"Hantu macam apa kau?" Rumi meraih mangkuk beling di meja, bersiap melemparnya jika mahluk itu menerobos masuk. Kedua lututnya sudah bergetar hebat. Mungkin sebentar lagi dia akan terhuyung ke lantai.
"Ini kami, bukalah pintunya," terdengar suara Mila disusul cekikikan Joe dan Caca.
"Eh?" Rumi kembali berdiri tegap dan buru-buru membuka pintu. Benar saja. Memang Mila dan anak-anak.
"Ternyata kalian!" Rumi menghela napas panjang dan memelototi Caca yang senyum-senyum geli.
"Kau takut, yah?" ejek Caca.
Rumi berdecak.
"Kalian sangat nakal. Sudah tau ini mati lampu."
Psst
Tepat setelah rumi mengatakan itu, listrik menyala kembali.
"Nah, sekarang kau tidak usah takut lagi." Mila masuk ke dalam diikuti mereka.
"Katanya Bibi mau menginap?" tanya Rumi.
"Tidak jadi. Sudah banyak orang yang bantu. Bibi khawatir dengan kalian. Apa Yena sudah tidur?"
"Um itu …." Rumi bingung harus menjawab apa.
Mila berjalan menuju kamar Yena dan membuka pintunya yang sama sekali tidak dikunci.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com