Nenek Ibrahim langsung menghembuskan nafas leganya.
"Kenapa nek?" tanya Ibrahim dengan raut muka paniknya, hembusan nafas lega neneknya itu seperti saat neneknya tengah sesak nafas.
"Nenek lega Aim, nenek tadi takut sekali," jawab Nenek.
"Takut apa nek?" tanya Ibrahim mulai menegriyitkan keningnya.
"Takut uangnya nak Lio di minta lagi, uang dari mana kita," jawab Nenek.
"Saya tak akan meminta, nek. Nenek tenang saja, kalau di perbolehkan dan nenek mau saya mau ajak nenek sama Ibrahim pindah rumah yang lebih layak lagi," ujar Lionel.
"Jangan repot-repot nak, bantuan nak Lio kemarin saja itu lebih dari cukup saya sangat berterimakasih," sahut Nenek itu dengan cepat.
"Mohon di terima ya, nek," ucap pinta Lionel.
"Nenek juga mau kan lihat Ibrahim sekolah?" tanya Lionel.
"Saya akan menyekolahkan Ibrahim," ucap Lionel kembali.
Nenek langsung menatap cucunya, terlihat di Ibrahim sangat senang dengan tawaran Lionel terlebih dengan sekolah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com