webnovel

Chapter 40 Rafid Flashback

Kyoto, 7 Desember. Flashback Rafid

Awalnya Rafid adalah seorang karyawan yang memiliki pasangan dan akan dia nikahi dua hari yang akan datang. Hubungan mereka sangatlah baik. 

Ketika sesuatu terjadi. "Oh sayang, lihat, hujan nya sudah berhenti," kata pasangan dari Rafid yang melihat ke jendela. 

Rafid yang memakai baju kantor nya dan berjalan ikut melihat. "Ya, sepertinya aku harus pergi bekerja, sampai jumpa nanti malam sayang," Rafid menatap, lalu mendekat mencium bibir pasangan nya. 

"Jangan lupa, dua hari lagi kita akan menikah, aku menunggumu tepat waktu pulang untuk mempersiapkan hari sah kita," tatap pasangan nya, lalu Rafid mengangguk. 

"Oh, bisa aku minta tolong sebentar, ada koran hari ini yang belum aku ambil di depan, mungkin kamu bisa berjalan mengambilkan nya," tatap pasangan nya. 

"Ya, aku mengerti, aku akan mengambilnya," Rafid membalas. Lalu ia berjalan pergi, ia keluar rumah sambil melihat sekitar, benar benar kompleks yang sangat tenang. Sambil membawa secangkir kopi hangat paginya, ia berjalan sambil minum menikmati kopinya dan mengambil koran yang ada di bawah rumput halaman depan rumah nya. 

"Hari ini terlihat tenang?" ia melihat sekitar dan di saat itu juga, ia kebetulan melihat di arah langit lain yang sangat jauh. Ada beberapa helikopter terlihat sedang mengintari sesuatu di tempat yang sama. Seperti ada asap kecil di sana yang perlahan membentuk awan. 

"Apa yang terjadi?" ia menatap bingung dan tak sengaja menoleh ke jalanan kompleks rumahnya. Ada seorang nenek tua yang berdiri aneh di tengah jalanan itu, dia berdiri seperti diam saja dan melihat ke arah depan saja membuat Rafid terdiam bingung. 

Rafid terus memandang nya dan tiba tiba saja, terdengar suara sirene peringatan dasar yang sangat lah keras. Suara itu sangatlah mengerikan dan membuat waspada dan di saat itu juga, nenek tua itu menolehkan kepalanya saja melihat ke Rafid. 

Betapa terkejutnya Rafid ketika melihat wajah samping nenek itu yang rupanya bengkak dan luka. Di leher nenek itu juga ada bekas gigitan berdarah. Nenek itu tiba tiba mengerang berteriak membuat Rafid terkejut. 

Seketika Nenek tua itu berlari menyerang nya membuat Rafid melempar koran dan kopi yang ada di tangan nya jatuh dan ia berbalik dan berlari masuk ke dalam rumah dan segera menutup pintu nya. 

Pasangan nya melihat nya dengan bingung. "Apa yang terjadi?" 

"Kita harus pergi dari sini!!" Rafid mengatakan nya dengan panik sambil memegang kedua bahu pasangan nya yang masih bingung dengan apa yang terjadi di luar sana dan apa yang dilihat Rafid, ia jelas tidak mengerti.

"Apa yang kau maksudkan?" 

"Diluar sana ada peringatan bunyi suara yang sangat keras, itu menandakan tempat ini bahaya, kita harus pergi," balas Rafid.

Tapi tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu membuat mereka berdua terdiam menoleh ke pintu.

"Apa itu, siapa itu?" pasangan nya malah akan membuka pintu tapi di tahan oleh Rafid.

"Jangan, jangan lakukan itu!!! Jangan buka pintunya!!" 

"Apa yang kau maksudkan, apakah kamu gila, sudah jelas itu adalah orang," pasangan nya malah menganggap Rafid aneh dengan menahan nya.

Dengan cepat dia membuka pintunya dan di saat itu juga, ia di serang oleh Nenek Nenek gila tadi membuat Rafid terkejut.

"Tidak!!" ia berteriak karena pasangan nya jatuh ke bawah bersama Nenek tadi yang menggigit perut pasangan nya hingga terluka dan berdarah membuat nya berteriak kesakitan. "Tidak!! Lepaskan aku!!" pasangan nya ikut berteriak dan Nenek itu menggigit nya sangat keras di bagian perut. 

"Lepaskan dia!!" Rafid menarik baju Nenek itu dan melemparnya ke luar lalu menutup pintu. Pasangan nya terus memegang lukanya yang sudah terlihat sangat sakit itu di perutnya karena gigitan Nenek itu memanglah sangat sakit hingga mengalirkan banyak darah di sana.

"Hng…. Ahhh!!!" ia berteriak kesakitan dan Rafid langsung berlutut memeluknya.

"Tenanglah, kau harus baik baik saja aku mohon, tunggulah sebentar," Rafid meletakan kepala pasangan nya di bawah lalu berlari mengambil kotak obat. Ketika sudah dapat, ia kembali lagi ke pasangan nya yang berbaring.

"Bertahanlah, aku mohon," Rafid dengan panik mengambil obat dan perban lalu membuka baju pasangan nya yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit itu.

"Rafid… Rafid…. Hentikan, aku sudah tidak kuat," dia menatap sangat kesakitan.

"Tidak, aku mohon, jangan pergi," Rafid mengangkat kepala pasangan nya dan memeluk nya.

"Rafid, maafkan aku, aku tidak mendengarkan mu…. Aku tak tahu kenapa rasanya sangat sakit, aku benar benar meminta maaf padamu," pasangan nya menangis padanya dan Rafid juga begitu.

"Tidak, jangan begitu, kita ada pernikahan dua hari lagi, kenapa harus begini, aku mohon bertahanlah," Rafid terdiam memohon, tapi mau bagaimana lagi, tergantung dengan yang menahan rasa sakitnya dan sepertinya pasangannya itu tidak bisa menahan nya.

"Rafid, aku mencintai mu," itu adalah kata terakhirnya hingga ia mati dengan mata terbuka dan darah masih mengalir sangat banyak.

Rafid akhirnya menangis, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan dan sekarang ia kehilangan sosok paling berharga yang harus ia nikahi, kini dia akan tertelan dalam kesendirian nya.

--

Setelah itu, Rafid mengusap air matanya dan mencium kening mayat pasangan nya, ia mengangkat pasangan nya dan menggendong nya, sambil melihat ke kaca bahwa Nenek Nenek aneh itu masih ada di depan pintunya mengetuk beberapa kali dengan pelan. 

Terpaksa Rafid pergi ke pintu belakang tapi ia lebih memilih meninggalkan pasangan nya di depan rumah. Ia meletakan pasangan nya di kamar dan menidurkan nya di sana menyelimutinya. "Sampai jumpa, sayang," kata nya dengan pelan. Lalu ia berjalan menutup pintu kamar dan pergi keluar lewat pintu belakang. 

"(Aku harus pergi dari sini, ini tempat yang tidak aman, ketika sirene peringatan tadi berbunyi aku harus tahu bahwa sesuatu yang bahaya akan terjadi di kompleks ku, jadi aku harus melarikan diri,)" lalu ia pergi ke suatu tempat dengan mobilnya, disekitar kompleksnya itu benar benar tak ada orang yang berlalu lalang, bahkan ada orang aneh yang tingkah nya sama seperti Nenek tadi hanya melihatnya dan mengejarnya, begitu di kejar, Rafid langsung melajukan mobilnya dengan kencang.

Hanya saja ada satu makhluk itu yang mengejarnya tanpa henti membuatnya harus menginjak gas tanpa melihat ke depan karena melihat kewaspadaan itu dari kaca belakang.

Tanpa disadari, hal itu membuat Rafid kehilangan kendali ketika tahu ada jalanan yang menikung dan seketika itu juga, dia terpaksa membanting stir dan seketika mobilnya menabrak pohon membuat nya terpingsan untuk sementara.

Tak lama kemudian ia bangun dan melihat sekitar tanpa luka cedera apapun karena stir nya memiliki sensor otomatis memunculkan bantal keamanan saat terjadi kecelakaan termasuk sekarang. Ia selamat karena hal itu. 

Ia membuka pintu dan melihat tak ada orang maupun tanda tanda makhluk bergerak sama sekali dan entah kenapa makhluk makhluk tadi yang mengejarnya juga ikut menghilang juga padahal mereka mengejar mobilnya ketika dalam pelarian itu. 

"(Apa yang sebenarnya terjadi di sini aku benar benar tidak mengerti dan aku telah kehilangan semuanya,)" ia berlutut putus asa di sana dan ketika ia sedang mendalami keputus asaan nya, ada suara jejak kaki datang membuatnya terdiam merasakan dan mendengar itu, ia berdiri dan mengintip dari balik semak semak di sana dan seketika ia melihat orang yang aneh dengan tingkahnya benar benar sama. Rafid terkejut, ia mundur perlahan dan untungnya orang itu sedang menyamping melihat sesuatu dan bukan melihat ke arahnya, Rafid akan mundur lagi tapi siapa sangka, ia jatuh dan itu membuat suara dan orang itu menoleh.

Rafid segera berdiri dan berlari pergi, ketika orang aneh itu mendengar yang tadi, ia berjalan ke sana dan melihat Rafid sudah tidak ada.

Ia melihat depan dan melihat Rafid berlari pergi sangat cepat, seketika orang itu berteriak mengaum dan langsung mengejarnya.

Rafid menoleh ke belakang dan siapa sangka, ia jatuh tersandung dan di depan nya adalah jalanan rumput yang curam. Hal itu membuatnya jatuh ke bawah terguling guling hingga berakhir di bawah pohon.

Dengan tubuh yang sakit, ia mencoba bangun dan duduk membelakangi pohon itu bermaksud bersembunyi dari makhluk tadi, dan yang benar saja, makhluk itu datang dari atas melihat sekitar, ia tidak turun karena tahu jalanan itu menurun sangat drastis.

Rafid sudah berusaha sekuat mungkin untuk tidak membuka mulutnya agar tidak mengeluarkan suara dan makhluk itu juga pasti tidak akan mendengar nya. Hingga akhirnya, makhluk itu tidak melihat Rafid dan ia langsung berbalik arah pergi dari sana. Rafid akhirnya bisa menghela napas panjang dan segera berdiri akan lurus saja karena tak tahu kemana arah tujuan nya.

Sebelum pergi dari tempat nya, ia melihat sekitar dan memastikan tak ada orang apalagi kawanan itu lagi.

Setelah Itu ia mulai berlari pergi dan terus lurus ke depan. Kebetulan kompleks nya itu sangatlah dekat dengan ladang peternakan yang besar yang hanya di isi oleh rumput, pagar dan dua gudang yang besar.

Rafid melihat sekitar sekali lagi dan terkejut melihat orang aneh itu berdiri memandang nya, ia melihat Rafid dan langung mengejarnya.

Rafid tentu saja sangat terkejut, ia segera berlari cepat dan akan ada pilihan lain selain masuk ke gudang kandang kuda yang sangat besar di sana.

Ia segera menutup pintu kawat di sana, kebetulan gembok di sana terbuka dan ia segera membukanya dan langsung masuk, ketika sudah masuk, ia mengunci gembok itu dan menemukan kuncinya untuk jaga jaga dia bisa membuka gembok itu kembali. Dan ketika melihat kembali ke makhluk tadi, ia tak melihat nya karena jarak nya tadi benar benar angat jauh membuat makhluk tadi kehilangan nya.

"(Aku akhirnya bisa hidup…. Huf…)" ia menghela napas panjang meskipun begitu, ia harus bernapas cepat dan terengah engah, kemudian melihat sekitar di sana. Ia tak menyangka gudang itu memiliki tempat yang besar tapi untuk sementara jangan kagum dulu, ia harus kembai melihat ke pintu kawat itu.

Next chapter