Hati Nasya menghangat. Ia sungguh rindu keadaan seperti ini. Semoga bukan hari ini saja mereka bersikap seperti ini, tetapi selamanya.
"Rifkal mau ke kamar dulu," pamit Rifkal. Setelah Rifkal benar pergi,
kemudian disusul Darel yang meninggalkan ruangan itu. Dan tak lama lagi Helen serta Adif juga meninggalkannya.
Baru saja Nasya berekspetasi tinggi. Namun lagi-lagi kenyataan mematahkan hatinya. Secara tidak langsung sikap mereka menunjukkan jika menghindari dirinya. Nasya tak tahu apa salahnya
hingga dibenci sampai saat ini.
Nasya menaruh sendok dan garpu yang ada ditangannya. Tak lagi berselera untuk makan. Saat Nasya menoleh, dirinya mendapati orang tuanya sudah memakai pakaian rapih. Dibelakang mereka ada Rifkal dan Darel yang membawa ransel.
Nasya paham, pasti ia kembali ditinggalkan. Setiap orang tuanya pergi maka kedua saudaranya juga akan ikut pergi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com