Siapa juga yang masih memikirkan soal percintaan saat dunia sedang dalam keadaan sekarat?
Sore tadi, dengan mataku sendiri. Kusaksikan Banyu mencium Santi. Kejadian itu terlihat jelas karena memang hari masih terang. Bagaimana bisa mereka masih sempat melakukan hal yang tak bermanfaat seperti berciuman?
Kegelengkan kepala saat Santi melihatku, lalu melangkah pergi dari tempatku berdiri. Sebentar, kenapa juga aku harus marah? Kenapa aku harus membenci perbuatan mereka? Padahal sama sekali aku tak dirugikan.
Bodoh.
***
Kayro belum kembali hingga malam ini, bahan bakar memang sudah susah untuk didapatkan kali ini. Kubuka pintu ruang tamu, Rianita duduk bersandar, menatap keluar jendela, seperti biasa ia melamun. Sial memang, hamil adalah keadaan yang tak bagus untuk kondisi saat ini.
Aku mengambil tas punggung yang memang harus kubawa, lalu keluar dari rumah itu. Rianita mengikutiku. Di luar, Santi sedang berbicara dengan Kayro yang mengisi bahan bakar mobil.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com