webnovel

51. Mengucurkan Air Mata

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Andrew?" tanya Adaline sambil meremas, mengepalkan tangannya itu. Merasa terlalu lemahnya dirinya karena tak bisa melakukan apa-apa.

"Menuruti apa kata Ayah dan kita kembali kepada Ibu kita, Ibu yang akan membantu memikirkan keputusan kita, Kak! Tolong jangan gegabah. Perang ini tidak akan mungkin selesai hari ini. Kerajaan kita tidak selemah itu, Kak. Mereka pasti bisa bertahan beberapa hari. Dan Ayah kita adalah ksatria hebat, tidak akan mati secepat itu. Besok kita bisa lakukan sesuatu." Rayu Andrew kepada kakak perempuannya itu.

Adaline terus mengucurkan air mata. Dia adalah yang terakhir menyaksikan kepergian Ayahnya di malam itu. Bagaimana Ayahnya mengeluarkan tangisnya. Padahal selama ini sama sekali Ayahnya tidak pernah meneteskan air mata sekali pun di hadapannya atau keluarga. Ayahnya sangat merasakan beban berat yang dipikulnya dan yang akan menimpa dirinya serta Negerinya.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป