu sudah kembali," tegas Bu Ida.

"Maksudnya apa? Apa kursi ini ada penghuninya seelum aku duduk di sini?"kata Amanda dalam hati.

Amanda pasrah harus duduk dengan cowok super nyebelin yang baru beberapa menit adu omong dengnnya.

"Mukanya jangan cemberut gitu, dong. Kan lo duduk dengan cowok ganteng kaya gue, harusnya seneng." Bisik cowok itu tersenyum.

Amanda tidak tahu namanya siapa, tapi dia dengan santai tersenyum manis ke arah Amanda. Dalam hati Amanda jika cowok ini memang tampan dan manis. Cowok ini memiliki aura yang berbeda dari yang lainnya, seolah ada sesuatu yang menarik hingga membuat Amanda cukup terpana.

"Maap, gue nggak senang tuh, malahan gue pingin tampr muka sok cakep lo," ketus Amanda.

"gue memang ganteng kali, semua cewek tergila-gila sama gue. Mata lo aja yang juling nggak lihat cowok segnteng gue," ucapnya kemudian menyisir rambut kebelakang.

"Pede banget jadi orang, jauh-jauh lo duduknya dari gue."

"Kita belum kenalan, lho. Nggak mau tahu nama teman yang sebangku sama lo?"

"Nggak minat, sorry."

"Nggak adil gue udah tahu nama lo, tapi lo gak tahu nama gue."

"Ya, derita lo, lah."

"Ya udah karena lo nggak mau tahu, biar aku kasih tahu bahwa lo boleh panggil gue Roy" ujarnya tersenyum kemudian menatap ke papn tulis.

"Oh, jadi namanya Roy," gumam Amanda!.

"Sstt..sstt! sstt!"

Amanda menoleh ke samping karena mendengar bisikan, ternyata ada dua orang cewek yang melambaikan tangan padanya.

"Hai kenalin gue Irma,"kata Irma sambil tersenyum.

Amanda tersenyum sebagai tanda kesopanan. Lalu dia memperkenalkan satu cewek lagi, mungkin sajabatnya.

"Oh iya, kenalin di samping gue namanya Nabila," kata Irma kembali.

"Salam kenal," ujar Amanda.

Tidak terasa bel pertanda istirahat sudah berbunyi. Semua murid tidak sabar untuk mnuju kantin mengisi perut mereka.

"Ya sudah, anak-anak sampai di sini pertemuan kita. Kalian bisa istirahat," ucap Bu Ida menutup jam kelasnya hari ini.

"Iya, buuu!!!"

Amanda ikut membereskan peralatan sekolahnya, hari pertama di sekolah ini cukup menyenangkan bagi Amanda. Pelajarannya seru dan cara guru menerabgkan pun bagus, tidak ada rasa kantuk sama sekali yang di rasakan.

"Langsung ke kantin, yuk, gue udah lapar nih," ajak Irma menghampiri Amanda.

"Iya, da, ayo. lo pasti belum punya kenalan, kan, di sekolah ini? Nah, mulai sekarang lo boleh anggap kami teman lo. Mulai detik ini kita hatlrus ke kantin bareng atau apa pun itu," ujar nabila.

Amanda mengagguk lalu berdiri menghampiri mereka berdua, tapi seseorang mencekal tangannya, siapa lagi kalau bukan si cowok menyebalkan.

"Nggak mau bareng gue, ya?" Tanya Roy sambil menaikkan alisnya.

"O to the gah, OGAH! Lepsin tangan gue " ketus Amanda.

"Galak amat, sih. Jarang loh aku ajak cewek ke kantin bareng."

"Bodo amat."

"Woi, Roy! Pahri tunggu lo di ruang OSIS sekarang! Katanya penting, buruan!" Teriak slaah satu cowok di depan kelas.

"Iya, bentar" balas Roy kemudian menatap Amanda lagi.

"Aduh, sayang banget nih kesempatan lo diajak cowok ganteng makan bareng gagal. Lain kali aja kita ke kantin bareng," lanjut Roy.

"Nggak ada lain kali, gue nggak mau. Lagian kita baru kenal, jangan sok kenal sok dekat, deh."

"Ya, makanya kita perlu kenalan lebih dekat supaya kita kenal satu sama lain."

Amanda tidak langsung mengajak mengajak Irma dan Nabila pergi. Sesampainya di sana Amanda melihat semua kursi hampir penuh. Untungnya masih ada meja yang cukup untuk mereka bertiga tempati.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Irma.

"Gue baso sama es teh aja, deh,"jawab Nabila.

"Gue samain aja sama Nabila."

"Ya udah, tungguin bentar."

Sambil menunggu Irma membawa pesenan, Amanda penasaran tentang cowok menyebalkan itu alias Roy. " Nab, yang duduk bareng gue siapa, sih? Dia tuh paling resek banget,btahu nggak," ucap Amanda. "Oh iya, pantas aja tadi muka lo bete banget lihat dia," kata Nabila tertawa pelan.

"Siapa yang nggak marah coba, pagi-pagi udah bikin orang jatuh terus bilang gue bodoh dan nggak minta maaf lagi.

"Namnya tuh Roy. Orangnya baik, kok, kalau lo udah kenal banget sama dia. Dia tuh sahabat gue juga. Ya memang, sih, orangnya sedikit jail."

"Iya, sumpah dia hikin gue emosi. Mana sok cakep lagi. Kan gue ilfeel."

Memang gitu orangnya. Tapi kalau lo sudah kenal sama dia, lo bakalan nyaman. Oh iya, gue mau tanya kenapa bisa pindah sekolah? Padahal udah kelas tiga dan menurut gue SMA CEMPAKA itu bagus, kok," ujar Nabila yang kepo dengan kepindahan Amanda.

"Ya, nggak apa-apa, cuma pengin pindah aja," jawab Amanda.

Tidak mungkin Amanda jujur bahwa dia di paksa pindah oleh orangtuanya. Dan masalah rumah. Amanda tidak akan mau bawa-bawa kesekolah, masalah itu masalah pribadi yang mestinya tidak boleh diumbar dan menjadikan sebuah alasan agat menatik simpti semua orang membuat Amanda dikasihani.

Amanda yang tengah menikmati semangkuk bakso Amanda Irma Nabila langsung dikejutkan dengan kedatangn Roy secara tiba-tiba.

Cowok itu dengan tidak tahu malunya langsung menyuruput es teh yang seharusnya menjadi milik Amanda.

"Itu minuman gue!" Teriak Amanda refleks memukul lengan Roy membuat cowok itu tersedak.

Next chapter