Aku bukannya hendak menceramahi siapa-siapa, tapi Astrid yang duduk di bangku taman dengan Anantya saat ini tak bisa membuatku mengalihkan pandangan padanya sama sekali. Dia terlalu cantik untuk ukuran manusia biasa, harusnya Astrid tak seperti itu. Dia juga sudah menghilang, lantas mengapa terus saja kembali. Apakah dia berpikir bahwa kehidupan kami ini hanyalah main-main saja, ya?
"Kakak!"
Kubiarkan saja Anantya mendekati putraku seenak hatinya. Toh aku juga begitu yakin bahwa dia akan baik-baik saja, Anantya kan jauh lebih muda seharusnya dia memang banyak tingkah kan ya. Anggap saja kalau hal seperti ini wajar terjadi.
"Kamu baik-baik aja, 'kan?" tanya Astrid yang memang terdengar begitu lembut
"Ya, kamu pasti kecewa," kataku membalasnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com