Mendengar penawaran dari Cien. Perhatian Lilinette kembali berubah. Wajahnya memperhatikan lagi pamannya tersebut, walau masih tampak tiada gairah kehidupan dalam matanya.
"Ke mana?"
Tanyanya singkat.
"Death Valley."
Kedua mata dari Lilinette melebar. Tidak mengira nama tempat yang bagai tabu itu keluar dari mulut pamannya.
Lilinette tentu tahu tentang Death Valley. Tempat mengerikan di mana tidak pernah ada orang yang kembali dari dalam sana. Lilinette menunduk sebentar, bergumam seperti baru mendapat suatu pencerahan.
"Benar juga…"
Gumamnya. Selama ini tidak terpikirkan kalau Death Valley adalah jawaban yang mungkin dicarinya. Daripada menunggu Kematian menjemput, kenapa tidak dia yang menjemput Kematian.
Lilinette kembali melukiskan senyum tipis di wajahnya yang putih pucat.
"Death Valley… saya mau ke sana."
Mendengar keinginan tersebut, Cien cukup lega. Tapi ada satu pikiran di pojok otaknya kalau dia mungkin baru saja membawa seorang individu yang maniak bunuh diri.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com