webnovel

Chapter 110

** Marine H.Q **

Saat ini di dalam kantor Marine Fleet Admiral terdapat Fleet Admiral itu sendiri bersama dengan ketiga Admiral, Vice Admiral Tsuru, dan Vice Admiral Garp. Mereka bereenam duduk di dalam kantor sedang mendiskusikan posisi Shichibukai yang sekarang kosong. Mereka awalnya bermaksud menawarkan posisi itu kepada Luffy, tetapi melihat bahwa dia membuat aliansi dengan salah satu Yonkou, tawaran itu tidak jadi dikirimkan.

"Ini semua salah cucumu, Garp!" Sengoku berkata sambil membanting tinjunya ke meja. "Kita bisa dengan mudah menutupi semua ini, tetapi malah setuju dan melakukan wawancara dengan media!" Sang Fleet Admiral berteriak dengan suara frustasi di suaranya.

"Buhahahaha!" Garp tertawa di tempat duduknya. "Itu cucuku!" tambahnya sambil tertawa.

"Dia persis seperti kakeknya," ucap Tsuru yang duduk di samping Garp sambil melipat tangannya. "Selalu membuat masalah," tambah Tsuru. Sengoku hendak menambahkan sesuatu pada apa yang dikatakannya, tetapi sebelum dia bisa membuka mulut untuk berbicara, seorang perwira marine berlari masuk melalui pintu sambil berteriak dengan keras.

"Fleet Admiral! Fleet Admiral!" teriak marine itu ketika dia menerobos pintu. "Ini buruk!" dia menambahkan dengan ekspresi ketakutan di wajahnya.

"Ada apa!?" Sengoku bertanya dengan ekspresi khawatir di wajahnya. "Apakah kita diserang?" Dia bertanya.

"Bukan, kami baru saja menerima kabar dari kapal pengintai yang memantau Buster Call!" ucap perwira Marine itu, membuat semua orang yang ada di ruangan menjadi serius, menunggu apa yang ingin dia katakan. "Semua lenyap, si Thunder Demon dan krunya menghancurkan semua kapal perang!" ucap Marine itu, menyebabkan mata semua orang melebar sementara Garp sedikit tersenyum.

"Apa!?" Akainu berteriak sambil bangkit berdiri. "Jangan konyol! Buster Call adalah perwujudan absolut dari Absolute Justice, mereka tidak bisa dihancurkan oleh seorang bajak laut rendahan!" Akainu menyatakan dengan ekspresi marah di wajahnya.

"Informasi itu akuran, Pak," jawab sang perwira dengan ekspresi ketakutan di wajahnya. "Yang tersisa dari Buster Call hanyalah kumpulan puing-puing kapal yang hancur," tambahnya.

"Berapa banyak yang selamat?" Sengoku bertanya sambil menyipitkan matanya. Perwira Marine itu menatap Sengoku dan menelan ludah sebelum menjawab.

"Tidak ada, Pak," jawabnya dengan nada muram, menyebabkan senyum yang dimiliki Garp menghilang.

"Apa?" Tsuru bertanya dengan mata melebar.

"Tidak ada yang selamat," jawab marine itu. "Ketika kapal pengintai sampai ke lokasi, semua yang ada di sana hanyalah puing-puing kapal perang bersama dengan mayat dan bagian-bagian tubuh manusia," sang Marine menjelaskan dengan muram, menyebabkan keheningan yang tidak menyengangkan muncul di dalam ruangan.

"Kurasa si Rambut Merah benar ketika dia memanggilnya equal," ucap Aokiji memecah kesunyian.

"Aku mulai yakin bahwa Bounty yang kita berikan padanya tidak tepat dari yang seharusnya," sahut Kizaru sambil mengangkat poster buronan Luffy yang baru.

"Itu tepat dimana ia seharusnya berada," balas Sengoku, menarik semua perhatian mereka. "Jika Mugiwara benar-benar entah bagaimana setara dengan Rambut Merah maka dia seharusnya memiliki Bounty yang sama dengan salah satu Yonkou. Namun, dia tidak akan mendapatkan itu kali ini," ucap Sengoku membingungkan semua orang di ruangan itu.

"Aku tidak mengerti," kata Aokiji sambil memiringkan kepalanya ke samping. "Kau baru saja mengatakan bahwa Bountynya harus setara dengan para Yonkou, tetapi kita masih memberinya Bounty yang jauh lebih kecil," ucap Aokiji dengan ekspresi bingung di wajahnya.

"Hal terakhir yang kita butuhkan adalah seorang bajak laut dengan Bounty lebih dari satu miliar berry berkeliaran di Paradise. Jika ini terjadi, ini dapat menyebabkan bajak laut yang lebih lemah berlomba-lomba menemuinya untuk bergabung dengan krunya," balas Sengoku, membuat mereka semua mengerti mengapa Sengoku membiarkan Luffy memiliki Bounty sekecil sekarang. "Jika laporan yang kudapat benar maka The Angel of Death sudah bergabung dengannya. Hal terakhir yang kita butuhkan adalah mebiarkan ia membentuk armadanya sendiri," ucap Sengoku sambil duduk di kursinya dan menghela nafas.

"Aku berpikir bahwa setelah dibesarkan oleh si Rambut Merah anak itu akan lebih seperti dia," kata Tsuru sambil bersandar di sofa. "Tapi aku salah, anak itu tidak sama seperti dia, dia berani mencari konflik dan membunuh tanpa ragu-ragu," tambah Tsuru.

"Meskipun keduanya suka menimbulkan masalah, dia juga tidak seperti kakeknya," ucap Aokiji sambil menatap Garp, yang memiliki wajah datar.

"Terlepas dari semua itu, kita memiliki masalah yang lebih besar untuk dihadapi," kata Sengoku sambil menggosok pelipisnya. "Kita masih harus menemukan pengganti Crocodile. Keseimbangan kekuatan dunia tidak lagi seimbang, kita perlu memperbaikinya segera sebelum masalah yang lebih besar muncul," katanya.

"Aliansi antara Rambut Merah dan Topi Jerami juga mengganggu keseimbangan dari tiga kekuatan dunia," ucap Kizaru, menyebabkan sang Fleet Admiral menghela nafas kelelahan.

"Apakah para Shichibukai sudah tiba?" Sengoku bertanya sambil melihat ke arah perwira Marine yang membawa berita mengerikan itu.

"Ya pak!" jawab marine itu.

"Baiklah, mari kita urus itu terlebih dahulu, setelah itu menangani yang lain," ucap Sengoku sambil bangkit dan mulai berjalan keluar ruangan dengan semua orang mengikuti di belakangnya.

ตอนถัดไป