webnovel

Kembali Kesepian

Setelah kegirangan Barra menyaksikan hujan turun dengan derasnya, menjelang senja. Dia kembali terlihat merana.

"Kesejukan masih terasa, kedamaian masih tersisa. Namun, kesendirian datang menyiksa, diriku yang merana. Aku bukan tak punya orang tua. Aku ditinggalkan dan tidak terdidik. Sampailah aku dititik dasar kehinaan. Kelakuanku yang sangat tidak pantas. Aku manusia biasa, aku ingin punya teman dan keluarga. Ingatlah, dalam kehidupan jika kita mencari teman hidup yang sempurna, mungkin kita malah akan kehilangannya. Warning! Semua punya kelebihan dan kekurangan. Aku mulai puitis padahal aku sangat merana." Barra menghela napas.

"Hujan berhenti meninggalkan kesejukan, dan tanah yang basah. Aku yang merana karena hidup di rumah yang megah namun tidak ada orang tua. Waktu berjalan dan aku tumbuh. Tidak terasa aku terpisah dengan kedua orang tuaku, dan sudah delapan belas tahun hanya berhubungan dengan ponsel. Apa aku bukan anak yang diharapkan?" 

Barra menyentuh kaca yang dingin sambil menikmati hujan yang begitu deras.

"Jiwaku menderita karena perpisahan, tetapi kembali terhibur oleh cinta. Khalil Gibran. Kenapa semua tentang cinta? Dan aku tidak mendapatkannya. Apa Tuhan mencintaiku? Apa perasaanku ke Laila itu cinta? aku tidak? Entahlah, nggak tau what-what."

Dia berbaring dan kembali membuka buku yang sudah diberi pembatas olehnya.

"Selama ini ketika aku menjadi manusia aku lebih banyak mengeluh daripada bersyukur." Dia nyengir saat membaca itu.

"Nyindir aku? Ahg ... dasar!" Dia mengatai diri sendiri lalu kembali membaca.

"Ingat! Habis hujan pasti akan ada hari yang cerah. Bisa juga datang pelangi agar lebih berwarna. Sama hidup pun seperti itu, kadang suka dan kadang duka.  Aku masih saja merana walaupun sudah satu bulan aku berusaha move on dari dia. Ya Allah ... aku merasa lelah dengan perasaanku ini, rasanya aku benar-benar hanya ingin bertafakur kepada Engkau ya Robb.

Ya Allah apa yang sudah Engkau beri tidaklah cukup dengan rasa syukurku. Aku berusaha sabar dengan cobaan yang aku hadapi karena selama ini aku sadar, dosaku lebih menimbun. Dan janji Engkau sungguh nyata dan sweet. Apalagi cintaMu.

Cinta Allah itu adalah hakikat nyata, sejati dan besar cintaNya tidak bisa disamakan dengan kasih sayang kepada siapa pun. Allah SWT berfirman, "Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu." (QS Al-A'raf [7]: 156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata, dari banyak bukti

tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.

Manusia sering lupa bersyukur. Misal, Allah menciptakan organ di dalam tubuh yang lengkap hingga manusia dapat sehat, bekerja, makan dan aktifitas lainnya. 

Saking sibuknya manusia sampai lupa intropeksi diri dan mudah mengatai orang lain. Terkadang yang kaya juga tidak punya hati. Lupa kalau harta milik Allah."

Barra melempar buku itu tidak terima dengan tulisan tangan Afrin.

"Beh wanita ini. Aku baik, coy ... aku sering berbagi. Tapi ... kenapa aku ngomong sendiri," gumamnya lalu duduk di pinggir ranjang, sambil pikir-pikir, dia meraih buku itu lalu kembali membaca.

"Terkadang aku takut. Karena arti dari Ayat Al Humazah. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?  (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. Ya Allah ... sadarkanlah hati yang kotor ini. Bersihkan dengan Ayat-ayat suciMu.

Barra membuka lembaran namun kertas kosong. Hanya ada gambaran seorang gadis yang meringkuk tubuh. Barra menghayati gambar itu. Gambar itu memiliki arti penting, menurutnya. 

"Aku lebih merana dari kamu," gumamnya lalu membalik kertas dari buku tersebut dan kembali membaca.

"Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, Al Khaliq tidak membiarkan hamba kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. FirmanNya, "Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS Al Baqarah [2] : 2).

Dalam ayat lain difirmankan pula, "Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka mendapat petunjuk." (QS As-Sajdah [32]: 3)

Namun kenyataannya aku sering menulis dari pada membaca. Ya Allah ... aku sering main game dari pada tafakkur billah dari pada melantunkan Ayat suciMu. Astagfirullah ...."

"Beh ... aku tersindir brow! Baca ini kayak dijleb-jleb rasanya," gumam Barra. Dia membalik kertas itu.

 

"Ihktiar, taqwa, sabar dan doa. Itu meliputi satu rangkuman. Hari ini aku belajar satu hal dari dia. Pujaan hatiku. Yang hanya mutar-mutar melintasi angan namun tidak berlandas untukku. 

Sudah lupakan Afrin ....

Dalam ajaran Islam ada riwayat yang menyebutkan: Al du'a silaahul mu'min, artinya: doa itu senjatanya orang yang beriman.

Al du'a silaahul anbiyaa, artinya: doa itu senjatanya para nabi. Al du'a mukkhul 'ibaadah, Artinya: Doa itu intisari ibadah.

Allah SWT telah berjanji akan mengabulkan permohonan hamba-hambanya. Janji ini tercatat dalam Alquran Surat Ghafir (QS 40:60)

"Wa qoola robbukumud'uuniii astajiblakum, innallaziina yastakbiruuna 'an 'ibaadatii sayadkhuluuna jahannama daakhiriin."

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman, "Bedrdoalah kepada-ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.

Tidak hanya sekali Allah berjanji akan mengabulkan doa-doa hambanya.

Kalau belum diijabah sadar, banyak dosa! Tindakan jelek bisa mencegah terkabulnya doa. Jadi, sadar diri jangan mengeluh dan selalu optimis. Allah itu Maha segala-galanya. Mengabulkan doa itu keci bagiNya.

Ingat juga, Allah SWT, Maha Tau Yang Terbaik. Manusianya saja yang banyak protes. Ayolah nikmati hidup. Banyak jalan menuju bahagia. Jangan galau Laila Fariha. Fariha kan artinya bahagia. Ikhlas melepas Zain untuk Zalina."

Tutup tulisan itu dengan gambar hati yang retak.

"Huft ... malah baper aku," gumam Barra.

"Den ... makan, katanya mau belajar shalat dan ngaji. Habis ini ikut shalat magrib ya?" sahut bibi bertanya.

"Iya Bi Yam," jawabnya malas. "Suruh Pak Hadi untuk mijetin Bik. Kakiku sakit semua, kemarin habis maraton," ujar Barra sambil meraih ponsel. 

Dia membuka aplikasi game. Namun, tulisan Afrin hadir dan menghantuinya.

"Heh ... takut maksiat kan? Takutnya lupa waktu," gumamnya. Lalu melempar ponsel entah kemana.

Bersambung.

Next chapter