webnovel

TERPAKSA ORANG TUA TURUN TANGAN

Rupanya teman Indy kemarin benar-benar menyebarkan video yang diambilnya tanpa memikirkan konsekuensi. Malangnya, tidak ada yang mengetahui hal tersebut, termasuk Indy maupun Dito.

Hal tak disangka pun terjadi. Video tersebut lewat di beranda sosial media Alin. Alin adalah orang tua perempuan Dito yang tinggal di luar kota. Alangkah terkejutnya ia saat menyaksikan tontonan panas tersebut.

Darah Alin berdesir deras. Dipanggilnya sang suami yang sedang bersantai di depan televisi untuk mengadukan hal ini.

"Mas, lihat, Mas!" Alin tergopoh-gopoh dari kamar menuju ruang TV.

Yugi, suami Alin, lantas saja dibuat heran oleh kelakuan istrinya. Alin menjatuhkan bokongnya dengan sembarang di sebelah Yugi dan mengudarakan ponsel tepat di depan wajahnya.

"Ada apa?" tanya Yugi.

"Ada Dito dan Ira di video ini, Mas,"

Kemudian Alin dan Yugi sama-sama menonton peristiwa di mana Ira mengamuk dan dilihat oleh enam wanita tidak dikenal. Di sana juga ada Dito dan para pria bertubuh tegap yang ikut mengamankan Ira.

"Ada apa ini?" Yugi menjauhkan Handphone, lalu menegakkan tubuhnya.

"Gak tau, Mas. Kayaknya Dito lagi ada masalah sama Ira,"

"Bukannya Dito bilang rumah tangganya baik-baik aja?"

Kerap sekali Yugi dan Alin menghubungi Dito guna memastikan hubungan anak-anak mereka. Selama ini Dito mengakui bahwa dirinya dan Ira masih tetap romantis seperti awal pernikahan keduanya. Dito juga selalu mengarang cerita manis agar orang tuanya tak curiga.

"Mas, telepon Dito sekarang!" pinta Alin.

"Jangan! Lebih baik kita ke rumah mereka diam-diam. Bisa jadi mereka nutupi sesuatu dari kita,"

Saran Yugi dapat diterima Alin dengan baik. Akhirnya perempuan itu berkemas sementara suaminya memesan tiket pesawat.

***

"Ayo, Mas!" Alin melangkahkan kakinya dengan cepat.

Keduanya sudah sampai di kediaman Dito. Alin dan Yugi benar-benar tidak sabar untuk memastikan keadaan anak serta menantu mereka.

Ting nong…

Alin memencet bel.

Tak perlu waktu lama, pintu dibuka oleh seorang pria bertubuh tegap dan berkepala botak. Alin dan Yugi masih ingat betul bahwa sosok itu merupakan orang yang ada di dalam video.

"Siapa kalian dan mau apa?" Ia bertanya dengan nada tegas.

"Kamu yang siapa dan ngapain ada di rumah anak saya?" Yugi berkata tak kalah tegas.

"Saya orang suruhan Pak Dito untuk menjaga rumah ini,"

"Kalau begitu biarkan kami masuk, karena ini rumah kami juga,"

"Iya. Kami orang tua Dito," timpal Alin.

Baru saja Alin dan Yugi hendak menyembulkan diri ke dalam rumah, tapi laki-laki itu memalang tangannya di depan pintu.

"Kami gak bisa memberi ruang orang lain untuk masuk ke rumah ini. Apa Bapak dan Ibu punya bukti bahwa kalian adalah orang tua Pak Dito?" Tanpa ragu, sosok itu berkata demikian.

"Dasar keras kepala kalian, ya!"

Yugi tidak mengerti kenapa putranya melakukan hal ini. Namun, dia tak ingin berdebat dengan beberapa pria di sana. Yugi langsung meraih gawai di sakunya dan menunjukkan foto dirinya bersama Dito.

"Ini aku dan Dito. Kalian sudah percaya, kan? Kami punya urusan dengan Dito dan harus menunggunya di rumah," ucap Yugi.

"Kalau begitu Bapak dan Ibu boleh masuk,"

Pria botak itu tidak tahu jika kehadiran Alin dan Yugi adalah untuk melihat keadaan Ira. Mereka mengira bahwa orang tua itu berada di pihak Dito.

"Di mana Ira, Mas?" Alin spontan syok saat merasakan hawa rumah yang begitu mencekam.

Yugi menggiring istrinya menuju buntut rumah alias dapur. Di sana mereka menemukan sesosok perempuan bertubuh kurus dan rambut tidak beraturan sedang memasak.

"Ira?" lirih Alin.

Merasa terpanggil, akhirnya Ira membalikkan tubuhnya. Suatu keajaiban bagi Ira tatkala melihat wajah dua orang yang begitu menyayanginya.

"Papa, Mama?"

Ira langsung mematikan kompor dan berlari ke arah mertuanya. Ira histeris di hadapan mereka. Tidak menyangka jika Alin dan Yugi akan mengunjunginya.

"Ira, kamu kenapa kurus begini? Muka kamu juga pucat banget." Alin meraba paras menantunya yang kelihatan kendur.

"Kami datang, karena melihat video kamu ngamuk di dapur ini, Ira. Apa yang sudah terjadi?" tanya Yugi.

Air mata Ira semakin deras tatkala Yugi berucap demikian. Tidak tahu dari mana video itu berasal, yang jelas Ira sangat berterimakasih kepada orang yang telah mengabadikan momen menyedihkan tersebut, meskipun niatnya bukan untuk membantu Ira.

"Ira. Kamu kenapa, Nak? Cerita sama Papa dan Mama." Alin semakin yakin jika sudah terjadi sesuatu diantara Dito dan Ira.

"A- aku udah g- gak tahan lagi, M- Ma. Huaaaaa," kata Ira yang tak sanggup dengan keadaan.

Kembali Ira merengkuh tubuh Alin dan menjatuhkan air mata di bahu wanita tersebut.

"Kenapa, Ra? Cepat cerita!" desak Yugi.

Ira pun membawa mertuanya untuk duduk di meja makan. Dengan napas tersengal-sengal, Ira mulai membagikan kisahnya.

"Sekitar empat bulan lalu Mas Dito bawa pembantu baru ke sini. Aku percaya, karena Mas Dito sering marahin perempuan itu, tapi semuanya gak seperti yang kupikirkan Ma, Pa. Ternyata wanita bernama Indy itu pacar Mas Dito. Mereka sengaja akting supaya aku gak curiga,"

Penjelasan Ira membuat sekujur orang yang mendengar jadi merinding.

"Dito punya pacar? Kenapa kamu gak pernah cerita, Ira?" Alin tak terima dengan kejadian ini.

"Handphoneku ditarik Mas Dito, Ma. Sudah dua bulan aku jadi pembantu di sini," balas Ira.

"Mana perempuan yang udah ngerebut suami kamu?" tanya Alin kembali.

"Indy ada di kamarku dan Mas Dito dulu, Ma,"

"Hah? Kalian tinggal bertiga?" Yugi terlonjak kaget.

"Iya, Pa. Dengar-dengar sebentar lagi Mas Dito dan Indy bakal menikah,"

Siapa yang menyangka jika Dito membohongi kedua orang tuanya selama ini. Yugi dan Alin sangat bersyukur, karena video amukan Ira tertangkap oleh mereka. Kalau tidak, mungkin Ira selamanya akan menjadi babu di rumahnya sendiri.

"Mana si Indy itu? Mama mau ketemu dia!"

Seketika Alin meinggalkan kursinya dan berjalan menuju kamar utama. Alin menarik knock pintu yang ternyata tak dapat dibuka.

Yugi dan Ira mengikut dari belakang. Yugi pun tidak sabar ingin memberi pelajaran pada wanita terkutuk itu.

"Buka pintunya, jalang!" pekik Alin.

Indy yang sedang bersantai sontak heran saat mendengar suara asing dari luar sana. Bahkan, sosok itu meneriakkan kata jalang pada dirinya. Indy begitu emosi. Dia pun membuka pintu dan membentak Alin.

"Eh, siapa kalian? Berani banget, ya." Indy melotot melihat ada Ira di belakang sana, kemudian kembali berseru, "Oh, Ira. Dari mana kamu dapat para pembelamu ini, hah?"

Indy mengira jika Ira telah menemukan sosok yang akan membawanya pergi tanpa tahu jika itu adalah orang tua kandung dari Dito.

***

Bersambung

ตอนถัดไป