webnovel

Jangan Bikin Gue Gila Karena Hal Ini

"Iya Raf! gue gila, iya gue memang cewek gila yang ada di dunia ini!" teriak Tania yang tampak depresi.

"Iya lo bakal gue cap gila kalo lo berada di dunia gue," ucap Rafel.

"Iya, gue gak betah di dunia gue Raf, gue gak sanggup lama-lama di sini," ucap Tania.

"Jangan lakuin hal bodoh itu Tan," ucap Rafel.

"Gue bosan lama-lama di sini," ucap Tania.

"Jangan ngomong kaya gitu, gue bakal ada selalu buat lo, percaya itu Tan," ucap Rafel.

"Gue heran kenapa mereka gak pernah ngertiin gimana jadi gue Raf, kenapa selalu gue yang harus ngertiin mereka. Gue muak dengan manusia," ucap Tania.

"Karena mereka gak pernah rasain jadi lo, dan gue rasa gak semua manusia yang punya sifat kaya gitu, pasti ada yang seperti yang lo minta, meski sulit mendapatkannya sekarang," sahut Rafel.

"Udah lo gak perlu sedih lagi, ada gue di sini," ucap Rafel.

"Gak akan, lo pasti pergi suatu saat nanti," ucap Tania.

Kini, Rafel hanya diam tak berkutik dan tak dapat menjawab lagi.

"Iya kan? Ucapan gue bener, jadi gue harap lo menjauh aja dari gue, dan gue gak butuh teman yang hanya sementara dengan gue Raf," ucap Tania.

"Iya, gue tau itu dan gue akan berusaha semaksimal mungkin agar gue gak pernah pergi dari sini dan selalu jagain lo," ucap Rafel.

"Udah lo gak usah sedih sekarang, di sini bukan hanya ada mereka tapi ada gue untuk lo Tan," ucap Rafel.

"Bullshit," ucap Tania yang kini dengan senyum kecewa.

"Gue gak bullshit, gue akan buktiin ke lo, kalo gue bakal di sini untuk lo," ucap Rafel.

"Apa lo janji dengan ucapan lo sendiri?" tanya Tania.

"Iya, gue akan tepati ucapan gue, lo tenang aja," ucap Rafel.

"Makasih Rafel," ucap Tania.

"Iya," sahutnya.

"Terus siapa yang gue liat di kelas tadi?" tanya Tania pada Rafel, karena sedari tadi otaknya serasa ingin pecah akibat pertanyaan itu selalu muncul di otaknya.

"Orangnya kaya mana? Apa lo bisa bawa gue ketemu ama dia?" sahut Rafel.

"Gimana caranya? Orang dia gak bisa liat lo, ntar dianya malah baper atau gimana lagi kalo gue samperin, udahlah lagian gue lagi gak mood masuk kelas Raf, gue pengen di sini dulu," ucap Tania.

"Terus mau sampe kapan lo di sini?" tanya Rafel.

"Sampe mood gue balik lagi," jawab Tania santai.

"Udah mending lo ke kelas aja deh, dan lagian ada gue kalo, mereka macem-macem ama lo, ntar gue yang balas," ucap Rafel.

"Gak gitu juga kali Raf, ntar lo balas mereka dengan cara aneh-aneh lagi," ucap Tania.

"Iya, itumah rahasia gue juga kali, gue bakal apain tu anak nanti," ucap Rafel.

'Siapa sih tu cowo yang di kelas tadi? Kenapa mereka mirip banget ya, apa mereka ada hubungan?' batin Tania.

Sementara Rafel hanya tertawa kecil melihat gadis di depannya yang sangat lugu menurutnya.

"Iih, napa ketawa lo? Emang ada yang lucu dengan gue?" ucap Tania.

"Gak, habis gue lucu aja ama pemikiran lo," ucap Rafel.

"Lo dari tadi mikirin tu cowo mulu, mending kita ke kelas yuk, tunjukin gue yang mana orangnya, siapa tahu tebakan lo bener gue ada hubungannya dengan tu cowo," ucap Rafel.

Sontak Tania sedikit kaget, karena ucapan Rafel bener, sedari tadi ia selalu memikirkan cowo yang di kelas tadi.

"Apa sih lo, gue gak mikirin itu," sergah Tania.

"Udah! Lo gak usah bohong kali, orang gue bisa membaca pikiran lo, jadi percuma aja lo bohong ama gue," ucap Rafel.

"Iya deh," ucap Tania.

"Ya udah yuk, mending balik ke kelas," ucap Rafel.

"Tapi, kalo di sana udah ada guru gimana?" tanya Tania.

"Bentar," ucap Rafel, kini ia tampak seperti menerawang sesuatu.

"Udah gak ada, yuk," ucap Rafel.

"Bener gak ada guru?" tanya Tania.

"Iya, percaya gue sekali aja napa sih Tan, susah banget ya bagi lo," ucap Rafel.

"Iya, kalo terawangan lo itu gak bener gimana? Yang ada gue kena hukum, mending gue bolos aja jam sekarang ntar habis istirahat gue masuk," ucap Tania.

"Udah, di kelas lo ga ada rugu, eeh maksudnya guru, gara-gara lo nih gue susah ngomong," ucap Rafel yang sedikit kesal.

"Urusan lo kali," ucap Tania yang bangkit dari duduknya dan kini ia berjalan menuju kelasnya, yang diikuti oleh Rafel di sampingnya.

***

Dengan santainya Tania masuk ke kelas tersebut dan berjalan menuju kursinya, bener ucapan Rafel sekarang kelas Tania tak ada seorang guru pun di sana.

"Tuh kan, ucapan gue bener," ucap Rafel.

"Iya," bisik Tania, yang duduk pada kursinya.

"Mana sih cowo yang lo maksud?" tanya Rafel, namun Tania hanya diam sekarang.

Sejak Rafel masuk ke kelas tersebut, entah kenapa cowo yang duduk di samping Tania yang menolongnya tadi, selalu melihat ke arah Tania dan bergantian ke arah Rafel.

Yaps, cowo yang menolong Tania adalah cowok yang selalu menatapnya tajam sejak awal Tania masuk ke kelas ini.

'Ini cowo kenapa sih liatin gue kaya gini, malah liatnya diselingi sama Rafel lagi. Apa jangan-jangan dia juga bisa liat, sama kaya gue,' batin Tania.

Sejak Tania masuk kelas, semua orang di kelas hanya diam sambil melayangkan banyak tatapan penuh arti ke arah Tania.

"Tania," panggil Rafel.

"Tania," panggilnya lagi, dan Tania masih diam tak memberi respon sedikit pun. Karena, ia kini dibuat gila karena cowo yang duduk di sampingnya sekarang, begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada cowo tersebut.

Tania melihat dari ekor matanya, bahwa cowo di sampingnya masih menatapnya.

"Lo ngapain liat-liat gue?" ucap Tania, kini tatapan mereka saling beradu.

Entah kenapa, tatapan cowo di depannya ini seakan-akan melihat Tania cukup dalam.

"Haii, gue ngomong sama lo," ucap Tania yang melambaikan tangannya di depan cowo itu.

Seketika tatapan cowo tersebut kembali menatap Tania seperti ia bertemu.

"Tania ikut gue," ucap Rafel yang kini memegang tangan Tania, dan Tania hanya melihatnya bingung.

"Ayo, ikut gue, bentar doang," ucap Rafel.

Tania segera bangkit dari duduknya, dan kini kembali berjalan keluar kelas tersebut.

"Apa?" tanya Tania.

"Apa yang lo maksud cowo yang mirip gue itu cowo yang ada di samping lo tadi?" tanya Rafel.

"Iya," sahut Tania.

"Apa kalian saling kenal?" tanya Tania.

"Apa lo tidak tau dengan cerita sekolah ini?" tanya Rafel.

"Gak, gue gak tau itu. Karena, gue kan baru masuk sekolah ini," ucap Tania.

"Pantes, lo gak tau apa-apa," ucap Rafel.

"Emang kejadian apa sih? Apa itu kejadian ada sangkut pautnya sama lo?" tanya Tania.

"Semua siswa Tan, dan sayangnya cuma gue yang jadi korban di sekolah ini," ucap Rafel.

"Terus hubungan lo sama cowo itu apa? Kenapa kalian terlihat sangat mirip?" tanya Tania.

"Ceritanya panjang Tan," ucap Rafel.

"Terus, perasaan dari tadi gue liat, dia selalu liat lo, apa dia sama kaya gue? Bisa liat lo?" tanya Tania.

"Gue rasa gitu," ucap Rafel.

"Terus hubungan kalian apa?" tanya Tania yang sangat bingung dengan dua makhluk di hidupnya sekarang.

***

Next chapter