webnovel

Chapter 27 : Kedatangan Sekutu Baru

(POV MC)

"Neh, neh, Master. Seberapa banyak emas yang kamu miliki?" Chacha yang sedang duduk tidak jauh dariku ini, dia segera menanyakan hal tersebut, setelah aku membuka perbendaharaan milik ku.

Awalnya aku tidak membalasnya, karena aku memikirkan untuk menjawabnya atau tidak, tapi aku berakhir memutuskan untuk tidak menjawabnya, dan aku lebih memilih untuk mengganti topik pembicaraan.

"Lebih penting dari itu, apa kamu bisa pergi keluar untuk melihat situasi yang lainnya? Karena, aku mungkin tidak akan keluar dalam beberapa puluh menit ke depan, malah mungkin kurang lebih satu jam, jadi aku ingin memintamu untuk memberi tahuku nanti tentang apa saja yang sudah terjadi di luar. Apa kamu bisa melakukannya?"

Setelah aku mengatakan hal tersebut, Chacha terlihat mulai membusungkan dadanya dengan penuh kesombongan, sebelum dia berkata; "Serahkan saja hal itu kepadaku, Master! Saya akan membawakan seluruh informasi yang telah terjadi selama Anda tidak ada!"

Kemudian, begitu saja, gadis ini segera bergegas untuk keluar dari sini, di mana aku yang melihat hal tersebut, tentu saja aku segera menutup jalannya untuk kembali, hanya untuk mencegah bencana menyebalkan itu kembali ke sini.

Setelah melakukan hal tersebut, aku kemudian langsung fokus kepada benda yang sebelumnya ingin aku buat, di mana hal itu adalah sebuah senjata, yang mungkin saja, bisa aku gunakan selama misi ini, hanya karena aku merasa kalau Katana yang aku ingin gunakan di awal misi waktu itu, hal tersebut itu kurang kuat dalam hal daya serang.

Jadi, dengan begitu, aku menghabiskan satu hingga dua jam ke depan untuk menciptakan hal tersebut, di mana hal itu tentunya membuatku mengurung diriku di dalam sana selama hal tersebut berlangsung.

.....

....

...

"Akhirnya selesai juga."

Meskipun masih memiliki banyak sekali kekurangan, tapi benda ini mungkin akan cocok untuk melawan Ivan the Terrible, itu juga kalau tidak ada perubahan terhadap kemampuannya.

"Untuk sekarang, mari kita pergi keluar saja terlebih dahulu."

Setelah menyimpan hal yang baru saja aku ciptakan bersama dengan Raphael, aku kemudian mulai menghapus seluruh penghalang yang menyebar di sekitar bengkel sihirku ini, sebelum aku mulai berjalan menuju ke luar.

Di luar, aku bisa melihat ada beberapa orang baru, yang sepertinya adalah seseorang yang direkrut oleh kelompok Jean dan Tanya, di mana ada beberapa orang di antara mereka yang aku kenali.

Contohnya itu, seorang remaja laki-laki yang berpakaian layaknya seorang koboi ini, di mana dia itu adalah Billy the Kid, sama pria berkulit coklat yang memiliki badan besar dan bertelanjang dada, di mana orang itu hanya bisa aku anggap sebagai Beowulf.

Selain kedua orang itu, ada juga seorang ksatria wanita bernama Iris du Rooster, di mana dia itu katanya sih adalah asisten dari Heavenly General - Tenebris Veroster, yang mana orang itu di kenal sebagai salah satu dari dua pahlawan revolusi Prancis, bersama dengan Jeanne d'Arc.

Aku tidak melihat ada orang lain selain ketiga orang ini, jadi aku kurang tahu jumlah total dari sekutu baru yang kelompok Jean sudah kumpulkan, tapi sepertinya hal itu masih ada lebih banyak lagi, mengingat Chacha yang mengatakan kalau sebelumnya itu ada dua orang lagi, selain ketiga orang tersebut.

Ngomong-ngomong, seperti yang baru saja aku katakan, kalau seluruh pengetahuan yang baru saja aku bicarakan itu, seluruh hal tersebut aku dapatkan dari Chacha, yang mana gadis itu segera mengatakan seluruh hal tersebut, tepat setelah aku keluar dari bengkel sihirku ini.

Dan, tentu saja aku cukup menghargai hal tersebut, mengingat hal itu cukup membantuku.

Mari kita abaikan saja hal itu untuk saat ini.

Ketika aku memutuskan untuk pergi menuju ke dapur, hanya untuk mencari beberapa makanan yang dapat di makan di sana, aku segera di hentikan oleh Jean, yang sepertinya sudah kembali ke sini bersama dengan kelompoknya.

"Seiji! Dari mana saja kamu? Aku mencari mu ke mana-mana tahu."

Wanita ini segera mengatakan hal tersebut dengan agak kesal, saat dia mulai berhenti di depanku.

"Ada apa?" Aku memutuskan untuk langsung ke inti dari hal ini, hanya karena aku agak kurang suka bertele-tele saat ini.

Dimana, setelah mendengar hal itu, Jean segera berkata; "Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

Kemudian, Ksatria wanita ini segera menarik ku menuju ke suatu tempat, di mana tempat tersebut jauh dari orang-orang.

"Kemana kamu ingin membawaku pergi? Tapi perlu kamu ingat, kalau meskipun kamu ini memang sangat cantik dan memiliki tubuh yang menggairahkan, aku tidak akan menolak sama sekali jika kamu memaksanya."

Yup, itu benar sekali. Lagi pula, meskipun hal tersebut mungkin akan sedikit bertentangan dengan diriku yang sebelum datang kemari, tapi ini dan itu adalah hal yang berbeda.

Belum lagi, siapa juga yang bisa menolak hal tersebut? Aku yakin, orang yang berani melakukan hal itu hanyalah para gay dan impoten saja.

"A-apa yang baru saja kamu katakan sih! Itu tidak sopan!" Dia segera mengatakan hal itu dengan wajah yang berubah menjadi merah padam, sebelum dia melanjutkannya dengan nada yang agak aneh dari sudut pandang ku; "Lagi pula, jika itu setelah misi ini selesai, mungkin aku akan memikirkannya."

Oke, mari kita ganti topik pembicaraan dulu. Karena, tampaknya itu segala hal tidak akan berjalan dengan baik, jika saja aku membiarkan hal ini terus berlanjut.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu membawaku ke sini?" Aku memutuskan untuk menanyakan hal itu, karena Jean yang sepertinya sudah tidak akan menarik ku lagi, yang artinya dia ingin membicarakan sesuatu hal itu di sini.

Seperti yang baru saja aku perkirakan, ksatria wanita ini segera menjadi sangat serius, setelah mendengar pertanyaan ku itu, meskipun aku masih bisa melihat rona merah yang tertinggal di kedua pipinya, tapi mari kita abaikan saja hal itu untuk saat ini.

"Seiji, aku ingin meminta bantuanmu untuk melakukan sesuatu hal."

"Apa itu?"

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV Orang Ketiga)

Di siang yang cerah itu, seperti biasa, salju terus turun tanpa henti, di mana hal itu semakin membuat seluruh tempat itu menjadi putih. Baik itu pepohonan maupun tanah, semuanya tertutupi oleh salju, hampir tidak ada yang tidak tertutupi olehnya.

Di tempat yang tertutupi oleh salju itu, seorang pria muda yang terlihat mengenakan pakaian dari seorang bangsawan kelas atas, yang tidak cocok sama sekali dengan tempat itu, dia terlihat sedang berjalan-jalan di sana bersama dengan seorang gadis kecil yang tampak mengenakan seragam militer.

"Sebenarnya kemana kita akan pergi, Archer? Kita sudah berjalan selama hampir satu jam, dan tidak ada hal apapun selain salju di sini." Gadis itu mengeluh dengan suara jengkel miliknya yang berusaha dirinya tutupi.

Mungkin, karena dia takut terhadap orang itu-Atau mungkin juga, hal itu karena alasan yang lainnya? Tidak ada yang tahu jawabannya, selain gadis itu sendiri.

Pria yang di panggil Archer itu segera menghentikan langkah kakinya, saat dia mulai menatap ke arah langit, dengan mata miliknya yang mulai menyipit.

"Apa kamu tahu, Master? Kalau selain tidak ada masa depan sama sekali, Dunia ini pun tidak memiliki masa lalu, seolah-olah sengaja di pangkas tepat ketika hal-hal Lostbelt ini terjadi." Pria mengatakan hal tersebut dengan nada ambigu miliknya yang masih meninggalkan jejak kesombongan di dalamnya, di mana hal itu tentunya membuat bingung gadis kecil itu, yang sama sekali tidak mengerti tentang hal apa yang sedang dibicarakan oleh pria tersebut.

"Apa yang sedang kamu bicarakan?"

Archer segera tersenyum kecil, setelah dia mendengar pertanyaan dari Masternya itu, saat dia merentangkan tangan kanannya ke arah depan, sebelum sebuah riak lavender muncul dan mengeluarkan sebuah senapan berteknologi tinggi yang mengeluarkan aura mengerikan darinya.

Melihat benda itu, gadis tersebut segera terperangah, karena meskipun dirinya tahu perihal kemampuan dari Servantnya ini, atau yang lebih sering di sebut sebagai Noble Phantasm, tapi dia tidak pernah menyangka kalau ada hal semacam itu juga di sana.

Gadis itu berpikir, kalau mungkin hanya akan ada senjata-senjata dari zaman dulu saja di dalamnya, tapi dirinya tidak pernah menyangka kalau ada senjata dari masa depan juga di sana.

"Ambil ini." Archer segera melemparkan senapan tersebut kepada gadis itu, yang gadis tersebut terima dengan penuh keraguan.

"Untuk apa ini?" Gadis itu bertanya dengan penuh antisipasi, saat tangan dan matanya terus menjelajahi senapan tersebut.

Dimana, Archer yang mendengar itu segera mencibirnya; "Tentu saja itu untuk melindungi nyawamu yang tidak berharga itu."

"Apa?" Gadis itu segera menjadi sangat bingung, setelah dia mendengar hal tersebut, karena hal itu di luar perkiraannya, terutama setelah mengingat bagaimana kepribadiannya itu selama beberapa jam terakhir ini.

Tentu saja, hal itu membuat tatapan jijik di mata Archer, saat dia berkata; "Untuk apa kamu terkejut seperti itu, mongrel? Itu adalah kompensasi awalku kepadamu, sebagai punggawa baruku."

"Lagi pula, kamu seharusnya bersyukur, kalau nyawamu yang tidak berharga itu kini akan Kaisar ini lindungi. Karena, sedikit saja kamu mengecewakan ku..."

Tepat setelah itu, sebuah riak lavender muncul di atas bahu Archer dan dari sana mengeluarkan sebuah pedang yang melesat langsung ke arah gadis itu, di mana untungnya pedang tersebut hanya menyerempet pipinya saja.

"Kamu mengerti sekarang?"

Gadis itu hanya bisa membalasnya dengan anggukkan yang sangat terburu-buru saja, karena dia masih menghargai nyawanya, dan dia tidak ingin kehilangan kesempatan emas ini.

Kesempatan emas? Itu benar sekali. Jika saja dia bisa membawa Servantnya ini bersama dengannya ke Dunianya, mungkin saja dia bisa membalas seluruh perbuatan dari Being-X sialan itu.

Tapi sekarang, dia perlu mendapatkan sisi baiknya terlebih dahulu, karena jika tidak, mungkin saja dia malah akan tiada di tangannya.

Jadi, meskipun hal tersebut agak seperti pisau bermata dua, tapi gadis itu yakin, kalau rencananya itu akan berhasil, tanpa menyadari kalau seluruh pemikiran dan rencananya itu sudah diketahui oleh Archer, namun dia masih tutup mulut dan tidak ingin membicarakannya.

Kemudian, mereka berdua lanjut berjalan menuju ke suatu tempat, dengan suasana hati yang berbeda satu sama lain.

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

~Bersambung~※

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Yayy! Author akhirnya bisa update lagi!

Sudah berapa hari ya author gak update? Entahlah.

Tapi yang penting, di bab kali ini author memperlihatkan sedikit hal tentang Tanya bersama dengan Archer, di mana hal itu nantinya akan menjadi awal mula dari romance kedua orang itu.

Dan, mengingat Archer adalah orang yang terlalu blak-blakan, sementara Tanya sendiri sepertinya adalah tipe-tipe Tsundere, author cukup senang bisa menulis hal itu.

Mari kita abaikan saja hal yang di atas.

Ahem! Pada bab kali ini juga, author memperlihatkan satu Servant OC lain, selain yang di awal, bersama satu Servant OC lain yang baru di sebutkan namanya saja.

Sejujurnya itu, tidak banyak yang author ingin bicarakan, karena author juga lagi agak sibuk dengan urusan RL author.

Jadi, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!

ตอนถัดไป