"Joko… jangan menakutiku..!" teriak Zaskia yang kini memilih berdiri di samping Djaka karena merasa takut.
"Oh, ternyata seorang Zaskia yang angkuh dan sombong takut dengan hantu? Hahahaha…."
Zaskia memicingkan matanya dengan tajam mendengar suara tawa Djaka yang sanagt kental dengan niat meledeknya. "Oh, jadi kau mengerjaiku? Jadi kau menipuku dengan mengatakan jika disini ada hantu?" kini Zaskia sadar jika dirinya sedang ditipu dan kini tampak konyol karena ketakutan.
"Siapa yang bilang jika aku menipu? Dimana pun kamu berada itu pasti ada setan. Bahkan di dalam tubuh kamu pun bisa jadi ada setannya."
"Kok bisa?"
"Kau yang suka marah-marah dan emosi adalah tanda-tandanya. Makanya jangan suka marah-marah! Kalau kau hobi marah-marah itu artinya kau sedang memelihara setan dalam diri kamu,"
"Cih, kalau mau ceramah jangan jadi boss bakso. Jadi ustadz sana!"
"Ya terserah saja. Asalkan kau tau saja, setan itu suka sama orang yang model-modelnyanya seperti kamu."
"Bodo amat, aku mau tidur." Zaskia menutupi kedua telonganya dengan kedu tangannya kemudian ia memilih untuk melompat kembali ke atas tempat tidur dan membenamkan kembali dirinya di bawah selimut yang hangat.
Sementara itu di sisi lain Djaka justru berusaha untuk menahan tawanya melihat tingkah konyol Zaskia yang baginya tampak lucu. Kini ia memang sukses membuat Zaskia ketakutan walaupun Zaskia sendiri berusaha menutupi dirinya yang sedang ketakutan.
Malam ini adalah malam ke dua bagi mereka tidur di tempat tidur yang sama. Zaskia yang tadi awalnya takut dengan hantu kini justru malah merasa takut dengan Djaka yang mungkin saja akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk melakukan sesuatu hal dengan dalil sebuah kewajiban, nafkah batin, atau apalah itu. Perempuan yang sedari tadi sembunyi di bawah selimut diam-diam mengintip dan melirik ke luar dan mencari tau apa yang kini sedang Djaka lakukan karena suasana tampak sepi.
Namun kini Zaskia tampak terheran-heran melihat Djaka yang justru kini masih tampak sibuk dengan laptopnya. Seperti ada sebuah pekerjaan yang serius hingga ia bahkan harus lembur sampai larut malam seperti ini.
'Sebenarnya apa sih yang sedang di kerjakan pria itu? Sebenarnya dia itu beneran sibuk atau sok sibuk?' gumam Zaskia dalam hati yang merasa heran. 'Ataukah mungkin dia sedang membantu mengerjakan sesuatu di perusahaan papa Dimitri? Itu mungkin saja sih, bagaimanapun dia kan putra sulung.' Zaskia mencoba meyakinkan dirinya jika apa yang ia lihat adalah seperti yang ia pikirkan walaupun sebenarnya ia sendiri juga masih meragukan hal tersebut.
Tiba-tiba saja Djaka bangun dan berdiri, ia berjalan menuju keluar kamar sementara Zaskia sendiri masih berada di bawah selimut untuk berpura-pura tidur. 10 menit kemudian Djaka sudah kembali dengan membawa secangkir kopi dan juga semangkuk mie instan kuah yang aromanya membuat Zaskia menjadi ingin keluar dari persembunyiannya. Diam-diam perempuan itu mengintip sambil menelan salivanya sendiri dengan susah payah. Jujur saja, Zaskia sangat tergoda dengan makanan yang di bawa Djaka.
"Kau minta tidak? Keluarlah jika kau mau!" ujar Djaka yang ternyata tau jika Zaskia di bawah selimut masih belum tidur.
'Ah sial, kenapa aku ketahuan?' gumam Zaskia yang merasa jika Djaka ini sudah seperti cctv yang tau apapun yang ia sedang lakukan sekalipun ia sedang bersembunyi di bawah selimut.
Zaskia mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut dan bersikap acuh tak acuh. "Aku gak mau, aku sedang diet, dan ini adalah jam rawan makan." Tolak Zaskia dengan angkuh dan sombong yang sangat bertolak belakang dengan isi hatinya.
"Jangan munafik, aku menambahkan banyak cabai di mie instan ini. Aku tau perempuan suka makanan pedas, atau jika kau memang menolaknya itu artinya mungkin kau bukan perempuan."
Membayangkan cabai pedas yang berrtebaran di mie instan itu tentu saja seketika membuat saliva Zaskia menjadi naik turun. Apa ini? Apakah seorang Zaskia benar-benar luluh dengan semangkuk mie kuah pedas? Kini pikiran Zaskia seolah bertarung dengan kata hatinya.
Djaka mulai menyeruput kuah mie-nya ia juga menyedot mie panjang itu hingga menimbulkan bunyi yang membuat Zaskia semakin tergoda. "Yakin gak mau? Oke, jika memang begitu akan aku habiskan saja sendiri." Ucap Djaka yakin sambil kambali menikmati mie kuahnya dengan sesekali meniup mienya yang masih panas.
"Oke aku mau, tapi sedikit saja."
Pada akhirnya Zaskia pun keluar dari tempat persembunyiannya akibat tergoda dengan mie kuah yang sedari tadi membuatnya ngiler. Jika saja ia adalah orang yang sedang hamil sudah pasti anaknya juga akan ikut ngiler jika tidak keturutan.
Perempuan yang angkuh itupun berjalan mendekati meja dimana Djaka sedang menikmati makan malamnya. Makan malam yang sangat terlambat karena ini bahkan sudah tengah malam.
"Joko, bisa kau ambilkan aku sendok dan garpu lagi!"
"Pakai saja yang ini!" Djaka tentu saja menawarkan sendok dan garpu miliknya.
"Aku gak mau, itu kan bekasmu. Udah gak steril, aku mau yang baru saja."
"Jika kau memang mau yang baru ya silahkan saja ambil sendiri!"bjawab Djaka dengan entengnya.
Hanya saja kini Zaskia berpikir dua kali untuk merealisasikan apa yang ia inginkan. Hanya untuk mengambil sendok dan garpu itu artinya ia harus turun ke bawah dan melewati tangga yang gelap. Dan jujur saja Zaskia sendiri masih teringat cerita menakutkan Djaka yang berhasil membuatnya takut dengan adanya hantu di ruko tersebut.
Dengan kasar kini zaskia merebut garpu dan sendok yang sedang dipegang dan dipakai oleh Djaka. "Sepertinya bekasmu juga tidak terlalu buruk." Tukas Zaskia yang kini berubah pikiran hahnay karena ia takut turun ke bawah.
Djaka hanya bisa menggeleng sambil masih tercengang. Kini ia harus rela memberikan makan malamnya kepada Zaskia karena perempuan itu yang tadinya menolah dengan alasan diet kini justru menghabiskan satu mangkuk mie instan kuah pedas itu dalam waktu yang cukup singkat. Dengan keringat yang mengucur karena kepesadan dan bibir yang bergetar serta berwarna kemerahan kini Zaskia sudah puas, sementara Djaka tak mau ambil pusing, ia justru kembali fokus dengan layar laptopnya sambil menyeruput kopinya.
"Aku lihat kau sangat sibuk. Apakah setiap hari kau seperti ini?" ucap Zaskia yang memberanikan diri untuk bertanya walau awalnya ia merasa ragu.
"Tidak juga, hanya sesekali saja."
"Sebenarnya apa yang sedang kau kerjakan?"
"kau tak akan mengerti,"
"Kata siapa? Aku juga kuliah management bisnis. Aku tau lah…"
"Oh…"
"Hanya Oh? Kau meragukanku? Mau aku buktikan?"
"Tak perlu, aku tak ingin kau merusak pekerjaanku, lebih baik kau tidur saja sana!"
"Cih kau ini sombong banget. Baru bantuin papa Dimitri aja sudah sombong. Sombong itu kalau usaha baksomu itu bisa menjadi sesuatu yang membanggakan."
Mendengar hal itu Djaka hanya tersenyum tipis sambil menarik sudut bibirnya, ia merasa Zaskia lucu karena sampai saat ini istrinya tersebut masih belum tau siapa dirinya.