"Lo nggak usah banyak alasan, Bangsat!"
Bugh!
Arsena sontak melotot melihat Arkala memukul wajah Rangga penuh emosi. Sehingga mantan kekasihnya tersungkur ke atas tanah.
"Rangga!" Arsena refleks membantu Rangga berdiri. Dia menatap Arkala tidak percaya. "Kala, kamu kenapa, sih? Kenapa kamu mukul Rangga? Dia nggak salah, Kala!"
"Sen, kenapa jadi belain dia? Apa kamu nggak tahu, kalau dia itu punya maksud lain. Makanya dia deketin kamu!"
"Cukup, Kala." Arsena menggeleng pelan. Dia lelah harus seperti ini terus menerus. Arkala sudah keterlaluan. Kecemburuannya sudah menutup akal sehat. "Kamu udah keterlaluan, Kala. Kamu nggak boleh berburuk sangka sama orang. Aku sama Rangga cuma berteman. Nggak lebih. Dan satu lagi, tolong kontrol emosi kamu. Jangan sampai amarah kamu menjadi bumerang buat diri kamu sendiri."
Arkala terdiam. Dia menatap gadisnya dengan sendu. Sakit. Ternyata Arsena lebih membela Rangga daripada dirinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com