"Ini sungguh berbeda," ungkap Evan.
Pemuda tersebut terlihat tengah berdiri di depan jendela rumahnya, memandang area halaman depan yang terpampang luas di depan rumahnya. Bisa dibilang, rumah yang Evan tempati saat ini begitu mewah dibandingkan rumah pejabat lain di Liviel.
"Perasaan ini, hati ini, dan kondisi di sini tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan," sambung Evan, memalingkan wajahnya seraya menatap Alvan yang tengah tertidur di atas kasur bayi miliknya.
Bayi tak bersalah itu, tidak seharusnya ada di sini. Memang benar Evan menginginkan buah cintanya dengan Sophie dan hidup bahagia bersamanya, tetapi itu adalah perasaannya dulu. Saat ini, ia tidak tahu persis siapa sebenarnya yang ada di hatinya.
Suara ketukan pintu terdengar jelas, pemuda tersebut segera berjalan keluar dari dalam kamar untuk membuka dan mempersilakan masuk si tamu yang berkunjung.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com