Ama Pancala mengangkat wajahnya dan mengangguk ragu. Dan saat ia menoleh ragu-ragu pula ke arah samping, para wanita yang ada dalam ruangan penghadapan itu pun langsung menyambutnya dengan senyuman malu-malu. Senyuman yang menumbuhkan gairah dalam ruang batinnya. Lalu akhirnya,“Ya...jika masih ada jodoh, sa-saya siap untuk me...nikah, Tuan Muda.”
“Itu calon jodoh di samping Ama Pancala banyak sekali. Ama Pancala tinggal pilih saja,” ucap La Mudu tanpa menoleh kepada wanita-wanita mantan simpanan para petinggi Pulau Sangiang.
Ama Pancala menggaruk-garuh dahinya yang tak gatal dan tersenyum malu-malu.
“Kenapa...?” La Mudu pun dibuat mesem.
“Mereka terlalu cantik-cantik mungkin buat saya, Tuan Muda...?” ucap Ama Pancala ragu-ragu.
“Ya wanita harus cantik, Ama pancala. Apa iya Ama pancala mau menikah dengan yang tak cantik seperti La Jangga Jo itu?”canda la Mudu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com