Tembakan bola basket yang ketiga kalinya pun tidak berhasil masuk ring. Rafa dan Rafael saling lirik untuk sementara waktu. Kemudian kembali menatap seorang laki-laki yang sibuk menggiring bola dan berusaha memasukannya ke dalam ring.
"Ga! Istirahat gih! Lo kayaknya capek!" Rafael berteriak dari kursi penonton. Mereka sedang berada di lapangan indoor milik SMA Janggala.
"Iya, kasian bolanya kalau dijadiin pelampiasan!" tambah Rafa yang langsung mendapat getokan di kepala.
"Awww!! El lo kenapa sih sama abang sendiri?! Nggak sopan, ya!"
"Mulut lo nggak sopan!" Rafael mendekatkan mulutnya pada telinga Rafa. "Sejak dia nikah mood-nya jelek mulu, Fa. Jangan bikin mood-nya nambah anjlok."
Rafa mendengkus, iya dia tahu mengenai itu. Satu-satunya sahabatnya itu memang sudah berubah. Dari pendiam menjadi lebih pendiam, dari dingin menjadi lebih dingin, dan dari sinis jadi lebih-lebih sinis lagi. Rafa sangat pusing sekaligus iba.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com