webnovel

Perubahan Alami Chakra

Singkat kisah, Elena kembali pulang setelah dia menghabiskan cukup banyak waktu di perpustakaan untuk membaca beberapa informasi mengenai akal sehat Shinobi di dunia ini. Tak lupa pula, Elena pergi ke toko peralatan ninja dan membeli kertas yang berfungsi menguji elemen yang dimiliki seseorang.

'Aku sudah mencoba menggunakan kertas itu, sih. Tapi tidak ada reaksi apapun dari 5 elemen yang sepertinya aku memiliki kedekatan terhadap elemen Yin atau Yang. Jika aku menebak, keterampilanku lebih dekat pada Yin karena memiliki kemampuan pikiran yang kuat. Tapi aku sendiri masih kurang yakin karena ini belumlah pasti.'

'Lalu selanjutnya kamu akan menggunakan kertas itu untuk menguji elemen adikmu, 'kan?' Kurama menebak.

'ya.'

Elena sampai ke kontrakannya. Di sana terlihat Naruto yang masih sangat fokus dalam mengendalikan tanah liat walau sudah sire dan dia tidak makan siang sama sekali. Memang, dalam versi animenya sendiri Naruto digambarkan sebagai orang yang bertekad tinggi dan pantang menyerah.

Kali ini peningkatan yang terjadi pada Naruto tidak terlalu drastis. Tanah liat itu tetap berbentuk gumpalan yang bergerak-gerak membentuk berbagai tonjolan menjijikkan. Bukan berarti benar-benar menjijikkan, itu hanya pengandaian.

"Yo, Naruto. Bagaimana? Apakah ada perkembangan?" Elena masuk dan langsung menyapa Naruto dan terlihat riang saat melakukannya.

Kali ini Elena sudah menonaktifkan Henge no Jutsu miliknya karena sudah tidak diperlukan. Justru Naruto akan merasa aneh karena kakak perempuannya memiliki wujud seperti orang lain dan tidak terlihat seperti Elena asli.

"Sigh, aku masih sedikit kesulitan, Nee-san. Latihan ini benar-benar memerlukan fokus yang sangat tinggi." Naruto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi saat dia terlalu lelah sampai menghela nafasnya.

"Yah, sudahlah. Lagi pula kamu masih berumur 5 tahun. Kita masih memiliki waktu beberapa bulan sebelum masuk ke akademi Shinobi saat berumur 6 tahun, dan lulus dari sana saat 11 tahun, kurang lebih seperti itulah rencana yang aku ingin lakukan." Elena dengan santainya duduk di kursi sebelah Naruto.

'Aku sudah mempunyai hipotesis mengapa dia sangat kesulitan dalam mengendalikan chakra. Menurut hipotesisku, karena sebagaian dariku tersegel padanya, dia memiliki jumlah chakra yang sangat banyak dan berakhir dengan kesulitan dalam mengendalikannya,' Kurama.

'Yah, aku juga sedikit sulit saat pertama kali. Tapi karena aku memiliki daya pikir jauh di atas manusia normal, aku berhasil dalam uji coba kedua,' Elena menambahkan.

"Baiklah. Kalua begitu, aku akan lebih giat dalam berlatih. Aku akan membuat semua orang terkejut saat melihatku ketika sudah masuk ke akademi!" Naruto mendekatkan kedua tangannya pada tanah liat dan akan mulai mencoba lagi.

Hanya dalam waktu yang sangat singkat, semangat Naruto telah berhasil muncul lagi. Dia benar-benar memiliki tekad yang tidak normal untuk ukuran manusia normal sampai bisa melakukannya seharian. Tidak normal lagi gamers yang bisa main game sampai berhari-hari, hal seperti itu membuat saya salut ke pada gamers itu.

"Stop! Cukup untuk hari ini," Elena mengentikan Naruto sebelum dia memulai lagi.

"Eh? Ada apa Nee-san? Aku masih sangat bersemangat dan masih memiliki banyak stamina untuk melakukan hal ini?" Naruto segera mengalihkan perhatiannya pada Elena karena perasaan heran.

"Ada dua alasan. Pertama, kita akan makan malam dan aku memerlukan meja itu untuk makan." Elena menunjuk pada meja di depan Naruto sebelum melanjutkan, "Kedua, ada latihan lain yang perlu kau lakukan." Elena mengeluarkan kertas untuk memastikan perubahan alami chakra Naruto.

Di kontrakan ini memang hanya ada meja itu yang dapat digunakan untuk makan dan melakukan hal-hal lainnya. Jadi jika Naruto memonopolinya, maka kemarahan Elena akan terpancing keluar sampai dia memukul Naruto dengan keras.

"Kertas apa itu, Nee-san?" tanya Naruto.

"Ini! Coba kamu masukkan chakramu ke dalam kertas ini!" Elena memberikan selembar kertas itu pada Naruto.

"Ya," jawab Naruto singkat tanpa banyak tanya lagi.

*Sring…

Kertas tersebut terbelah menjadi dua tepat berada di tengah-tengahnya, menyebabkan dua potongan kertas memiliki ukuran yang sama.

"Hmm, begitu, ya. Jadi kamu memiliki perubahan alami chakra berupa angin." Elena memegang dagunya saat dia memperhatikan kertas yang telah terpotong menjadi dua.

"Apakah ada yang salah, Nee-san?" tanya Naruto yang masih belum mengetahui apa-apa karena belum mendapatkan penjelasan apapun sejak awal.

"Bukan apa-apa." Elena menggelengkan kepala sebelum melanjutkan, "Hanya saja, kertas itu memiliki kemampuan untuk mendeteksi perubahan alami chakra seorang shinobi. Dan karena kertas itu terpotong, itu berarti kamu memiliki perubahan alami berupa angin, Naruto."

"Ini merupakan hal bagus atau tidak?" Naruto masih belum mengetahui standar dari shinobi, jadi dia bertanya untuk tahu lebih banyak.

"Cukup bagus, kurasa. Aku kurang tahu karena wawasanku hanya berasal dari buku-buku di perpustakaan, tapi kurasa ini cukup bagus memiliki satu transformasi alami," jawaban Elena jujur.

Dia sendiri masih belum terlalu paham atas standar shinobi di dunia ini. Ada perbedaan besar antara melihat secara langsung dan membaca informasi dari membaca buku. Perkara ini membuat Elena memberikan jawaban yang tidak terlalu yakin atas pertanyaan Naruto.

"Ngomong-ngomong, apa perubahan alami yang dimiliki olehmu,. Nee-san?" Naruto cukup penasaran akan hal ini.

"Sudahlah. Dari pada mengurusi hal itu, lebih baik jika kamu membersihkan meja. Jika meja itu masih tetap kotor, maka tidak ada makan malam untuk hari ini." Elena beranjak dari kursinya bersamaan dengan saat dia mengubah topik pembicaraan.

Bukan berati Elena tidak ingin memberitahukan tentang dia yang memiliki perubahan alami Yin atau Yang yang mana media tidak terlihat dalam kertas, hanya saja dia memang ingin mendapatkan makan malam setelah melewatkan jam makan siang.

"Baiklah, Nee-san." Tanpa banyak tanya lagi, Naruto segera memindahkan semua tanah liatnya ke salah satu pojok ruangan yang mana lokasi itu tidak terlalu mencolok dan tidak diperhatikan jika ada tamu yang datang ke sana.

.

.

.

Hanya memerlukan waktu singkat, Elena selesai menyiapkan makan malam mereka. Dia menyiapkan makanan dengan cepat bukan karena dia cepat dalam memasak, melainkan karena makanan yang perlu disiapkan olehnya memang hanya memerlukan waktu singkat untuk disiapkan.

"Anuu …, apakah ini merupakan ramen cup, Nee-san?" Naruto memperhatikan ramen cup yang ada di atas meja.

"Benar, sekali. Yah, aku cukup malas memasak makanan untuk hari ini, jadi bukankah akan lebih cepat jika kaku memasak makanan instan? Selama tidak memakannya terlalu banyak, maka ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan, 'kan?" Elena tersenyum lembut riang saat mendengarkan jawaban benar dari Naruto.

Mereka berdua menunggu beberapa menit (sekitar 3 menit) sampai ramen cup mereka matang. Walau itu disebut makanan instan, bukan berarti makanan itu akan matang hanya dalam waktu beberapa detik. Makanan instan tidak seinstan itu sampai selesai dalam hitungan detik.

"Itadakimasu!" 2×

Mereka berdua akhirnya menyantap makanan saat sudah matang. Kali ini keduanya memakai sumpit, Elena juga bisa memakainya walau dia lebih suka jika harus memakai sendok atau garpu.

ตอนถัดไป