NIAR: Sentuhan Mas Vian
Siapa yang menyangka bahwa lift utama hotel ini tiba-tiba mengalami kendala. Jadi semua pengunjung harus menggunakan tangga termasuk semua rekan pelatihan. Dan, akhirnya memergoki kami yang sedang berusaha untuk menghindar.
Haaaa!
Malunya! Astaga!
Entah bagaimana harus menghadapi mereka esok. Sejak saat itu aku dan mas Vian bak tak ingin menemui mereka. Juga sangat ingin pelatihan ini lekas berakhir.
"Bolos pelatihan ini... Ada hukumannya tidak sih, Mas?" Tanyaku tiba-tiba.
"Entah... Agh! Sudahlah... Aku akan mengompres kaki ku" Katanya seraya bangkit dari sofa.
Mengambil telepon dan meminta resepsionis membawakan air hangat dan sehelai handuk kering.
Selang beberapa menit, datanglah ke kamar kami semua permintaan mas Vian itu.
"Haaaa... Baiklah... Siap untuk treatment pertama di salon kami, Nona" Katanya lagi seraya menggoda ku.
"Hahaha... Boleh mengajukan permintaan tidak sih, Tuan?" Jawab ku meladeni candaannya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com