Kayla berhenti melangkah dan mendekat pada Pak Malin. "Lagi kesel Pak."
"Kesel sama Den Rayan ya?" tebak Pak Malin, tepat sasaran.
"Kok tau?"
"Nebak aja Neng. Tumben berangkatnya gak barengan, pasti lagi berantem ya?"
Pak Malin sudah tidak asing dengan kebersamaan Kayla dan Rayan. Sebagai satpam yang selalu menjaga sekitar gerbang, seringkali mendapati Kayla dan Rayan yang berangkat-pulang dan
kemana-mana selalu bersama. Tak pernah lepas layaknya perangko.
Uniknya, kadang Rayan mengantar Kayla masih dengan pakaian rumah atau juga anak laki-laki itu ikut datang pagi. Tapi, terkadang Rayan yang sudah berseragam dan datang ke sekolah hanya untuk mengantar Kayla. Perihal sekolah atau
tidaknya itu sesuai kemauannya.
"Nggak berantem juga sih, Pak. Cuman ini masih kepagian buat Rayan bangun, kecuali kalo saya ngabarin dulu, dia baru bisa bangun pagi."
"Cocok itu kalo di jadiin calon suami Neng, harus di pertahanin," kata Pak Malin tertawa kecil.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com