'Memaafkan bukan berarti melupakan. Luka yang Bapak torehkan terlalu banyak, Pak,' batin Mira, pilu.
Ustadz Azzami memperhatikan Mira dari kejauhan. Lelaki itu tak mengenal siapa orang yang mengobrol bersama Mira. Dan saat gadis itu melintas di depan kantor guru untuk menuju ke asrama, ustadz tampan tersebut hanya bisa memandanginya dalam diam, tanpa berbuat apa-apa.
Sekilas, Mira melirik ke arah Ustadz Azzami yang berdiri mematung di depan kantor guru. Gadis itu bertanya-tanya dalam hati, dia heran kenapa sang ustadz ada di pesantren.
'Bukannya dia udah mengundurkan diri dan pindah ngajarnya, ya?' batin gadis itu, bertanya-tanya.
'Ah, mungkin cuma ada perlu sama ustadz yang lain,' tebak Mira kemudian.
Malam itu dihabiskan Mira untuk beristirahat, agar esok tenaganya kembali penuh, dan bisa bersemangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Gadis itu pun segera terlelap dan terbuai mimpi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com