webnovel

Ify Killer 3

"Jangan! Biarin dia luapin emosinya. Mungkin dengan cara itu, emosinya akan berkurang. Kalau lu ada di sana, mungkin malah mempersulit keadaan dia," cegah Ray tiba-tiba. Aku menoleh.

"Kalau dibiarin dia bakalan ngelakuin hal yang enggak-enggak, Ray. Gue ha-"

"BIARIN DIA SENDIRIAN!" bentak Ray membuatku terkejut. "Biarin dia sendirian, biarin dia ngelakuin apa yang dia mau. Lu jangan ganggu dia. Dia lagi emosi. Dia gak terima atas apa yang si brengsek itu lakuin. Gua juga gak terima kalau orang tua gua adopsi mereka," lanjutnya sambil menunduk dengan sesenggukan yang terdengar begitu jelas. Rupanya ia sedang menangis. Aku pun berjalan mendekati Ray untuk menenangkan dirinya yang terpuruk. Ku tarik tubuh Ray untuk ku peluk. Seketika itu ia menangis dengan keras. Tangisannya pecah dengan air mata yang mengalir begitu banyak. Aku terharu, aku pun ikut menangis.

***

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป