webnovel

24. BAGAIKAN MENATAP LANGIT YANG TERANG

Di dalam gelap gulita, tanpa cahaya sesuatu di sekitarnya membuat Panji merasa gugup untuk melihat kondisi disekitarnya, bahkan berlari tanpa arah membuatnya kebingungan bahkan, bersiaga didalam kegelapan hingga berhenti berlari saat kecapean Panji mulai jadi. Namun, bayangan hitam keluarlah kedua mata merah yang sangat tajam hingga Panji berusaha untuk berbalik kebelakang bahkan, muncul serangan tombak yang mengerikan bahkan, menghindar dari serangan tersebut. Panji yang akan siap mengeluarkan anak panah ke arahnya walaupun tidak memiliki kekuatan Cryo didalam tubuhnya serta didalam anak panahnya. Hingga Panji pun tidak akan sia-sia dalam menghadapi musuh yang terakhirnya, yang sedang menghajar dirinya yang sangat cepat walaupun Panji sangat cepat menghindar dari serangan apapun serta mengeluarkan beberapa anak panah dengan cepat sehingga musuh mulai merasakan sakitnya pada bagian atas sampai bawah. Lalu, Jui Kuhuan melirik ke arah Panji yang bersiap-siap untuk mengeluarkan satu anak panah, bahkan Jui Kuhuan melihat anak panah melayang ke arahnya hingga menghindar darinya sambil melihat pergerakkan Panji yang begitu cepat. Jui Kuhuan mencoba menghajarnya dengan tombak ke arah Panji, lalu dia menatap mata merah yang tajam ke arahnya

Panji bersiap dengan anak panahnya hingga melepaskannya, serta melihat Juo Kuhuan yang akan menghindar dari serangan tersebut membuat Panji kaget melihatnya lalu, melihat serangan darinya dengan tombak siap menghajarnya bahkan, Panji mengeluarkan pelindung Circlice. Juo melakukan serangan tombak dengan cara menyodong kedepan, namun tidak bisa untuk membunuhnya bahkan, mengeluarkan serangan api yang mengerikan membuat Panji pun menghindar darinya serta melihat dari atas dimana Jui marah sambil melompat hingga menggibas dengan tombak yang tajam walaupun pelindung Panji masih aktif, ketika terjatuh kedaratan, Panji terjatuh bersama Jui Kuhuan sambil berdiri dan menatap di antara mereka.

"dengar bocah, kau tidak bisa berbuat apa-apa bahkan, kau tidak akan bisa keluar dari sini bocah nakal! Kau akan didalam tempat ini bagaikan penjara yang luas, tanpa batas, tanpa orang-orang yang sulit menolongmu, dan kau terjebak sama aku sebelum kau mati ditanganku karena, aku menginginkan cahaya Qilin itu untukku untuk menghancurkan negeri Teyvat dan merampok semuanya",ujar Jui Kuhuan dengan amarahnya yang tiada puasnya kepada Panji

"kau bertujuan untuk membunuhku dan mengambil kedua Qilinku ini? tidak, aku tidak akan pernah menghilangkan kedua mataku ini",ujar Panji sambil membayangi Ganyu dan Keqing yang dicintai sambil menatap musuh dihadapannya,"dengar, aku memang lemah dan aku tidak punya kekuatan yang mereka punya. Tapi..... Aku tidak akan kalah darimu Paman, rasakan ini",ujar Panji sambil mengeluarkan satu anak panah ke arahnya namun, muda menghindar dari serangan tersebut, sambil melihat Jui berhasil memegang leher Panji dengan keras

"ahahahahaha, pemanahmu..... tidak ada gunanya untuk melawanku, bocah nakal sekarang, akan aku mencongkel kedua matamu",ujar Jui Kuhuan yang berusaha mencongkel kedua matanya

"apa? Tidaaaak!",teriak Panji histeris ke arahnya

Jui akan mencongkel kedua matanya dengan mengeluarkan api hitam di jari-jari tangan kanannya, namun muncul serangan mendadak dan berhasil membunuh Jui Kuhuan membuat Panji kaget dan kagum melihat se sosok wanita dengan serba biru dari pakaiannya sampai rambutnya biru maupun senjata jarak dekatnya yang berukuran besar tepat didepan Panji. Lalu, perempuan tersebut melindungi Panji dari serangan congkelan mata, sebagai akhir hayatnya bahkan, perempuan tersebut, Eula yang sedang melihat dirinya terjatuh.

"kau tidak apa-apa kan Panji?",ujar Eula sambil menatap Panji yang sulit berdiri bahkan, Eula akan membantunya untuk berdiri

"aku tidak apa-apa hanya gugup, tapi aku tidak punya kekuatan sama sekali untuk melawan dia",jawab Panji yang mencoba untuk berdiri sambil menghadap Jui Kuhuan yang sedang berdiri sendiri

"bagaimana..... kau bisa masuk kedalam kegelapan ini?",ujar Jui Kuhuan menanyakan dia bisa masuk kedalam dunia kegelapan

"Hmmm, aku lihat ada serbuk kertas hitam dimana-mana. serbuk itu menempel ditanganku, lalu aku mencoba mencuci disungai dan tiba-tiba saja, aku mendengar anak panah dari bawah air, yang berasal dari Ganyu dan Panji. Tapi, setelah diselidiki olehku, ternyata Panjilah yang sedang menghindar dari seranganmu, Jui Kuhuan. Selain serangan anak panah dari Panji, sekarang aku akan melawanmu, Jui",jawab Eula yang sudah memecahkan untuk mencari musuh dan Panji didalam kegelapan

"Hmmm, kau ini!",ujar Jui Kuhuan yang tampak kesal mendengar jawaban dari Eula namun, mengingat kemarin saat terjadinya serangan Panji yang mencoba menyerang gerhana bulan terbelah menjadi dua,"Padahal kekuatanku berasal dari gerhana bulan tapi, sudah mengetahui jejak aku kesini gara-gara bocah nakal itu menghancurkan kekuatan gerhana bulanku",ucap didalam hati Jui Kuhuan sambil menatap mereka berdua dengan kedua matanya tajam sambil menyodong tombak ke arah mereka,"akan aku bunuh kau kalian berdua, Rasakan ini!",ujar Jui Kuhuan sambil mengeluarkan serangan mengerikan ke arah Eula dan Panji

"Panji! Awas!!!",ujar Eula yang memberi peringatan kepadanya lalu, melihat Panji berhasil menghindar dari serangan Jui

Panji melihat Jui Kuhuan maju dengan tombak tajamnya bahkan, mendarat sambil melihat dia sedang berpaling ke arah dirinya dan Eula, membuat Jui Kuhuan kesal dengan mereka sambil mengeluarkan bola api ke arah mereka dengan cara melemparkannya. Eula dan Panji mencoba untuk menghindar dari serangan tersebut, lalu melihat bola api meledak besar sehingga, mereka bising dan Eula tidak bisa fokus ke arah pergerakkan musuh yang berada didepan. Eula melihat Jui dengan sedikit jelas sedang maju dan menghajarnya dengan tombak lalu, dia menghindar darinya sambil menggibas dengan pedang besarnya ke arah Jui Kuhuan, Panji tidak hanya diam saja bahkan, bersiap untuk melepaskan satu anak panah ke arah Jui Kuhuan namun meleset. Bahkan, Panji mengikuti pergerakkan mereka berdua yang sedang bertarung antara tombak melawan pedang besarnya, hingga Panji bersiap melepaskan satu anak panah lagi hingga fokus dalam pergerakkan Jui kemana dia pergi. begitu satu anak panah dikeluarkan, musuh mengenai serangan yang dilakukan Panji, satu anak panah dan kena dibagian tubuh perut samping membuat Jui Kuhuan sakit dibagian samping perut kanan. Jui merasa sakit dibagian perut kanan, Eula kaget melihat musuh merasakan sakit akibat anak panah yang dikeluarkan olehnya bahkan, Jui bangkit lagi dari seragan yang dilakukan Panji dari arah samping dengan tombaknya. Lalu Panji mengeluarkan satu anak panah lagi ke arah Jui, namun serangan tersebut meleset saat Jui menghindar darinya, Eula berusaha menggagalkan untuk membunuh Panji. lalu, Jui muncul dari arah samping kiri Panji sambil menangkap Panji bahkan, Panji berhasil menghindar darinya bahkan, bersiap mengeluarkan jarum es disela tangannya hingga Jui membeku dan tidak bisa bergerak sama sekali membuat Eula kaget dan bersiap untuk membunuh Jui didalam bekukkan es. Lalu, menggibasnya dari atas kebawah hingga mengenainya, Jui merasakan sakit pada bagian perut samping hingga mencoba untuk melepaskan anak panahnya bahkan, bersiap dalam menyerang Panji sambil menatap Eula yang melayang di udara dan memegang pedang besarnya, Panji kaget melihat es yang dikeluarkannya meleleh bahkan, tangan kanannya menahan serangan pedang besar Eula bahkan, Jui Kuhuan pun melepaskan pedang bilik Eula sambil melompat untuk menghindar kebelakang.

"baiklah, kalian berdua! Tidak ada gunya",ujar Jui Kuhuan sambil menunjuk ke arah Panji,"dan kau bocah nakal, kau akan aku bunuh! Dan kedua matamu akan diambil sebagai kekuatanku. Aku menginginkan itu bocah nakal! Karena, itu",ujar Jui Kuhuan sambil memegang tombak dan memeras tombak tersebut dengan kuat hingga sudut tombak tajam ke arah Panji,"aku akan membunuh kau duluan, rasakan ini!!!",tambahnya sambil berlari dan bersiap membunuh Panji dengan tombak bahkan, melihat Panji sedang gugup melihat dirinya bersemangat untuk membunuh

Panji sedikit gugup dan mencoba menahan serangannya dengan satu anak panah ke arahnya, namun tiba-tiba muncul tiga anak panah sekaligus mengenai serangan tersebut saat tombak Jui Kuhuan sampai di depan. kemudian, Panji melihat ke arah samping, yang ternyata Ganyu membuat sedih kedatangan sang Kakak tiri yang menolong Adiknya terjebak didalam kegelapan. Ganyu yang telah membunuh Jui Kuhuan namun, rasa sakitnya mampu ditahan dari Ganyu hingga Eula merasa aman dari Jui Kuhua.

"Kakak!!!",ujar Panji melihat Ganyu muncul secara tiba-tiba

"kau, menculik adikku, penjahat",ujar Ganyu dengan rauk muka marah kearah Jui Kuhuan

"Ganyu, syukurlah kau datang rupanya",ujar Eula sambil beridiri dan menghadap Jui Kuhuan

"kau... kau tidak berguna, ini tidak mungkin! kenapa..... kenapa kau..... bisa datang kesini.....?",ujar Jui Kuhuan kesal melihat Ganyu mampu masuk kedalam kegelapan

"aku kesini..... melihat kedua bukumu, Panji",jawab Ganyu sambil menatap Panji yang berada disampingnya

"aaaah, buku aku?",ujar Panji yang heran mendengar jawaban dari Ganyu,"buku..... aku...? Jangan-jangan, Kakak bisa masuk lewat sesuatu dengan teratainya",ujar Panji didalam hati sambil membayangkan kedua buku tentang Qilin dan manusia dan bunga teratai ditengah purnama

"menyerahlah, penjahat. Kau sendirian,sementara kami bertiga untuk menangkapmu",ujar Eula sambil menyodong pedang besarnya ke arah Jui Kuhuan yang sedang serius namun, dia mundur kebelakang membuatnya heran sikap Jui Kuhuan yang misterius

"Hmmm, ini belum berakhir. Aku.... Aku akan membalas kalian bertiga",ucap Jui Kuhuan sambil menunjuk ke arah mereka dengan tombaknya dan menyodong ke atas sambil mengetuk kebawah hingga mendengar aungan serigala hitam, Riu Bei dari belakang,"kalian dengar itu, kalian tidak akan bisa mengalahkan hewan buasku",ucap Jui Kuhuan yang memanggil hewan serigala, bahkan muncul mata merah yang besar dan tajam,"Riu Bei serang mereka!!!!",tambahnya

Mereka melihat serigala hitam bercahaya biru dari kekuatan Panji yang terserap sehingga Riu Bei mengeluarkan api hitam dan biru membuat Panji kaget melihat kekuatan Riu Bei bertambah kuat. Eula dan Ganyu akan melawan Riu Bei, Panji bersiaga walaupun memiliki kekuatannya hanya Qilin saja bahkan, melihat bola api hitam mulai membesar hingga Eula menyuruh Ganyu dan Panji untuk menghindar dari serangan tersebut. Lalu, Panji akan mengeluarkan serangan anak panah sebagai umpannya atau menarik Riu Bei menyerang dirinya hingga Eula tau taktik yang dilakukan oleh Panji. Jui Kuhuan tidak hanya diam saja, dia akan membunuh Panji dengan tombaknya, Panji melihat serangan Jui dari samping kanan dengan mencoba menusuk, hingga melihat Panji berhasil menghindar dan melompat serta menghindar dari serangan tersebut. Sementara itu, Ganyu melihat Panji melompat-lompat, dimana Jui akan membunuh Panji bahkan, Ganyu akan membantu Panji yang sedang dikejar olehnya. Eula tau bahwa, kekhawatiran Panji bagi Ganyu sangat penting, hingga membolehkannya untuk membantu Panji yang sedang dikejar dan melakukan baku tembak dengan satu anak panah namu, tiba-tiba Panji terjatuh sambil mengerahkan pemanah dan bersiap untuk mengeluarkan anak panah. Jui berjalan sambil melihat Panji terjatuh serta memegang satu anak panah untuk siap menembak bila Jui akan menusuk ketubuh Panji.

"menyerahlah Panji, kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi",ujar Jui hingga siap menusuk tubuh Panji dengan tombak,"sekaran, Qilin milikku!!!!",tambahnya sambil siap menancap tubuh Panji namun, muncul cahaya biru Qilin yang membuat dirinya silau sambil mundur dan berteriak histeris

Panji pun melihatnya hingga pergi namun, musuh menyadari sambil mengejar Panji dari belakang samping hingga Ganyu datang sambil mengeluarkan satu anak panah ke arahnya hingga membeku. Panji melihatnya sambil menemui Ganyu yang berada didepannya hingga berada disamping sambil melihat Jui Kuhuan mencoba untuk bangun serta mencoba untuk menyerangnya lagi dengan maju hingga menghajar mereka berdua, Panji tetap mengeluarkan satu anak panah ke arahnya hingga Jui Kuhuan merasakan sakit di bagian perut samping sampai kaki. Ganyu mencoba untuk mundur karena, Jui mengejar dan membunuh Panji bahkan, menyuruh Panji mundur agar dapat mengenai sasaran dia dengan mutiara yang dikeluarkan oleh Ganyu membuat Jui kaget dengan kekuatan tersebut.

"Apa?! Apakah... itu Qilin Juga?!",ucap Jui Kuhuan dengan rauk muka menggeleng kepala,"ini.... Qilin yang benar, bukan Qilin pada bocah itu!!!!",tambahnya sambil menghadap Ganyu dan Panji

"hey! kalau kau mau Qilin, ambillah!!!!",ujar Panji dengan wajah marah kepada Jui

Jui kebingungan mendengar perkataan Panji namun, beberapa saat bongkahan es mulai bermunculan hingga Jui Kuhuan merasakan ingin di hancurkan oleh bekukkan es dari atas dan menumpah tindih ke arah Jui Kuhuan hingga berteriak histeris saat melihat serangan bongkahan es mengenainya sampai tewas. Lalu, mereka pergi untuk menemui Eula yang sedang bertarung sendirian melawan Riu Bei yang mengeluarkan api hitam bahkan, berusaha untuk menghindar dari serangan tersebut. Panji akan mencoba mengeluarkan satu anak panah namun tiba-tiba saja, kekuatan yang dimilikinya sudah ada membuat Panji senang hingga bersiap untuk membunuh serigala hitam yang sedang membunuh Eula yang berusaha menghindar ke arah samping, begitu dilepaskannya satu anak panah hingga berhasil dibekukkan.

"bagus Panji, sekarang kekuatanmu sudah terkumpul rupanya",ujar Eula yang telah melihat Panji mengeluarkan satu anak panah ke arah Riu Bei yang sedang membeku

"ahaah,iya Kak dia sudah tewas Kak",jawab Panji sambil bersiap-siap untuk mengeluarkan satu anak panah ke arah depan hingga membeku lagi

Panji melihat Riu Bei yang membeku bahkan, Eula muda untuk membunuhnya beberapa ratus mapun ribuan untuk bisa menghancurkan tubuh Riu Bei. Namun beberapa saat, beku perangkap musuh mulai memudar hingga Eula beursaha untuk mundur kebelakang sambil menggantikkan Ganyu untuk mengeluarkan serangan anak panah hingga membeku walaupun bekunya hanya sebentar, lalu Riu Bei akan membalas serangan yang dilakukan oleh mereka, mengeluarkan bola api hitam hingga Ganyu dan Panji berusaha mundur kebelakang. Lalu, Eula berada didepan sambil mengeluarkan serangan pedang ke arahnya bahkan, Ganyu dan Panji tetap mengeluarkan serangan anak panah walaupun Ganyu sangat cepat mengeluarkan tiga anak panah dalam satu ketukan sementara Panji hanya dengan satu anak panah bisa menembus kedalam tubuh musuh hingga membeku. Riu Bei merasa sakit yang dilakukan Panji,satu anak panah saja terkena serangan beku dan tembus kedalam tubuh Riu Bei, membuatnya ingin membunuh Panji sambil berteriak histeris.

"Panji awas! Dia akan menyerangmu",ujar Eula yang melihat Riu Bei akan menghajar Panji dengan bayangan cakra hitam

Ganyu akan mencoba menyerangnya dan berhasil menggagalkannya dengan satu anak panah, bayangan cakra yang dimiliki Riu Bei sudah menghilang hingga Panji merasa lega melihatnya sambil lari dan mendekati Ganyu. Namun, Riu Bei masih tetap bisa berdiri sambil melihat mereka bertiga yang telah berkumpul.

"bagus Ganyu, dia membeku",ujar Eula yang senang melihat Ganyu mengeluarkan satu anak panah ke arah Riu Bei

"tapi, dia masih menghadap kita Kakak",ujar Panji melihat Riu Bei sambil berteriak histeris hingga Panji melihat bola api hitam muncul seketika di atas kepala Riu Bei membuatnya terkejut,"Kakak hati-hati!!!",tambahnya sambil menghindar bersama-sama

"waaah, makhluk itu tidak mau menyerah rupanya,"ucap Eula dengan kesal terhadap Riu Bei sambil maju kedepan dan menggibas dengan pedangnya

"Panji kita harus berhati-hati, mungkin dia mengeluarkan bola api terus ke arah kita",ucap Ganyu yang berusaha untuk menghindar

"baiklah, kita harus mengeluarkan beberapa anak panah dan pasti akan beku Kakak Ganyu, aku harus berfikir",ucap Panji hingga berhenti menghindar sambil melihat Riu Bei sedang mengejar Eula

Panji melihat Eula sedang mengumpan musuh, sementara Ganyu akan menyerangnya dengan satu anak panah hingga tiga anak panah ke arah Riu Bei, hingga Panji bersiap melepaskan tiga anak panah ke arah Riu Bei dan menjadi beku. Panji melihatnya hingga Ganyu dan Eula melihat Riu Bei membeku dan tak berjalan. Bahkan, mereka mundur dan menemui Panji yang telah berhasil membunuh serigala hitam, Panji pun melihatnya hingga tiba-tiba terdengar pecahan es hingga aungan keras Riu Bei terdengar oleh mereka bertiga. namun, Panji membayangi cerita atau dongeng sang Ayahanda yang telah meninggal dunia mengingat buku dongeng kesayangan Panji, bunga teratai di tengah purnama.

"ingat Panji, bunga teratai sangatlah indah dimalam hari karena sinar purnama di malam hari, di belakang halaman rumah kita ada bunga teratai yang indah, Panji. yuk kesana sama Papap",ujar Aji yang senang ingin mengajak Panji keluar rumah sambil melihat bunga teratai biru bercahaya dimalam hari

"waaaah, Papap! Papap! Kenapa bunga teratai bercahaya di sinar malam hari?",ujar Panji kagum melihat cahaya bunga teratai biru dimalam hari

"itulah, bunga teratai selalu bercahaya karena, dia memerlukan itu Panji. Bulan sebagai penerangnya dan bunga teratai biru untuk menjaga keindahannya dimalam hari Panji",jawab Aji dengan senyumannya kepada Panji yang bengong

"indah sekali bunga teratainya Papap",ujar Panji hingga mencabut bunga teratai biru tersebut namun, ditarik lengannya oleh Aji

"Panji, jangan memegang bunga itu, nanti rusak dan tidak akan berkembang lagi",ujar Aji dengan tatapan tersenyum

"begitu ya",jawab Panji dengan pelan hingga melepaskan tangkai bunga teratai biru yang bersinar dimalam hari

"Hmmm, kau tidak boleh mencabutnya, Papap tidak berani untuk mencabut bunga seindah gini, Papap.... tidak tau asal bunga indah ditempat ini yang indah ditengah bulan purnama",ujar sang Ayahanda kepada Panji hingga Panji menyadarinya sambil membuka kedua matanya

Panji menyadarinya sambil melihat Riu Bei yang siap menerkan Panji, membuat Eula tidak bisa berbuat apa-apa hingga melihat musuh berhasil menerkan Panji membuat Ganyu kaget melihat kejadian tersebut sambil mengeluarkan air mata. Eula pun menutup kedua matanya hingga bersiap untuk menghajar Riu Bei yang telah berhasil membunuh Panji, namun dia mengalami kesulitan untuk membunuh Panji dengan menerkam Panji bahkan, tibalah cahaya biru yang berada di dalam menerkam Riu Bei. Panji pun akan mencoba menahan serangan tersebut sambil memegang satu anak panah yang bisa membuat Riu Bei pening, lalu Ganyu melihat Panji keluar dari serangan tersebut hingga melihatnya mndur dengan cara melompat dan mendekatinya dari samping. Eula merasa lega melihat Panji yang telah berhasil memusingkan Riu Bei dengan melepaskan anak panah pembekku bahkan, keluar dari sarangan jebakkan olehnya.

"syukurlah, kau selamat rupanya dari serangan itu, Panji. Kalau tidak kau akan mati didterkam olehnya",ujar Eula yang heran dan senang melihat Panji mampu keluar darinya

"Hmmm, dia tidak bisa berbuat apa-apa Kakak, ternyata dia tidak memiliki kekuatan Cryo hanya api hitam saja yang dia punya",ujar Panji yang semangat untuk membalas serangan ke arah Riu Bei sambil menghadap Ganyu sedikit dan menghadap Riu Bei,"Kakak, apakah tau tentang isi buku itu yang Kakak baca?",tambahnya

"iya, kenapa Panji?",ujar Ganyu yang heran menanyakan tentang buku dongeng miliknya

"Kakak punya teratai di dalam jurusnya?",ujar Panji sambil melompat dan memanah Riu Bei

"tentu",ujar Ganyu kepada Panji yang sedang mengeluarkan anak panah ke arahnya

"aku akan mengumpan dia, lalu saat dia membeku, Kakak harus keluarkan jurus teratai itu dan aku akan mengeluarkan mutiara milikku untuk membunuh...",ujar Panji dengan panjang lebar ke arah Ganyu

"baiklah, aku paham Panji",Ganyu menyetujui rencana tersebut lalu, melihat Eula sedang mengejar dan menggibas Riu Bei dengan pedang besarnya hingga siap memanah ke arah Riu Bei

Begitu Ganyu mencoba mengeluarkan satu anak panah, Riu Bei merasakan sakitnya bahkan, membeku dari luar membuatnya tidak bisa bergerak hingga Eula mampu untuk membunuhnya dengan muda dengan beberapa serangan kearahnya. Tak lama kemudian, Riu Bei mulai melepaskan bekukkan es tersebut, membuat Eula terkejut melihatnya hingga melihat serangan bola api hitam didalam mulutnya dan mengenainya sambil terlempar kebelakang. Panji kaget melihatnya hingga menolong Eula dimana dia terkena serangan musuh, sambil menemuinya hingga berusaha mengobatinya.

"Kak Eula! Kau tidak apa-apa kan Kakak?",ujar Panji yang sedang berlari dan menolong Eula

"aku..... tidak..... apa.... apa.... Panji",ujar Eula yang senang melihat Panji sedih,"kau harus kuat untuk melawan makhluk itu..... Panji, walaupun uhh....",ucap Eula sambil memegang perut samping dan menahan rasa sakit tersebut sambil tersenyum kepada Panji,"Kakak.... Kakak memang pemarah kepada semua orang, Panji. Aku sudah merasakan sakit ini.... tapi, saat bertemu kau..... kau tidak marah padaku",tambahnya

"aku tidak mengerti, tapi..... aku mengerti betapa Kakak marah kepada mereka, tetapi mereka mengerti walaupun mereka tidak ditepati janjinya, tapi mereka akan mengerti disuatu saat nanti",ujar Panji sambil tersenyum kepada Eula,"aku akan mengobati Kakak",tambahnya sambil mengobati Eula di tempat yang sakit

"aah, tidak apa-apa aku baik-baik saja Panji, kau lanjutkan saja untuk melawan Riu Bei",ucap Eula kepada Panji yang melihat pergerakkan Riu Bei kesuatu tempat untuk membunuh Ganyu yang sedang mengeluarkan bunga teratai bahkan, Riu Bei terjatuh saat bunga yang dikeluarkannya meledak dan pening

"oh, Kak Ganyu punya bunga teratai seperti itu, aku akan pergi menolongnya",ujar Panji dengan rauk wajah semangat untuk membantu Ganyu yang sedang menghindar dari serangan Riu Bei

Panji akan mengeluarkan tiga anak panah hingga melepaskannya ke arah Riu Bei dan membeku, membuat Ganyu kaget sambil melihat Panji yang telah mengenai Riu Bei yang terjebak dan menemui Panji tepat didepan mata.

"apakah kau melihatnya Panji?"ujar Ganyu kepada Panji

"iya, aku melihatnya Kak, sekarang, kita akan mulai melawan dia",ujar Panji melihat Riu Bei berhenti dan menatap ke arahnya dengan tajam

Ganyu akan mengeluarkan bunga tertai dan melepaskannya kedepan, sementara Panji mengeluarkan mutiara Qilin dan berada di atas bunga teratai membuat Panji kagum dengan keindahan Teratai di tengah purnama. Riu Bei melihat keindahan tersebut sambil menghancurkannya dengan cangkramnya namun, dia terjebak saat bulan Qilin dan bunga teratai terang benderang, mulai meledak dan merasakan pening olehnya. Panji dan Ganyu bersiap untuk penyerangan terakhir ke arah Riu Bei yang sedang lengah saat bekunya mulai meleleh, lalu cahaya di sudut anak panah yang siap melepaskan serangan ke arah Riu Bei yang siap mengeluarkan serangan lima bola api hitam di atasnya, namun lima bola api hitam akan menyatu lagi dan bersiap untuk melepaskan ke arah mereka berdua. Panji dan Ganyu melihat bola api hitam yang mengerikan, kemudian melepaskannya saat bola api hitam mencoba untuk menyerang mereka berdua yang akan melepaskan meteor ice ke arahnya yang bercahaya putih tulang dengan biru mudanya. cahaya memenangkannya, kegelapan menghilang di telan oleh cahaya meteor yang mengerikan didalam kegelapannya, Rui Bei melihat cahaya tersebut hingga menusuk dengan anak panah. semakin serangan meteor ice mulai mendekat, Riu Bei berteriak histeris hingga Panji dan Ganyu mundur dan berada di samping Eula yang terbaring, cahaya kegelapan telah diselimuti oleh cahaya putih kebiruan muda yang akan membunuh Riu Bei yang sangat sadis membuat Panji dan lainnya tidak bisa melihat apa-apa hanya cahaya putih yang menyelimuti mereka bertiga selama didunia kegelapan. Tak lama, kedua mata Panji memandang kelangit malam sambil memandang bulan purnama yang indah dan cahaya ditengah malam hari, namun Ganyu melihat tubuh Panji kembali seperti semula yang sedang memandang sang bulan terbit hingga mencoba untuk mendekatinya dari depan.

"Panji, kau sudah normal",ujar Ganyu dengan senyum namun, melihat tubuh Panji tidak bisa bergerak bahkan, kedua matanya tidak ada bola mata membuatnya kebingungan,"apa yang..... apa yang terjadi? Panji! sadarlah! Panji! Ini Kakak, Kakak tiri",tambahnya

"apa yang terjadi..... Ganyu?", suara Eula mengecil sambil berdiri dan melihat rauk muka Panji yang tidak bisa bergerak dan membuatnya kaget

"Dia di alam lain Ganyu",ujar Qiqi yang sudah mengetahuinya bahkan, melihat bulan bersinar terang yang menderang serta melihat bunga teratai yang menyala biru termasuk mata air sungai yang bercahaya biru tua kehitaman di belakang warna biru serta menatap bulan purnama,"dia...",ujar Qiqi hingga menatap Ganyu yang sedih,"Qilin, mengambil nyawa Panji",tambahnya

"apa?! Bagaimana bisa?",ujar Ganyu kaget mendengar perkataan Qiqi,"tidak.... itu tidak mungkin.... itu tidak mungkin.....",tambahnya dengan tangisan dikeluarkan

"mungkin, dia melihat sebuah takdir baginya, bagaikan menatap langit yang terang, dia merasakannya. Dia tidak pernah putusnya dengan takdir yang dia lihat menjadi nyata, sebuah Qilin milikmu Ganyu. Dia mendapat dan merasakan sesuatu darinya yang dia lihat",ujar Qiqi yang sudah merasakannya melihat ke atas udara angin malam sambil menatap sang purnama bercahaya putih berbiru muda

"Panji..... dia tidak apa-apa Qiqi?",ujar Keqing yang mencoba berjalan sambil melihat Panji berdiam berdiri dan menatap langit,"dia kenapa?!",tambahnya

"aaah, dia tidak apa-apa hanya takdir illahi yang bisa dilihat olehnya",ujar Qiqi hingga berpaling kebelakang

"Panji, kau bisa melihat Qilin.... itulah takdirmu melihat keturunanku, setengah Qilin setengah manusia kau bisa merasakannya",ujar Ganyu dengan bernada pelan sambil memeluk Panji yang sedang berdiam diri

Ganyu memeluk Panji dari belakang, hingga Panji merasakan sesuatu dipundaknya setelah bangun dari tidurnya, bahkan melihat kedepan muncul bayangan hitam yang merupakan seekor kuda bertanduk dan mengubah dirinya menjadi naga bertanduk. Selain itu, ada dua orang diantara samping kiri yang merupakan Ayahanda Panji yang sudah meninggal, Aji dan seorang Kiai misterius, Kiai Dhalan Zidan yang merupakan seorang Kiai yang datang ke negeri Liyue sambil memberi sambutan kepada Panji.

"kau sudah melihatnya, anak muda",ujar sang Kiai kepada Panji

"oh, iya, aku merasakannya dalam takdir ini, Bapak",ujar Panji kepada sang Kiai

"iya, dua diatas satu dunia, Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh. Itulah yang kau harus pegang tiga macam yang sangat penting bagimu untuk mereka, diantara satu negeri bertahta yang terhormat dan makmur dengan negeri jantung yang termashur dan Subur, kau sudah melihatnya, dan merasakan kekuatan itu, adalah takdir illahi yang kau miliki, janganlah melawan takdir karena, akan merusak akidahmu dan akhlakmu, Panji",ujar sang Kiai yang senang,"namun, satu hal yang harus kau hadapi ditempat ini, bayangan asap naga hitam berlingkaran merah sampai hitam, tipis, dan berjajar. Orang-orang disana tidak bisa untuk melumpuhkan dengan berbagai obat. Takdir illahi penyebaran seperti ini, membuat negeri jantungmu akan mati tersiksa, jumlah kematian tidak seberapa dinegeri Teyvat walaupun populasi ditempat itu, sedikit tapi makmur karena, obatnya yang misterius. Di negeri ini, orang-orang menganggap penyakit kosong, padahal penyakit itu, muda menular berbagai hal, virus yang sulit terdeteksi, orang-orang awam yang tidak mau mempercayainya dan kena bahkan seterusnya. Kau yang bisa membunuh asap hitam itu, tampak seperti penjahat di negeri bertahta itu, sebelumnya maupun sesudahnya",ujar Kiai yang memberi tau tentang musuh yang akan dihadapi Panji selanjutnya

"iya, aku akan menghadapinya",ujar Panji kepada sang Kiai

"Panji, kau sudah melihatnya dan merasakan takdir itu yang kau lihat",ujar Aji

"Papap, sebenarnya apa yang terjadi dengan Papap?",ujar Panji dengan rauk muka sedih sambil menatap Ayahanda Panji, Aji

"kau tau, bayangan hitam, yang diberitahu oleh makhluk itu?",ujar Aji,"dia, mencoba memberi tau tentang aku nak",menjawab kepada Panji dengan melihat rauk muka senang bercampur sedih

"jadi, Papap..... yang memakan ular itu didalam hutan dan sampai di negeri itu?",ujar Panji

"iya, kau sudah takdir disana, melatih pemanah dengan perempuan bermata mutiara sera bertanduk hitam",ujar Aji

"itu Kak Ganyu",jawab Panji dengan nada sedikit pelan

"hhmmm, kau kenal dengannya Panji. Ayah bangga punya Kakak sulung dan itu, yang memelukmu dari belakang hingga kau mampu merasakannya. Bahkan, Kakak penengah, tanduk ungu bermata purple Persian, yang tajam dan mencoba mengganggumu di suatu tempat",ujar Aji kepada Panji

"Papap tau dari siapa?",ujar Panji,"itu Kan.... Kakak Keqing, Papap",tambahnya

"iya, selama ini, kau sudah mengetahuinya",ucap Aji kepada Panji yang sedang mundur kebelakang

"baiklah Panji, aku dan Ayahmu akan pergi dari sini, karena takdir sudah dimiliki kepada dua orang itu",ujar Kiai kepada Panji,"selamat tinggal Panji",ujar Kiai kepada Panji

Panji melihat sang Ayahanda mundur dan menghilang begitu saja bersama Kiai Dhalan Zidan, yang tersisa adalah Qilin yang mencoba untuk beridiri sambil menghadap Panji yang sedang melihat dirinya untuk berdiri. Lalu, kedua tangan Panji melebarkannya kedepan dan membuka telapak tangan tersebut dan tiba-tiba saja, muncul lingkaran Qilin yang sama dengan dirinya membuat Panji senang mampu memegangnya. Sang mutiara melayang di kelopak tangan Panji yang terbuka, lalu Qilin menutup kedua matanya hingga Panji mengikuti pergerakkan Qilin dan menutup matanya dengan pelan. arwah Panji pergi dari pertemuan mereka hingga sang arwah Panji masuk kedalam jiwa raga Panji sambil mengeluarkan qilin ditangannya, membuat Qiqi, Xiao, Zhongli, Ningguan, Shenhe, hingga yang lainnya kaget melihat kehadirat Qilin ditangan Panji. Ganyu terkejut melihatnya bahkan, melihat kelopak matanya muncul seketika membuat Ganyu senang sambil tersenyum dan mengeluarkan Qilin di kedua tangannya.

"Panji, kau sudah kembali rupanya",ujar Ganyu didalam hati sambil mengeluarkan Qilin namun, Panji mampu memegang satu tangan untuk memegang Qilin

"Kak, Qilin ini harus bersatu padu dengan Kakak",ujar Panji dengan satu tangan mampu untuk memegang mutiara Qilin tersebut

"boleh Panji",jawab Ganyu kepada Panji

kedua qilin, mulai menyatu hingga ukurannya besar dan melayang di udara, semua orang terkejut melihatnya, hingga terbang ke udara dan tak lama kemudian menghilang serta muncul rasi bintang yang sangat banyak. Xiangling, Chongyun, dan lainnya termasuk Paimon terkejut melihat panorama indah di langit bumi tersebut yang muncul beribu-ribu bintang.

"waaah, indah sekali di tempat Panji ini. Tidak mau kalah di negeri kami",ujar Chongyun melihat beribu bintang di udara malam

"iya, keren banget Panji dan Ganyu",ujar Xiangling melihat pemandangan indah di atas langit berbagai bintang

Mereka pun bersantai sambil melihat pemandangan bintang yang sangat banyak dibandingkan yang lain, lalu Panji melihat bulan purnama yang tampak cahaya terang benderang mengingat sang Ayahanda pergi kerahmatulloh. Namun, Panji sedih mendengar dan melihat Ayahanda telah pergi dengan ikhlas, lalu Panji merasa senang menemui Ganyu maupun Keqing sebagai Kakaknya untuk menggantikkan Ayahanda yang telah pulang. Setelah itu, mereka kembali ke tempatnya masing-masing, lalu Panji memeluk Eula sebagai perpisahan untuknya karena, yang telah membantu Panji melawan musuh.

"terimakasih Kak Eula, Kakak menolongku",ujar Panji merasa senang hingga Eula memeluknya

"aaah, Panji! Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, kau bisa bertemu denganku nanti?",ujar Eula sambil tersenyum sambil memegang pipi Panji yang halus

"iya, kapan-kapan aku bersama Kakak untuk menemui Kakak di Mondstadt",jawab Panji hingga Eula menangis karena Panji hingga melepaskannya

Setelah itu, tinggal Ganyu dan Keqing yang tersisa hingga wajah Panji memerah melihat mereka berdua, namun Ganyu tetap ingin di rumah Panji karena, Keqing sudah menjaga Panji pada malam hari dan menemaninya di saat genting maupun malam.

"ya udah Panji, Kakak pulang dulu ya?",ujar Keqing kepada Panji sambil melambaikan tangan kepadanya dan Ganyu disampingnya

"yuk Panji, waktunya tidur nanti besok kita kesana lagi ya sama Kakak?",ujar Ganyu sambil menggaruk kepala Panji dan tidur di sampingnya

ตอนถัดไป