webnovel

BAB 119

Aku ingin dia mengatakannya. Aku sangat menginginkannya. Untuk sekali, Aku tidak cukup percaya diri untuk mengungkapkan pikiran Aku, dan Aku ingin dia menjembatani kesenjangan. Untuk memberitahu Aku dia ingin mencoba nyata dengan Aku. Sampai sekarang aku terlalu bodoh bahkan untuk mengakuinya sendiri, demi Tuhan.

"Ya?" Aku bertanya. "Kamu menginginkan sesuatu yang nyata."

"Aku tahu," katanya. Dia menoleh ke arahku, mata biru esnya bersinar dan percaya diri. "Aku pikir Aku akan mulai berkencan lagi setelah ini. Kencan beneran. Tidak hanya menunggu dalam hidup, berharap seseorang jatuh ke pangkuanku atau melenggang ke kedai minuman."

Jantungku masih berdebar kencang di dadaku, tapi ada sesuatu yang berputar di dalam diriku. Berbalik dari kegembiraan menjadi ketakutan.

"Penanggalan?" Aku bertanya.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป