webnovel

23. Wanita di Pintu Masuk

Guyuran air hujan begitu membantai malam, aliran sungai kecil tercipta di atas aspal kota. Langit sepenuhnya gelap tanpa bulan dan bintang, tanpa cahaya temaram hingga hawa dingin mudah sekali berkuasa. Dua puluh menit berlalu, sedari tadi yang kulakukan hanyalah menilik jam tangan. Kedua kakiku sangat berontak untuk menjauh dari sana- gedung apartemen Flo, yang listriknya dipadamkan sedang bangunan lain bahkan lampu jalan tetap menyala.

Aku penasaran bagaimana cara pulang, sedang hujan tak memberi tanda kapan akan berhenti. Pintu kaca nan lebar itu sepertinya sengaja dikunci. Padahal tidak ada siapapun yang bisa kuajak bicara.

Tap tap tap tap tap

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป