Iska dan Ethan adalah teman sekelas sewaktu Sekolah Menengah Kejuruan yang sama dibidang elektro. Ethan termasuk murid pintar di jurusan karena mendapatkan peringkat terbaik berturut-turut dari kelas 1 hingga kelas 2, sedangkan Iska yang notabenenya murid duduk bangku belakang dan kerjaannya hanya bermain game RPG sepanjang waktu hingga tau kapan event ini dan itu akan berlangsung.
Kemunculan MagickaOnline membawa dampak besar kepada industri game yang ada didunia untuk membuat game sejenis tetapi tidak ada yang mampu. Meskipun game MO digemari banyak orang, sebagian dari mereka meninggal dunia karena terlalu asik dengan dunianya sampai lupa untuk kembali ke dunia nyata dan berkehidupan layaknya manusia.
Iska selalu mengajak Ethan untuk bermain game MMORPG kesukaannya dengan smartphone mereka. Iska yang ahli di bidang RPG pun mengajari Ethan cara bermain game RPG mulai dari cara menaikkan level, memilih senjata yang bagus, serta kombinasil skill setiap serangan yang efektif untuk boss-boss tertentu hingga cara mengalahkannya. Iska dan Ethan bermain hingga mereka menjadi begitu akrab satu sama lain.
Meskipun Iska mengajak Ethan bermain game, ia tidak lupa untuk mengingatkan temannya untuk belajar agar tidak menjadi sepertinya. Sisi lain Ethan yang hanya diketahui keluarga dan Iska pun tidak pernah tampak didepan umum. Tetapi, Kematian Ethan meninggalkan kenangan sekaligus luka untuk Iska karena sudah menjadi teman satu-satunya didalam kehidupan nyatanya.
Kembali ke masa sekarang, dimana Iska dan Fram berjalan bersama menuju ke desa ketiga yaitu, Terrania. Iska yang tampak murung dan berduka didekati oleh Fram.
Fram : "Iska? Ada sesuatu?"
Iska : "Tidak ada, Hanya saja pikiranku menghantui perasaanku."
Fram : "Baiklah, Jika kau butuh aku, bilang saja."
Iska : "Baiklah"
Matahari hampir tenggelam dan mereka menemukan Penginapan kecil dipinggir jalan yang ramai oleh pengelana. hanya ada penginapan dan gudang kecil disana. Iska dan Fram segera masuk dan melihat para pemain yang berkumpul untuk segera menyelesaikan Line ketiga yang ada diperjalanan sepanjang hutan rimbun ke arah terrania.
Iska dan Fram segera memesan kamar dan masuk kedalam kamar tersebut. Sistem game sedikit ada perubahan mulai dari senjata combat dicabut dan regenerasi magicka yang sedikit dikurangi, serta party boleh mengajak membernya kedalam kamarnya. Ide yang terakhir termasuk cukup melegakan player karena harga menginap untuk satu player cukup mahal.
Iska segera masuk dan membuka kamarnya yang cukup untuk dua orang tinggal. Fram mengikuti Iska dan langsung menuju tempat tidur mereka berdua. Iska segera menarik Fram yang merebahkan badannya dari tempat tidur.
Iska : "Di MagickaOnline, menyediakan fitur untuk mandi."
Fram : "Apa gunanya mandi digame??"
Iska : "Kau lihat ke arah kanan atas, itu ada efek yang bisa dihilangkan dengan mandi."
Fram : "Iyakah? Kenapa sampai begitu?"
Iska : "Entahlah, yang pasti untuk menghilangkan gerah atau semacamnya yang mirip dengan dunia nyata."
Fram : "Hmm...Begitu yah? Baiklah. Jangan mengintip!"
Iska : "Kenapa aku harus melakukan itu?"
Iska segera membersihkan kamar mereka dan Fram segera mandi virtual. Bagaimana pun bentuknya, mandi nyata atau virtual pasti menghilangkan efek negatif yang dapat mempengaruhi seseorang. Setengah jam berlalu, Iska dan Fram duduk berdua dipinggir kasur. Fram bercerita kalau dirinya hanya ikut kakaknya bermain karena mereka selalu bersama dan juga Fram tidak memiliki teman didunia nyata selain kakaknya dan temannya yang sudah lama mati.
Iska : "Hmm..begitu yah?"
Fram : "Apakah Ethan dapat dihidupkan kembali?"
Iska : "Tidak."
Fram : "Kenapa?? ini kan hanya game."
Iska : "Biar kujelaskan, MagickaOnline adalah game satu-satunya yang sistem kendalinya terhubung langsung dengan fisik manusia. dalam hal ini, beberapa bagian saraf manusia terhubung satu sama lain dengan sensor pada perangkatmu."
Iska segera memegang kepala belakang Fram.
Iska : "Di dunia nyata, Kau menggunakan VR set khusus seperti helm dalam kondisi duduk diatas kursi gamingmu atau sedang apapun itu."
Fram : "Bagaimana kondisi pemain di dunia nyata."
Iska : "Jika kau melihat, ada orang yang tiba-tiba terdiam begitu lama, berarti tandanya mereka sedang dalam kondisi kritis atau koma karena tubuh asli mereka tidak menerima asupan apapun."
Fram : "Aku tidak mau, Aku tidak mau!!"
Iska segera memeluk dan mendekap Fram yang sedang menangis karena mengetahui hal tersebut. Iska tidak melepaskan pelukannya sampai tangisan Fram berhenti. Iska juga bercerita tentang dirinya yang pertama kali saat sistem game tersebut berubah total saat bersama Ethan.
Iska : "Aku masih diberi kesempatan hidup untuk menyelesaikan perjalanan buruk ini dan keluar dari dunia ini."
Fram : "Apapun yang terjadi, Aku akan selalu bersamamu sampai kita menyelesaikan cerita buruk ini."
Iska : "Baiklah, Aku akan bercerita sedikit tentang dunia ini."
Fram : "Oke."
Iska memulai menceritakan perjalanan awalnya bersama Ethan. Waktu berputar ke masa lalu, tepatnya setelah mereka mendapati dirinya terjebak didalam game mematikan ini. Iska segera menarik Ethan dan keluar menuju Desa pertama.
Perjalanan dari Unimeta ke desa pertama cukup jauh karena letaknya berada jauh di atas kota Unimeta melalui padang rumput yang luar membentang dan hutan disekitar padang rumput itu. Iska memberikan informasi pertamanya adalah tetap siaga setiap saat karena musuh dapat menyerang kapanpun. Lalu, Iska dan Ethan menemukan segerombolan serigala liar yang sedang berkumpul.
Iska : "Ethan, kau Book User. Gunakan bukumu untuk merapalkan sihirmu."
Ethan : "Bagaimana caranya?"
Iska : "Kau buka saja bukumu, lalu cari elemen yang kau punya lalu rapalkan seperti penyihir dalam cerita."
Ethan : "Baiklah, Reflektor!"
Ethan merapalkan sihir dan musuh yang didekatnya termundur cukup jauh, lalu Iska datang sambil merapalkan pedang api dan menebas salah satu serigala tersebut. Lalu Ethan mencoba mengganti posisi bertahan ke menyerang, tetapi dia tidak mengetahui elemen dasar miliknya. Iska pun segera mundur menarik Ethan jauh dan berkata.
Iska : "Pelajari elemen dasarmu secepatnya. Aku tidak bisa menahan mereka semua."
Ethan : "Baiklah, Ayo!! apa elemenku."
Iska : "Ahh... Ethan ada satu lari kearahmu."
Ethan : "Ahhh!!! tidak. Firebolt, tidak, LightingBolt, tidak, Frostbite, Ohh.. Tidak."
Serigala itu semakin mendekat dan segera menyerang Ethan. Dan melompat kearah Ethan.
Ethan : "AHHH!! Fus!."
Serigala yang melompat itu terpental cukup jauh dan mati. Ethan yang hampir diserang pun segera merebahkan badannya ke padang rumput. Iska yang melihat segera berubah posisi dan bertarung sendirian. Ethan hanya bisa melihat Iska dari kejauhan.
Waktu server menunjukkan hari akan berganti siang hari. Iska dan Ethan segera untuk singgah di penginapan terdekat. Dan melihat sudah ada player lain ada didalam penginapan tersebut walaupun belum banyak. Iska merasa sepertinya mereka para beta tester yang tau tempat menaikkan exp dengan cepat di game ini. Iska yang juga beta tester memilih untuk tetap diam dan mengikuti Ethan masuk kedalam.
Para player lain terheran melihat Iska dan Ethan yang masih menggunakan Item level rendah sedangkan mereka sudah satu tingkat diatas mereka. Iska dan Ethan begitu saja lewat diantara mereka yang membully keduanya. Iska menyadari bahwa Elemen Ethan merupakan penyihir tingkat langka karena elemen tersebut tidak memiliki bentuk serangan, melainkan serang balik untuk bertahan dari musuh.
Waktu berlanjut ke malam hari dimana seluruh player berkumpul di tengah kota untuk melawan boss yang menghadap jalan masuk ke dalam hutan yang menghubungkan kota Unimeta dengan desa Tekka Nea. Iska dan Ethan memilih untuk tetap di dalam kamar mereka sambil mendengar perkumpulan player yang ada diluar penginapan tersebut.
Iska merasakan ada sesuatu perubahan pada penyimpanannya yaitu, ada sebuah relic aneh yang tidak dapat dipakai olehnya tetapi tidak dapat dibuang dari penyimpanannya yang muncul begitu saja. Ethan yang melihat pun merasa kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.
Ethan mengalami hal yang sama yaitu, ada sebuah rapal sihir tertentu yang muncul dihalaman terakhir buku tersebut yang sama sekali acak. Mereka berdua kebingungan dengan sistem game ini yang sudah cukup aneh.
Iska dan Ethan mendengar pembicaraan perkumpulan itu, kalau mereka akan melawan boss tersebut pagi menjelang malam karena ditakutkan waktu malam adalah waktu monster menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Iska dan Ethan memutuskan untuk datang setelah grup party itu menyerang dahulu untuk membaca situasi yang akan terjadi.
Iska dan Ethan menyempatkan waktu untuk bersantai di bar sambil mencari informasi terbaru tentang penyerangan boss itu untuk segera ke desa pertama mereka yaitu, Tekka Nea. Seperti layaknya makan malam di rumah makan keluarga. begitu banyak player yang ada didalam bar itu yang tampaknya sedikit tenang karena sebelum mereka shock dengan pengumuman tersebut.
Keesokannya, Iska dan Ethan sudah standby untuk menunggu waktu mereka keluar dan ikut melawan boss tersebut. Iska segera melatih skillnya luar kota Unimeta didekat gerbang selatan arah ke laut lepas. Disana dia melihat ada pelabuhan kecil dengan beberapa rumah.
Disana dia bertemu dengan seorang player yang juga teman beta testernya yaitu, Aria. Aria yang sedang duduk santai di pinggir pelabuhan dihampiri oleh Iska yang segera mendekat.
Aria : "Iska? Apakah itu kau?"
Iska : "Tentu saja!"
Aria : "Lama tidak berjumpa. apa tujuanmu kali ini."
Iska : "Mungkin aku akan pergi ketempat boss itu setelah grup party itu melawan dahulu. Bagaimana denganmu?"
Aria : "Mungkin aku akan segera melawan monster kecil disekitar tempat boss itu setelah jalan ke hutan terbuka."
Iska : "Bukannya itu levelnya masih rendah."
Aria : "Aku sekarang berfokus untuk mengembangkan sihir dasarku, setelah itu mencari skill yang tempat sambil menganalisa monsternya."
Iska : "Baiklah, Semoga sukses. Aku pergi dulu."
Aria : "Sampai berjumpa kembali!."
Iska segera pergi menuju tempat boss tersebut dan disana sudah ada Ethan bersama player lain. Iska segera mendekati Ethan.
Iska : "Ethan! apa yang terjadi?!"
Ethan : "Monster ini terlalu kuat untuk kita lawan."
Iska : "Tidak mungkin!! ingin baru permulaan."
Player : "Maaf, Aku terlambat. Namaku Roty."
Iska : "Aku Iska dan temanku Ethan."
Ethan : "Salam kenal."
Iska : "Roty dan Ethan kalian maju dahulu, aku segera membuka serangan jarak jauh."
Roty dan Ethan : "Baiklah."
Roty dan Ethan menyerang dan membuka titik buta serang untuk Iska. Dan serangan itu tepat sesaran yang diinginkan oleh Iska. Tetapi serangan itu menyebabkan boss tersebut mengubah pola serangnya.
Roty dan Ethan dengan biasa menyerang mereka dari belakang saat berbalik tetapi Roty segera sadar dan menghindar dan menarik Ethan. tetapi, Roty yang terkena serangan monster tersebut terpental cukup jauh dari boss itu dan tersisa Iska sendiri.
Iska segera mencoba menyerang dengan pola yang sama dengan boss itu agar dapat menyeimbangkan pertarungan tetapi masih kalah kuat. Iska yang terkena tendangan monster itu segera termundur cukup jauh, tetapi ada seseorang menahan badannya dari belakang.
Iska yang melihat belakang dan sadar siapa yang mengenaikan jubah dengan kepala tertutup itu segera mengubah pola serang. Kali ini Iska merapalkan sihir yang tidak pernah ditunjukkan sebelumnya yaitu, Pedang api. Dan orang itu adalah Aria yang juga merapalkan sihir yang tidak pernah ditunjukkan sebelumnya yaitu Panah Angin.
Aria : "Aku harap kau tidak mati secepat ini."
Iska : "Sebaiknya harapanmu tidak terwujud."
Iska segera berlari dan menepis tendangan monster itu, sedangkan Aria bersiaga untuk menyerang setelah parry. Monster itu segera berlari memutar dan menyera Iska yang ada disitu. Dengan cepat Iska menebas pedangnya dan menepis serangan tersebut hingga parry. Aria segera menyerang dari jarak jauh dan mengenai badan monster tersebut.
Serangan kedua segera bersiap untuk menyerang kembali monster tersebut, tetapi arah serangan monster itu berbalik arah ke Aria. Dengan cepat Iska segera menepis serang monster itu dari samping dan membuat Iska terpental bersama dengan Aria.
Iska yang melihat kebelakang terkejut kalau Aria seorang gadis rupawan yang sedang terjatuh kebelakang. Aria yang sadar penutup kepalanya terbuka, segera menutup kembali dan berbalik badan.
Aria : "Kau melihatnya?!"
Iska : "Iya... Dan kau.."
Aria : "Ayo kita selesaikan boss ini."
Iska : "Dengan senang hati."
Kini mereka mengganti posisi dari bertahan menjadi menyerang. para player lain yang melihat pertarungan mereka hanya bisa terdiam melihat keduanya beraksi. Aria segera memberi sinyal untuk menyerang dan kini gilirannya untuk membuat titik serang monster itu. Iska dengan cepat bergerak mendekati dan memutar monster itu.
Aria yang melihat monster itu berbalik kearah Iska yang berlawanan, menyerang monster itu dari belakang dan mengenai kaki monster itu. Dengan cepat, Iska menebas kaki satunya dan monster itu terjadi.
Aria dari depan monster itu Menembakkan 3 Anak panah sekaligus dan membuat monster itu terdorong kebelakang. Disaat monster itu termundur, Iska dengan cepat memutar dan menebas, lalu keliling ke depan monster itu hingga bagian bawah monster itu terpisah.
Muncul diatas Monster itu Tulisan "Congratulations!!" yang menandakan monster itu telah dikalahkan. Item drop boss itu adalah jubah Ungu kehitaman dengan nama "Night Fallen Cape". Semua player itu bersorak-ria karena berhasil mengalahkan boss tersebut. sebagian player langsung ke Line 1 dimana tempat jalan menuju desa pertama yaitu, Tekka Nea.
Iska yang melihat Aria kembali ke kota Unimeta segera menghampirinya dan memberikan Item boss tersebut kepada Iska sebagai hadiah.
Iska : "Tunggu!"
Aria : "Ada lagi?"
Iska : "Ambil, Ini milikmu. Aku belum membutuhkannya."
Aria : "Tapi.."
Iska : "Simpan padamu."
Aria : "Baiklah, Kita berpisah disini. Aku ingin berpetualang sendiri."
Iska : "Aku mungkin berpetualang bersama Ethan, dan mungkin aku tidak apa yang akan terjadi jika Ethan tidak bersamaku lagi."
Aria : "Nanti aku akan kembali bergabung denganmu setelah aku menyelesaikan sesuatu."
Iska : "Baiklah. Aku akan menunggumu kembali dan menjadi tim."
Aria segera menganggukkan kepala lalu pergi ke kota Unimeta, sedangkan Iska pergi menemui Ethan dan Roty untuk berpetualang bersama dan merekan mendapatkan anggota baru yaitu, Dam&Dum. Iska merasakan untuk pertama kalinya dirinya merasa bertarung bersama player cewek yang jarang dia temui di game lain.