webnovel

160. gerbang gaib

"Gue udah pelajari PETA kota ini. Beberapa sudut memang kosong, nggak ada aktifitas warga setempat," jelas Gio sambil menunjuk sebuah kertas ukuran satu meter dengan denah kota Tumbuktu. "Daerah ini sama ini kosong. Sementara di sini ada beberapa penduduk yang tinggal, terus sama ini ... Ini ... Dan ini."

"Elu ngobrol sama mereka nggak?" tanya Arya.

"Kagak. Tuh si Elang sama Wira, gue nggak ngerti bahasa mereka."

Arya beralih menatap dua orang yang tadi disebutkan oleh Gio.

"Gimana? Kalian dapat info apa?"

"Kalau dari yang gue amati, warga yang masih tinggal di sini itu berbeda beda. Semua sesuai dengan suku masing-masing. Ada Songhay, Tuareg, Fulani, dan Moor. Mereka tersebar di beberapa titik di kota ini. Belum semua gue datangi, jadi informasi juga belum banyak," tutur Elang.

"Tadi gue coba tanya tanya ke suku Tuareg, karena suku ini adalah suku pertama yang menguasai wilayah ini," tukas Wira.

"Lalu? Apa hasilnya?" tanya Gio.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป