webnovel

12. Takut Diculik Om-om

Di Sebuah Toko Coklat berdiri 4 orang remaja yang semuanya berumur 17 tahun. Mereka langsung menjadi pusat perhatian para pembeli yang akan masuk ke toko itu, Heran apa yang dilakukan oleh remaja-remaja tampan itu, terutama pria tampan+cantik dengan tubuh rampingnya itu. Sedang yang diperhatikan sama sekali tidak peduli dan sibuk mengamati toko coklat tersebut.

Bagas, "Biasa aja kale tuh muka, ntar ada laler masuk baru tau rasa!". Bagas sedang menegur Randi yang sedari tadi mangap.

Wira, "Napa Ran, gak pernah liat toko coklat lu? Katanya orang kaya~". Goda Wira mencolek dagu Randi dan langsung ditepis oleh pemiliknya.

Randi, "Iyalah! Gue kaya, Tapi gue gak pernah liat nih Toko Coklat". Masih memperhatikan Toko.

Chris, "Mata Lu aja yang burem kayaknya, Ni toko udah berdiri sejak kita masih bayi dan lagi ini usaha punya nyokap gue".

Perlu diketahui jika Keluarga Rachel atau keluarga Chris adalah pengusaha di bidang makanan ringan yang sudah terkenal dibeberapa negara. Keluarga Wira yaitu Riyanto dibidang Pakaian dan kosmetik yang juga terkenal di beberapa negara, bahkan artis-artis sering memesan baju dari perusahaan Riyanto, Dan terakhir Keluarga Mahendra alias keluarga Bagas adalah pengusaha di Bidang produksi barang elektronik yang sudah tidak asing lagi ditelinga pembeli Bahkan cabangnya sampe keluar Negeri.

Randi, "Ihhh!! Kalian tuh nyebelin tau gak! Selama ini kalian anggap aku itu apa, Babu gitu? sampe-sampe toko coklat sebesar ini ditutup-tutupin dari aku!".

Ketiga sahabatnya itu memutar bola matanya dengan malas, Mode Drama Randi kambuh lagi.

Bagas, "Udah deh gak usah lebay! Inget Only this time! Setelah itu Lo gak boleh makan cokelat lagi, ntar yang ada Lo sakit".

Chris, "Mana kalo Lo sakit yang nyeremin itu bang Rasya tau gak!"

Wira, "Bener Ran, Lo gak tau rasanya diinterogasi sama bang Rasya, itu semua cuma gegara kita ngebiarin Lo makan coklat sepuasnya!"

Saat membayangkan wajah mengerikan Rasya sontak membuat ketiga remaja itu bergidik ngeri.

Randi, "Aneh lu pada! Orang kakak gue baik dan lembut kayak gitu dibilang nyeremin, kualat tau rasa Lo pada!!"

Chris, "Udah! Jadi masuk gak nih? Gue ngerasa udah mirip boneka manekin kalo lama-lama disini".

Randi, "Jadi dong!! Ayo buruan!!". Randi dengan semangat 45 merangkul ketiga sahabatnya, menyeret mereka masuk.

Satu jam sudah berlalu Wira, Chris dan Bagas sudah mirip seperti babu sambil membawa kertas berisi aneka macam coklat ditangan masing-masing mengikuti Randi yang kelihatannya belum puas.

Chris, "Apa-apaan nih! Masa iya gue yang punya Toko disuruh bawa belanjaan! Kan Lo ngambeknya sama Wira ama Bagas, kok gue juga yang kebawa repot?". Protesnya.

Bagas, "Sebagai sohib yang baik Lo kudu gitu, tenang amal Lo diterima disisi Tuhan kok".

Dengan kesal Chris menabok kepala Bagas dengan kertas berisi cokelat.

Chris, "Lo mau manfaatin gue atau mau doain gue biar cepet koid?".

Bagas, "Dua-duanya juga boleh". Sambil mengelus bekas tabokan dari Chris.

Chris, "Ngajak berantem Lo!?". Sewotnya.

Bagas, "Kok Lo malah ngegas sih!? Ayo berantem! Lo pikir gue takut apa?!". Tantangnya sambil membanting bungkusan coklat milik Randi.

Randi yang memiliki firasat baik pun menghentikan langkahnya, berbalik mendekati Wira yang sedari tadi terus menghela nafasnya melihat kelakuan dua anjing dan kucing itu.

Wira, "Korslet lagi dah tuh anak dua". Wira menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

Randi, "Woi Bangsat!! Coklat gue kenapa di banting!!??". Pekiknya sontak membuat anjing dan kucing itu berhenti mengadu mulut lalu melirik kertas belanjaan Randi yang mereka banting di lantai.

Chris, "Eh? Ehehehe... Maaf Ran, gak sengaja". Chris segera memungut plastik berisi cokelat yang dibantingnya tadi.

Bagas, "Iya Manis, gue minta maaf, kelepasan~". Bagas juga melakukan hal yang sama seperti Chris.

Randi, "Maaf... maaf Setan! Udah ah! Gue mau pulang, lu pada bikin kesel!". Dengan kesalnya ia merampas plastik coklatnya dari tangan ketiga sahabatnya.

Randi, "Bayarin!". Ia pergi berlalu meninggalkan ketiganya.

Wira, "Kalian sih, untung dia gak ngambek, selamat dah kita". Wira menghela nafasnya.

Sementara keduanya malah cengengesan tidak jelas.

Setibanya di luar toko Randi malah kebingungan sendiri. Ya... Soalnya dia mau pulang naik apa?! Ke kampus Randi bareng Farhan, kesini dia nebeng sama Wira. Barusan Tadi dia marahin ke-tiga sahabatnya, terus bagaimana nasibnya saat ini? Apakah ia harus menghubungi Farhan? Oh tidak, tidak.

Randi, "Gue pulang naik apa? Mesen ojol aja kali ya... Ah tapi gak mau gue! Ntar yang ada diculik ntar, mending yang nyulik tante cantik bahenol, lah kalo om-om? Iiih, Ogah!!". Randi bermonolog sendiri dengan pikirannya.

Sedang asik dengan pikirannya tiba-tiba sebuah mobil sport Lamborghini hitam berhenti di parkiran. masih ingat dengan mobil Farhan di episode 8? Yup benar sekali epribadeh! itu adalah mobilnya Farhan alias suaminya.

Pria Tampan itu keluar dari mobil, menghampiri Randi yang sedang berpikir keras untuk pulang supaya Om-om genit gak menculiknya.

Sontak saja kemunculan CEO muda itu langsung jadi sorotan orang-orang di sana, bagaimana tidak? Pengusaha muda kaya raya yang sering mereka lihat lewat TV dan jejaring sosial lainnya itu kini telah berada di sekitar mereka!

"Ma! Ini mataku udah buta atau gimana ya, Itu Farhan Alexander Serky kan?!"

"Mata kamu masih sehat kok nak, tadi malah mama yang mau nanya kayak gitu"

"Ya ampun ganteng banget!!! Pengen deh gue culik terus jadiin suami kedua"

"Lagian dia ngapain dia di toko coklat milik keluarga Rachel?"

Begitulah kata orang-orang disana.

Randi yang sedang melamun seketika kaget saat tubuhnya tiba-tiba terangkat, sontak ia berteriak.

Randi, "Waaahhh!! Anjing! Om jangan culik Randi! Kalo tante-tante bahenol Randi mah rela! Tolong! tolong! Tolo-ummph!". Mulutnya dibekap oleh tangan kekar seseorang.

Aksi teriak-teriakan Randi membuat ketiga sahabatnya berlari keluar toko untuk melihat keadaan sahabat tukang ngambekan mereka itu. Namun saat mereka melihat siapa penculiknya seketika wajah mereka langsung berubah adem, gak panik lagi kayak tadi.

Chris, "Huuh... Gue kirain siapa". Randi menghela nafas sembari mengusap keringat di pelipisnya.

Wira, "Kirain beneran om-om, Lagian Si Randi kegatelan banget pengen diculik sama tante-tante bahenol".

Bagas, "Asu! Bikin panik aja!". Bagas mengumpat.

Sedang Randi yang mulutnya dibekap mendongakkan kepalanya dan seketika ia sadar bahwa orang yang dikiranya om-om tadi adalah Farhan, Dengan kesal dihantamnya dada Farhan dengan tangannya.

Farhan, "Duh! Kamu makin hari makin ganas deh! Kan aku makin sange!". Protesnya sembari berjalan menuju parkiran tempat dimana mobilnya berada.

Randi, "Babi! Gue kaget Lo tiba-tiba ngangkat gue!! Sekarang turunin gue! Lu mau bawa gue kemana?!". Randi meronta-ronta dengan mengayun-ayunkan kakinya di udara.

Pemandangan aneh bin langka itu tidak luput dari perhatian orang-orang disana. mereka bertanya-tanya siapa pria manis yang sedang digendong ala bridal style oleh si CEO muda?

Farhan, "Kamu kayak gak kenal aku aja, jawabannya adalah Ranjangku lah! Ayo kita ke rumah buat hangetin suamimu ini". Farhan terus berjalan.

Randi, "Angetin Palamu peyang! Lepasin gue! Gue teriak maling tau rasa Lo digebukin ntar!"

Farhan hanya tersenyum melihat Randi digendongnya. Meski Randi teriak sekuatnya toh tak ada yang berani menangkapnya.

Setibanya di mobil Farhan langsung memasukkan Randi lalu mengunci mobilnya dengan sidik jarinya dan menggelapkan kaca mobil dari luar agar kelakuannya tidak bisa dilihat dari luar.

Randi, "Bangsat! Lepas-ummmpph!!".

ตอนถัดไป