Setibanya Jian di kampus dia melakukan Administrasi untuk PKL nya. Jian bertemu Dika pacarnya.
" Cie nona muda hendak kemana?" Sapa Dika.
" Hihihi Jadi dong aku OTW korea." Jawab Jian sombong.
" Cie. Selamat yah! " Ucap tulus Dika.
" Kamu kenapa gak bareng aku aja si Dik.!" Keluh Jian.
" Gak ah, Males aku tertarik ke pedesaan, siapa tau kan terjerat janda kembang." Canda Dika.
" Yuhuuuuu semoga dapet yah?" Ledek Jian.
" Semoga kamu juga dapet Oppa-Oppa korea yah? Jangan dapet opa Duda! " Balas Dika.
" Kalo dapet duda keren mah gak apa, we." Ledekan yang tanpa henti.
" Ya selamat deh." Ucap Dika dengan raut yang tenang.
" Ih Dika, kalo jadi doa gimana ? " Ucap manja Jian.
" Hahahaha becanda Ayang." Balas manja Dika.
" Huee oooo, mau muntah." Balas Jian dengan ekspresi muntah namun ditanggapi Dika dengan tertawa melihat tingkah pacarnya. Jian dan Dika memang bukan pasangan romantis mereka bersahabat sejak masih SMA namun menjadi sepasang kekasih ketika masuk kuliah. Dika juga merupakan anak sahabat dari Papa Joni. Kedua keluarga sudah sangat merestui hubungan mereka. Dika memang pecicilan dan punya aura Fake Boy. Namun sejauh ini Dika adalah sosok yang sangat setia pada Jian, sangat populer dikampus membuat dia menjadi incaran para wanita dikampus. Tak banyak pula yang membenci hubungan antara Jian dan Dika mereka menganggap Jian tak pantas untuk Dika. Meski cantik Jian terlihat seperti wanita kasar karena tampilannya yang cuek dan tomboy. Dari gempuran wanita-wanita seksi di kampus Dika tak peduli dengan wanita lain, dia hanya melihat sosok Jian dimatanya.
" Kok pake rok? aneh ih." Ucap Dika.
" Jelek yah?" Tanya Jian.
" Enggak, tapi terlalu pendek. Jadi keliatan seksi, aku gak tau kaki kamu seindah itu." Goda Dika.
" Ia kah?" Jawab Jian dengan perasaan yang aneh.
" Ia beneran. Pegang yah? " Goda Dika lagi dengan mengulurkan tangan hendak memegang paha Jian. Namun berhasil ditepis oleh Jian, Jian dan Dika meski usia dewasa gaya pacaran mereka sangat kolot meski sudah berpacaran lama mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh. Jian hanya membiarkan Dika mencium kening dan pipinya dan tidak lebih.
" Gimana Rania? " Tanya Dika.
" Mudah-mudahan dia betah deh, kamu tau kan papa aku?" Jelas Jian.
" Ia, orang tuh dititipin karna sikap bos yang otoriter, yang idealis, ini mah dikhawatirin karna atasannya jail. kayak Anak nya." Ucap Dika yang sudah sangat mengenal Papa Joni.
" Mulai deh.." Keluh Jian.
" Hahaha gak sayang manis ku." Goda Dika dengan mencubit hidung yang Jian.
" kamu tuh sama kaya papap aku suka ngebuli." Manja Jian.
" Hihihi gemes deh kalo dah nge rengek gini. Kamu tuh kalo manja gemez Ji. Orang kan tau nya kamu bar-bar banget tapi aslinya manja banget." Jelas Dika.
" Aku manja depan kamu aja, ya kali aku jadi maskulin Dik." Sanggah Jian.
" Ia gitu?" Dika mempertanyakan.
" Aku tuh cewe Dik." Tegas Jian.
" Mana liat, aku butuh pembuktian." Pinta Gemas Dika sedikit menggoda.
" Apa sih ih mesum banget." Teriak Jian.
" Aku lihat KTP Ji. kamu pikir apa? Berarti kamu yang mesum." Bantah Dika.
" aaarrggghhhh." Teriak Jian yang memukul- mukul badan Dika.
" Sakit Ji, dasar kang pukul." Teriak Dika, mereka seperti anak SD yang sedang bertengkar.
# Dirumah.
" Malem Pap.!" Sapa Jian.
" Malem Ji." Balas Papa Joni.
" Papap masak?" Tanya Jian.
" Ia." Jawab singkat Papa Joni.
" Wow" Takjub Jian. Yang sudah lama tidak makan masakan Papa Joni.
" Ia dong cobain deh pasakan papap. Menu yang baru." Tawar Papa Joni.
" Terimakasih Pak Jon. Dalam rangka apa nih?" Tanya penasaran Jian.
" Dalam rangka, biar anak Papap kangen masakan Papap pas lagi di Korea." Ucap Papap memelas.
" Massallah Pap. Gak rela banget anaknya pergi." Ucap lemas Jian.
" Aku nih perempuan Pap, nanti juga akukan sama suami aku dibawa." Jelas Jian.
" Kamu kok cepet gedenya sih." Keluh Papa Joni.
" Mulai deh lebay nya. Nanti aku gak tega ninggalin Papap. Nikah sana gih Pap ! " Suruh Jian pada papanya.
" Ia nanti bawain papap cewe korea yah?"
Pinta Papa Joni.
" Ia ia tar Jian bawain cewe Korea. " Jawab Jian singkat. Jian tak sabar untuk menyantap makanan yang disiapkan Papa Joni.
" Yaudah makan - makan." Suruh Papa Joni.
Jian melahap semua pasakan Papa Joni. Setelah selesai makan malam Jian bergegas mencuci piring, mereka bekerja sama malam itu membiarkan asisten rumah untuk istirahat.
" Pap Rania gimana kerjanya?" Tanya Jian.
" Bagus, Dia anak yang rajin dan juga cekatan. Awal-awal kaya bingung gitu tapi nanti juga paham dan terbiasa. Jelas papa Joni.
" Sukur deh." Lega Jian.
" Siapa tadi yang telpon?" Tanya Papa Joni yang penasaran.
" Oh dari kampus Pap. Katanya nya keberangkatan Rania gak jadi lusa, jadinya minggu depan." Jawab Rania.
" ouh bagus lah, undur aja terus biar gak jadi.Hihihi " Ucap kegirangan Papa Joni.
" Eum maunya."
" Kalo Dika jadinya kemana?"
" Dika jadinya ke Bandung Pap, kan dia gak mau jauh-jauh dari mamahnya yang lagi sakit."
" Ouh bagus tuh Dika, berbakti banget. Anak cowo aja ngertiin, ini anak cewe maunya duhhh" Keluh lagi papa Joni.
" Aku kan bukan cewe, orang jiwa aku sama Dika tertukar. " Sinis Jian.
" Eh amit, amit." Balas papa Joni
" Stop banding bandingin aku sama orang lain, itu tuh penting untuk kesehatan jiwa anak." Ucap Jian.
" Gaya bener bahasa parenting nya. Cepet atuh nikah, kan Papap mau punya cucu. Enak loh nikah!" Goda Papa Joni.
" Jian gak salah denger, kenapa papap juga belum nikah lagi? kalo nikah itu enak." Balas Jian.
" Itu beda lagi kan papap dah pernah. Nah kamu masih perawan." Ucap Papa Joni membuat Jian mengerutkan keningnya.
" Apa an sih Pap, Jian gak kepikiran yang kaya gitu-gituan." Jawab jelas Jian.
" Ya bagus, apa lagi belum nikah jangan sampai berpikiran aneh, kamu harus bisa mempertahankan mahkota kamu." Petuah Papa Joni yang sebenarnya ketakutan anak gadis nya melakukan hal-hal yang dilarang agamanya.
" Ia lah Pap, Jian tuh Ciuman aja belum pernah." Ucap Jian keceplosan.
" Hah? Serius." Kaget Papa Joni, luar biasa sekali anak papap. tapi kasian anak papap pasti Dika males yah cium kamu Dika takut dimakan " Ledek papa Joni membuat wajah Jian berubah menjadi merah karena malu. Jian tak berkata apa-apa karena malu dan dia langsung pergi ke kamarnya sedangkan papa Joni masih asik menggoda Jian dengan ledekannya.
" Kamu bau mulut kayanya Ji. " Teriak Papa Joni
" Diam gak! " Balas teriak Jian dalam kamarnya.
" Atau gak menarik kali Ji bibir kamu gak seksi." Masih melanjutkan ejekannya.
" Papap Diam gak? " Aku lempar petasan nih! " Ancam Jian.