webnovel

167. serangan di rumah

Aku tersenyum ke arah mereka sambil melambaikan tangan, hendak melepas kepergian mereka. Tapi tiba-tiba Kak Rayi malah keluar dari mobil, dan kini berdiri di depanku. "Kenapa?" tanyaku penasaran. Sikapnya aneh dan sangat mencurigakan.

"Aku temenin kamu masuk, buat bilang ke Papa kamu," jelasnya lalu berjalan melewatiku. Sontak aku melotot dan langsung meraih tangannya. Dia berhenti dan menatapku dengan dahi berkerut. "Kak, jangan. Please," pintaku memohon.

"Kenapa? Nggak apa-apa, Bil. Lagian seharusnya memang aku izin dulu ke Papa kamu sebelum ajak kamu pergi kemarin. Aku nggak mau kamu dimarahin." Kalimat Kak Rayi benar-benar membuatku meleleh. Kalau hatiku diibaratkan es krim, maka es ini meleleh dengan cepat.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป