webnovel

Anak

"Emang kamu punya rencana apa untuk meminta Azka ke Ibunya Haris?" tanya Vega.

"Entah lah Kak aku juga belum tau," jawab Novi yang terlihat masih bingung.

Karena dia gak yakin kalau mantan mertuanya itu bakal ngijinin kalau cucunya dibawa pergi, terlebih lagi dulu ketika dia pergi meninggalkan Haris dan Azka yang paling keras menentangnya adalah mantan mertuanya itu.

Namun kalau Novi ingat bagaimana perjuangannya dulu waktu dia mengandung dan melahirkan, dia merasa kalau dia masih sangat berhak untuk merawat Azka.

"Emang kalau menurut Kak Vega aku harus gimana? Apa perlu Azka aku rebut?" Tanya Novi.

"Iya lah kalau diminta baik-baik gak boleh, ya mesti kita rebut aja, lagian kan kamu yang telah mengandung," terang Ibu yang seolah merasa bahwa tindakannya itu benar.

"Ya enggak gitu dong Buk ... kalau kita main rebut-rebutan yang ada nanti malah ribut ... kita sebaiknya tahan diri aja dulu ... kita kan kesana mau melayat, mereka semua lagi bersedih jadi jangan sampai hadirnya kita ini malah menambah kesedihan bagi mereka," tutur Vega yang nampak lebih bijak dan sangat dewasa.

Memang kalau dilihat dari sifat Vega itu lebih kalem dan penyabar, mungkin dia mewarisi sifat dari Ayahnya yang dikenal sabar dan pendiam yang juga jadi korban gugat cerai dari Ibuknya itu.

Sedangkan Novi itu terlihat persis meniru sifat Ibunya, keras, egonya tinggi, dan mudah bosenan.

Mendengar penjelasan dari Vega itu Ibu dan Novi hanya diam, raut muka keduanya nampak terlihat kesel.

Sesaat suasana dalam mobil terlihat sunyi, hanya Pak Gunawan saja yang nampak masih asik dengan rokok terjepit di jari yang juga sekaligus sedang memegang kemudi, nampak Pak Gunawan seperti cuek dengan pembicaraan tiga emak-emak yang jadi penumpangnya itu.

Sedangkan Vega nampak masih sedang berfikir untuk mencari cara yang terbaik untuk bisa mengambil Azka tanpa harus menimbulkan keributan.

Setelah menempuh perjalanan empat jam akhirnya sampailah mereka ke kota Mojokerto, dan kebetulan rumah Haris tidak jauh dari alun-alun kota.

Sebelum sampai kerumah mendiang mantan adik iparnya itu Vega mengajak berhenti dipasar kota untuk belanja.

"Pak Gunawan kita berhenti dipasar kota dulu ya Pak?" Pinta Vega.

"Oke Mbak, siap ... " balas Pak Gunawan, dan langsung memarkirkan mobilnya.

"Ayo Nov kita turun belanja, Ibu sekalian ikut juga ya?" Ajak Vega.

"Ayolah," balas Ibu sambil menuntun Sandi cucunya.

Dan akhirnya mereka berempat pun langsung masuk kedalam pasar kota.

Nampak Novi dan Vega belanja sembako, kue kering, kue basah dan lain-lain.

"Eh, Kak aku mau beliin baju dan mainan untuk Azka," ucap Novi.

"Yaudah ayo, kita pindah ke Blok kios pakaian dan mainan," ajak Vega.

"Panggil Pak Gunawan dulu Nov untuk mindahin belanjaan ke mobil," pinta Vega, dan Novi pun segere memanggil Pak Gunawan.

"Bawain ke mobil ya Pak ...." ucap Vega.

"Oke Mbak," balas Pak Gunawan.

Dan mereka pun pindah ke tempat belanja pakaian dan mainan.

Nampak Vega milih-milih baju untuk mantan mertua adiknya itu.

"Kamu kok milih-milih baju dewasa emang mau belanja baju juga?" Tanya Ibu.

"Enggak Bu, ini mau beliin buat Ibuknya Haris," jawab Vega.

Begitu tau Vega mau beliin baju buat mantan besannya itu Ibu terlihat kaget dan keheranan.

"Ngapain juga kamu beli baju buat mantan besan?" Tanya Ibu memprotes.

"Ya gak apa-apalah Bu, kita kan ingin bawa pulang Azka ... ya mesti pinter dong ngrayu Neneknya ... ya kan ...?" Jawab Vega menerangkan.

"Ya ... tersaerahlah," balas Ibu dengan nada terlihat agak sinis.

Dan setelah semua sudah didapatkan akhirnya mereka segera masuk mobil dan langsung berangkat menuju rumah mantan suami Novi tersebut.

Tepat pukul sepuluh akhirnya mereka pun sampai dirumah duka, nampak dari dalam mobil terlihat masih banyak orang melayat yang ngobrol-ngobrol di teras depan rumah.

Dan Pak Gunawan langsung memarkirkan mobilnya di pelataran rumah.

Kemudian Vega pun turun dulu disusul Novi dan Ibunya dengan menuntun Cucunya si Sandi.

Baik Vega Novi maupun Ibunya nampak kompak pakai kemeja hitam jeans hitam juga krudung yang senada lengkap dengan kacamatanya masing-masing,

Sedangkan Pak Gunawan terlihat masih sibuk menurunkan belanjaannya yang lumayan banyak, setidaknya ada dua karung belanjaan yang mereka bawa.

Kehadiran mereka nampak jadi perhatian orang-orang yang hadir disitu, ada juga dari mereka yang berbisik-bisik membicarakan Novi.

"Itu kayak mantan istrinya Haris dulu?" Tanya seorang pelayat.

"Iya kayaknya, siapa tu namanya ... kok lupa aku?" timpal satunya.

"Novi kalau gak salah," sahut lainnya.

"Mmmm, emang bening mantan Haris itu," seloroh lainnya lagi.

Nampak kehadiran mereka telah disambut oleh Bagus Adiknya mendiang Haris yang langsung mempersilahkan masuk kedalam rumah.

Sementara itu Ibunya Haris yang memang sejak tadi berada dirumah belakang nampak melihat Pak Gunawan yang membawa banyak barang bawaan.

"Assalamu'alaikum... maaf ini bawaannya Mbak Novi dan keluarganya Bu. .." ucap Pak Gunawan.

"Waalaikumsalam ... oiya makasih, taruh aja disitu," jawab Ibunya Haris.

Kemudian Ibunya Haris pun menemui para tamunya itu dengan masih menggendong Azka yang nampak mulai tertidur.

Begitu bertemu, Novi yang memang terlihat sangat kangen dengan Azka putranya langsung berdiri dan menyalami dengan mencium tangan mantan mertuanya itu.

"Ibu apa kabar?" tanya Novi memulai.

"Baik... " jawab mantan mertuanya itu.

"Azka tidur ya Bu? Sini biar saya yang gendong," ucap Novi.

Mantan mertuanya itu pun memberikan cucunya itu ke Mamanya.

Begitu telah menggendong Azka Novi pun tidak kuasa menahan rasa kangennya pada putranya tersebut.

Novi peluk dengan lembut, dia ciumi kedua pipinya dan dia belai-belai rambutnya, nampak mata Novi meneteskan air mata, ya mungkin perasaan Novi sangat campur aduk, antara haru, sedih, dan bahagia.

Nampak Ibunya Haris berbincang-bincang dengan Vega dan Ibunya.

"Meninggalnya dik Haris jam berapa Bu?" tanya Vega.

"Tadi malam jam delapanan," balas Ibu Haris.

"Yaitu tadi setelah Haris meninggal Bagus langsung mengabari Novi itu," tambahnya.

"Iya Bu, tapi semalam Haris nelpon Novi sekitar jam setengah sepuluh, dan sebenarnya tadi malam itu kita mau langsung berangkat tapi sopirnya yang gak bisa," jawab Vega menjelaskan.

"Terus tadi pemakamannya jam berapa Bu?" Tanya Vega lanjut.

"Tadi sekitar jam tujuh," jawab Ibunya Haris.

Sementara itu Novi nampak masih menggendong Azka putranya itu, Novi terlihat sangat bahagia, dan Ibunya Haris pun juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh mantan menantunya itu.

Bagaimana pun juga Novi adalah Mamanya Azka, wanita yang telah mengandung dan juga menyusuinya selama dua tahun, karena dulu waktu Novi memutuskan untuk meninggalkan Haris, saat itu Azka masih berumur dua tahun setengah, dan sampai sekarang Novi telah pergi dari rumah itu sudah ada satu tahun.

Bersambung.

Next chapter