"Apakah kau menyesal menikahinya? Apakah kau tak mencintainya? Benih-benih cinta pasti adalah… ya kan?"
"Cinta? Itu sangat konyol," Jawab Djaka dengan senyuman tipis.
"Jangan begitulah … Zaskia itu kan cantik, kau beruntung bisa mendapatkan istri seperti dia."
"Mungkin benar, tapi tak pernah terbersit sedikit pun bagiku untuk menikah dengannya. Pernikahan yang mendadak dan terpaksa ini memang masih terasa aneh bagiku. Aku tak mencintainya dan dia juga tak mencintaiku. Entahlah, bagaimana kita akan bisa menjalani hubungan rumah tangga ini, ataukah mungkin nanti hanya akan berujung sebuah perceraian."
"Jadi kau sudah berniat menceraikannya?"
"Tentu saja tidak, perceraian adalah dosa besar yang tak disukai Allah, jadi mana mungkin aku melakukan hal itu,"
"Lalu kenapa kau bilang begitu tadi?"
"Ini kan mungkin saja, Zaskia membenciku, dia bahkan sangat membenci profesiku."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com