"Kak! Kenapa bisa kayak gini?!" Reyna sudah menangis di pelukan Bas. Citra segera menghubungi Reyna saat Mama nya tidak sadarkan diri. Cewek itu juga tidak tahu karena apa. Yang jelas dia hanya melihat wajah Dini yang begitu pucat.
"Sayang. Udah jangan nangis lagi." Bas menenagan puterinya, tangannya mengusap kepala Reyna dengan lembut.
Citra mengulum bibir karena merasa bersalah. Padahal dia hanya mengtarkan pesanan saja, Reyna sudah salah paham padanya. Reyna sudah mengira Dini sampai ke ruamh sakit itu karena Citra, hanya cewek itu yang ke rumahnya saat Reyna langsung pulang.
"Citra, sebenarnya apa yang sudah terjadi?" tanya Bas melirik Citra yang sudah pucat pasi.
"Saya hanya berniat untuk mengatar pesanan, Om. Waktu itu ... Tante Dini, yang buka pintu dengan wajah yang udah pucet banget. Saya tanya apa dia sedang sakit, tapi ga jawab dan mengalihkan pada roti pesanannya." jelas Citra, dia berharap Papa Reyna mengerti dan memahami kedaannya saat itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com