Tuan Darui memain-mainkan kumis hitamnya yang begitu di banggakan, dan berkata, "Sayang sekali kamu membawanya sudah tak bernyawa, kalau masih hidup, aku bisa mempertimbangkan harga yang pantas. Bagaimana kalau empat puluh keping emas dua puluh keping perunggu?"
"APA?" teriaknya tidak senang.
Bisa-bisanya pria tua itu membeli dengan harga yang begitu menjatuhkannya, jauh dari perkiraan harga burung langka di daftar harga hewan-hewan langka. Yang di katakan ayah memang benar, Tuan Darui orang yang licik.
"Harga burung Robi di daftar harga hewan-hewan langka, bernilai hampir di atas seratus keping emas, apa anda sedang bertindak curang?"
"Maaf sekali, Nona Muda. Burung Robi memang bernilai seratus keping emas, bahkan mungkin lebih di Pasar Gelap. Tapi, saat ini, banyak kolektor burung-burung langka ingin membelinya yang masih hidup," kilahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com