NIAR: Ucapan Duka Cita
Sungguh, seketika keadaan IGD menjadi lebih menegangkan dari sebelum-sebelumnya. Semua perawat senior membungkam mulut mereka tepat ketika dokter Wahyu memanggil ku dengan sebutan Nyonya Vian. Lalu dokter Agam makin menunjukkan keterkejutannya setelah dokter Wahyu mengucapkan bela sungkawa padaku.
"Kami turut berduka cita. Nyonya Vianto Arka Abima. Kami turut berduka cita untuk Anda" Tambah dokter Wahyu seraya menundukkan kepalanya di hadapan ku maksud Anda, dokter Wahyu. Saya tidak mengerti?" Tanya ku mencoba tenang.
Walau sebenarnya aku benar-benar gemetar. Jantung ku berdebar sangat kencang dan ku rasakan panas di sekujur tubuh ku. Banyak kali aku menelan ludah dan membuang napas panjang. Memperhatikan atasan ku yang tiba-tiba datang membawa kabar duka.
"Apa Anda belum mendengar kabar bahwa pesawat yang suami Anda tumpangi jatuh di laut Malaysia" Jawab dokter Wahyu.
"HAH? Su, suami? Ja, jatuh?" Saut beberapa perawat berbarengan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com