Keesokan harinya.
Matahari menyengat, membuat manusia yang berjalan di atas aspal siang itu mengeluh kepanasan. Namun sang pemilik angkasa kala itu tidak mau tahu, ia seakan tak peduli meski pun para manusia menderita di bawahnya. Mulai dari anak-anak yang menunggu angkutan umum sepulang sekolah, sampai para orang dewasa yang menaiki motor sebagai sarana transportasi mereka.
Tak terkecuali dengan Kaisar, namun panasnya hari tak menyurutkan niatnya untuk mendatangi sebuah perusahaan tempat Reyhan Dirgantara bekerja. Perusahaan Dirgantara milik Bisma adalah tujuan utama Kaisar siang itu.
Pria tak tahu diri yang belakangan terus muncul di depan istrinya. Sepertinya ia harus memberikan pelajaran pada Reyhan, mungkin sebuah pukulan telak di pipinya, atau mungkin sebuah tendangan di selangkangannya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com