Suara sendawa pelan terdengar memecah keheningan di meja makan tersebut. Mama Ais yang mendengar itu langsung menatap putrinya. "Kay, udah berapa kali Mama bilang jangan sendawa sembarangan," tegurnya.
Kayla memberikan cengiran kudanya. "Maaf Ma, gak bisa di tahan," ucapnya.
Mama Ais menggelengkan kepalanya, heran dengan tingkah laku putrinya yang tidak tahu malu di hadapan pacarnya sendiri. Padahal dulu saat dirinya muda, jika sedang bersama pacar itu
amat menjaga keanggunannya sebagai perempuan. Sedangkan putrinya? Bersikap manja pun sepertinya sudah tidak ragu.
Saat ini mereka bertiga sedang melangsungkan makan siang, ya anggap saja begitu. Walaupun jam sudah menunjukan pukul empat sore, karena
tidak ada yang namanya makan sore, jadi sebut saja makan siang.
Usai membeli kue pesanan mama nya, tenaga Kayla dan Rayan terkuras akibat menunggu jalanan macet di bawah terik matahari. Jadi tidak mungkin Kaylabmenolak ajakan Mama nya untuk makan di jam sore seperti ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com