Kami terus berdiri dan tak mau duduk karena semua kursi dan lantai sangat kotor, pun jika memang ingin dibersihkan harus ada alatnya. Kami memutuskan untuk terus berdiri saja walau sesungguhnya kakiku sudah mulai pegal.
"Eh, sialan! Gue pengen kencing lagi," ujar Alicia tiba-tiba. Kami semua menoleh ke arahnya.
"Jangan sekarang, please!" pintaku. Lalu ia memberi tahu aku jika ia sudah menahannya sedari tadi.
"Di sini aja, nanti kita liatan kok," timpal Ben sembari menaik turunkan alisnya, hal itu diangguki Gerlan. Mereka tersenyum jahil sembari menatap Alicia.
"Idih ogah!" ketus Alicia yang tak menerima apa yang Ben katakan. Sementara dua lelaki itu malah menertawakannya.
"Qai, An! Temenin gue ke toilet yuk?" ajak Alicia kepada aku dan Qaila.
"Gak mau ah, gue takut," tolak Qaila dan aku menyetujuinya. Tidak mungkin saat seperti ini kami harus bepergian mencari toilet yang sudah pasti tidak ada air di dalamnya.
"Emangnya lo yakin di toilet nanti bakal ada air?" tanyaku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com