webnovel

Chapter 64 Lead The Way

Terlihat Suga membunuh beberapa Zombie dan Kachi di belakang nya mengawasi bagian nya.

Ketika lantai yang akan mereka jarah itu selesai, Suga menghela napas panjang. "Cukup banyak..." dia mengambil mayat mayat yang telah mati itu dan menariknya keluar jendela.

Sementara Kachi melihat sesuatu di sebuah meja kantor ruangan itu. Ada sebuah majalah berita yang sudah di cetak pertama.

Ia terkejut dan langsung penasaran dan berita itu sama apa yang terjadi.

"Apa yang kamu temukan?" Suga menatap mendekat.

"Ini soal virus yang menyebar di Amerika," tatap Kachi.

"Hm..... Itu tidak penting, kita tak mungkin ke sana."

"Tapi paling tidak kita tahu bagaimana negara besar itu bisa terjangkit.... Di sini mengatakan bahwa negara China yang sudah ikut terkena wabah ini mencoba untuk menghentikan jalur wabah dengan membunuh orang orang gila, dan memasukan orang orang sakit setengah sadar di dalam cargo pelabuhan dengan hak ilegalisasi, mereka bekerja sama dengan seseorang dari Amerika Serikat dengan membayar orang dari Amerika Serikat itu untuk membawa Cargo itu sejauh mungkin karena cargo cargo itu berisi orang orang yang sakit, ketika mereka menunggu waktu, mereka tak lama hanya akan berubah menjadi zombie.

Salah satu pelaku dari amerika serikat adalah dia yang merupakan pemilik kapal dan tak terikat langung dengan negaranya, jadi dia malah membelokkan arah menuju ke negaranya sendiri, di pantai California, kapal itu tanpa kendali menabrak pantai membuat semua orang yang di sana terkejut.

Kapal yang terdampar menjadi terguling dan menjatuhkan cargo cargo rusak yang sudah terbuka.

Orang orang di sekitar yang penasaran menjadi mendekat dan siapa sangka, virus virus dari infected yang telah terinfeksi keluar dengan gila menyerang mereka, dan begitulah bagaimana virus ini menyebar di amerika serikat.

Mereka yang di kenal memiliki perdagangan senjata yang legal, mungkin bisa bertahan hidup dengan melawan banyaknya virus menyebar, tapi, negara itu menjadi zona merah dengan sangat cepat karena sangking banyak nya virus mulai menggigit manusia manusia di sana," kata Kachi membacakan berita itu.

"Tunggu, jika Amerika Serikat terjangkit karena kesalahan cargo berisi virus dari China, lalu apa gunanya virus ini bermula dari sebuah hujan?" Suga bertanya.

"Hujan berawal dari Kepulauan asia Timur menuju ke negara kita, kemudian berjalan ke jalurnya yakni ke China, Korea dan itu menyebar cukup lambat awalnya, tapi karena penyebab China yang mengirim cargo ke Amerika Serikat dengan jalur ilegal, virus itu menyebar banyak ke dunia."

"Tapi aku dengar dari Line, ada negara yang saat ini belum terjangkit sama sekali, mereka melakukan keamanan ketat," tatap Suga.

"Indonesia bukan?" Kachi menatap lalu Suga mengangguk.

"Entahlah.... Tapi itu masih diragukan."

"Lalu apa yang terjadi setelah Virus itu menyebar di pantai California Amerika serikat?" Suga menatap.

"Virus itu menyebar di kota namun di tempat di santa rosa ada pihak militer yang disewa oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menyelidiki virus itu sekaligus membunuh beberapa orang yang terjangkit virus itu agar tidak semakin menggila menyerang mereka Meskipun mereka ada beberapa orang yang harus berkorban.

Mereka berencana membangun sebuah benteng untuk perlindungan dari pemerintah Amerika Serikat yang masih aman di gedungnya dan mereka juga membahas bagaimana uji coba menghancurkan virus tersebut menggunakan helikopter pesawat dan yang lainnya sehingga mereka sekarang terbang di California.

Mereka mengawasi banyaknya orang yang di sana dan menembakkan bom lapisan Francisco. Mereka juga mencoba mengepung zombie zombie itu dan banyaknya kemacetan semakin merajalela karena adanya peristiwa itu.

Orang-orang Meksiko yang tak sengaja ada di kerumunan kemacetan itu, mereka turun dari mobil dan membantu pihak-pihak berwajib menggunakan senjata mereka, tak hanya senjata begitu ringan melainkan mereka juga menggunakan bom. Mereka membantu tapi dengan sangat brutal, dan sekarang beritanya terputus," Kachi menatap halaman terakhir yang sobek dan tak ada lanjutan nya.

"Oh bagus, itu hanya akan membuat penasaran...." Suga menatap tak peduli dan berjalan pergi tapi dia menatap sebuah papan tulis kapur presentasi di sana.

Kemudian muncul ide dengan mengambil kapur dan mulai menulis membuat Kachi terdiam menatap nya.

"Ayo kita review dan mempelajari tentang virus ini, selain bertahan hidup di dunia kiamat ini, kita juga harus butuh pengetahuan yang bisa di pelajari oleh logika dan akal sehat kita," kata suga.

"Pengetahuan kita kurang," Kachi menatap khawatir.

"Jangan khawatir, kita bahas ini perlahan, aku juga pernah bertanya pada Line dan Roland, mereka menjelaskan dengan sangat baik dan sekarang aku ingin kamu tahu juga," kata Suga yang menulis tanggal menggunakan kapur itu.

Mendengar itu membuat Kachi agak berwajah merah. "(Kamu benar benar keren....)" dia kagum pada Suga.

"Begini, tanggal 7 Desember itu adalah mulainya virus dan jika aku hitung, rupanya selama hujan tanpa henti itu adalah ada 10 hari, di tanggal 28 November hingga 7 Desember tapi aku hanya akan menghitung nya mulai di 1 Desember jadi sudah jelas, hujan ini membawa virus selama 7 hari," Suga mulai menjelaskan sambil menulis di papan tulis hitam itu.

"Ya, itu memang benar, dan sekarang ini sudah ada 20 hari," tambah Kachi.

"Ya, dan sekarang kita bahas tempat, untuk hal pertama, aku berpikir bahwa laboratorium kota itu tempat yang aman, kita belum menyelidikinya di sana karena di sana banyak sekali makhluk makhluk tingkat atas yang mengerumuni di sana, susah untuk kita yang akan melihat apa saja yang ada di dalam laboratorium itu. Tapi aku pastikan ada laboratorium lain, tepatnya ketika Line pernah ke sana," kata Suga, dia benar benar mengingat setiap informasi yang di berikan Line padanya.

"Bagaimana dengan Kyoto saat ini, di sini benar benar tak terlihat tersisa orang," Kachi menatap.

"Ya, karena kyoto adalah tempat pertama virus ini terjadi dengan gejala kecil seperti orang menggila dan menggigit dengan gigitan nya, itu akan langsung mengubah manusia menjadi hewan yang sama lalu di susul gejala lain dari berbagai faktor yang berbeda, tak hanya dari gigitan, tapi dari apapun bisa. Tanaman, udara, air dan yang lain nya, itu akan di tularkan pada semuanya."

"Apa kah ini artinya kita harus lebih hati hati karena asal penyakit ini berbeda beda?"

"Sepertinya begitu, setiap penyakit yang tersebab oleh hal lain, pastinya juga akan berdampak lain dan belum kita ketahui sama sekali."

"Lalu bagaimana dengan gempa yang terjadi dan membuat kabar kecil bahwa ada meteor besar jatuh?" Kachi menatap.

"(Hm..... Sepertinya Line pernah menjelaskan itu....) Itu salah satu faktornya, gempa bumi di tanggal 9 malam, itu terjadinya meteorit jatuh di tempat yang jauh, jika tak salah itu di selatan jalan antah berantah yang kita harus berjalan ke sana untuk menyelidikinya, ini sudah lewat banyak hari, pastinya ada orang duluan yang menemukan nya, kita juga pastinya harus duluan mempelajari meteorit itu dan juga, meteor itu membantu makhluk yang sudah tervirus menambah kekuatan nya."

"Apa Line juga menjelaskan soal penawar virus ini?" Kachi menatap khawatir.

"Dia bilang menggunakan 10 serum dan 5 batu pecahan meteor itu," kata Suga.

"Jika meteor itu beracun kenapa kita butuh?"

"Haiz.... Dalam ilmu yang belum kita pelajari, kita harus menggabungkan racun dengan penawar, karena banyak dokter membuat penawar itu secara mendadak dan pelacakan profesor zone tidak pernah salah, aku sendiri mendengar penawar nya dari Line langsung," kata Suga dengan tegas.

"Itu sudah jelas, bagaimana dengan datang nya hujan ini, hujan itu salah satu faktor penyebab nya kan? Dari mana hujan beracun itu datang sebenarnya?"

"Hujan Itu turun dari kepulauan Asia Timur letaknya di ujung barat Samudra Pasifik di sebelah timur laut Jepang, negara paling aman di sini adalah indonesia tapi kamu tadi benar, itu masih diragukan..."

"Haiz..... Mungkin kita ditakdirkan untuk bertahan hidup sendiri...." Kachi terlihat putus asa.

Tapi Suga menatap lembut. "Jangan khawatir, kita bisa melakukan nya, selama kita bersama dan saling melindungi, itu akan sangat menguntungkan," tatapnya membuat Kachi langsung menoleh dan tersenyum.

"Ehem.... Kamu benar benar aneh...."

Tapi mendadak ada suara growling dari arah pintu kantor lain membuat mereka menoleh dan Suga langsung mengeluarkan senjatanya dan Kachi berdiri dari tempatnya.

Rupanya ada Zombie yang begitu banyak di sana.

"Kachi, bersiaplah," Suga menatap lalu Kachi waspada dan berwajah serius mengeluarkan senjata tembak nya.

Mereka mulai melawan dan menembak dengan kerja sama nya.

Tapi ada suatu hambatan dimana Kachi tak sengaja terpeleset ketika akan melawan jarak dekat.

"Ah!" Kachi akan jatuh tapi Suga yang melihat itu menjadi menjatuhkan senjatanya dan berlari melesat menangkap tubuh Kachi membuat posisi yang sangat romantis membuat keduanya menatap diam.

Tapi mendadak Zombie itu datang dengan cepat menggigit bahu Suga.

"Akh!!" Suga terkejut dan Kachi yang melihat itu juga sangat terkejut. "Tidak!!!" dia panik, tapi melihat ada Zombie yang mendekat lagi.

"Kamu sialan!!!" Kachi berteriak dan mendorong Suga jatuh membuat Suga terdiam tak mengerti dia menjatuhkan Kachi untuk menyingkir bahkan Kachi mengeluarkan pisau nya membunuh kepala Zombie itu membuat Suga terdiam kaku menatap itu.

Hingga ketika sudah selesai, Kachi bernapas cepat dan menatap Suga yang di bawah.

"Suga!" dia langsung mendekat berlutut melihat Suga yang menutupi bahunya.

"Kachi... Kau luar biasa," Suga menatap tapi Kachi tetap mencemaskan nya.

"Kau tergigit!!" dia langsung berteriak itu membuat Suga terdiam dan bahkan Kachi menangis membuat Suga terkejut melihat nya.

"(Sebegitu khawatirnya kah?)"

"Suga.... Kau tergigit!! Jangan pergi... Sekarang kau akan terkena virus itu.... Ini semua salah ku, maafkan aku hiks.... Hiks... Jangan pergi..." Kachi memohon dan dia menangis tak mau Suga berubah menjadi Zombie karena tergigit.

"Kachi.... Kenapa kau begitu mengkhawatirkan ku, aku bukan siapa siapa di sini," Suga menatap.

"Siapa bilang! Kamu adalah teman ku, kamu menemani ku, melindungi ku, mengajari ku hingga aku bisa bertahan sampai sini... Jangan pergi," Kachi tetap menangis.

Tapi Suga tersenyum kecil. "Kachi... Sebenarnya aku tidak tergigit," kata Suga membuat Kachi terkejut diam.

Next chapter