webnovel

Dapat Kontrakan

Tidak memerlukan waktu lama, mereka akhirnya menemukan sebuah rumah kontrakan yang tampak layak huni. Bukan hanya layak huni, sih, namun juga sedikit mewah. Elena memiliki banyak uang, 'kan? Jadi kenapa dia harus memilih kontrakan yang biasa-biasa saja?

"Sebentar, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu, ini merupakan teknik yang Nee-san mu ini pelajari sejak dulu, jadi mari kita pergi ke sana dulu." Elena menunjuk pada sebuah gang sepi.

"Memangnya teknik itu, Nee-san?" tanya Naruto yang tidak tahu apa-apa.

"Ini merupakan salah satu teknik Shinobi yang keren, lho!" Elena menggoda akan Naruto menjadi lebih tertarik.

"Baiklah, Nee-san," Naruto setuju-setuju saja karena ini merupakan perkataan Elena yang merupakan kakak perempuannya, dan karena dia juga cukup penasaran dengan teknik yang akan digunakan Elena.

Mereka berdua menuju ke gang sepi, jika Elena berubah dan dilihat banyak orang tidak akan ada gunanya. Karena jika orang-orang melihat Elena berubah, maka mereka tetap akan tahu jika itu Elena. Inilah mengapa dia memilih pergi ke gang sepi sehingga tidak ada orang yang melihatnya.

"Baiklah, Naruto! Perhatikan ini dengan seksama!" Elena mengucapkannya dengan semangat sambil membentuk segel tangan Henge no Jutsu.

*Poof…

Asap putih muncul menyelimuti tubuh Elena. Setelah asap itu menghilang, wujud samaran Elena yang sama dengan sebelumnya muncul.

"Woah! Nee-san keren!" Naruto terkagum dengan perubahan Elena sebelum dia meminta, "Bisakah kamu mengajariku, Nee-san?"

"Mudah saja, kamu hanya perlu membentuk segel tangan." Elena membuat beberapa segel tangan Henge no Jutsu menunjukkan kepada Naruto kemudian melanjutkan, "Lalu, kamu hanya perlu membayangkan wujud perubahanmu."

"Baiklah, Nee-san." Naruto dengan bersemangat membentuk beberapa segel tangan seperti yang dicontohkan Elena dan kemudian ….

*Poof…

Asap putih muncul menutupi tubuh Naruto. Setelah asap menghilang, terlihat waujud perubahan Naruto yang tampak sangat menyedihkan.

Dia terlihat kering sempoyongan, kepalanya botak, dan sangat tampak tidak real untuk ukuran manusia. Wujud itu seperti hantu penasaran yang sudah tidak makan selama tiga tahun.

*Poof…

Naruto tidak dapat mempertahankan Henge no Jutsu dan berakhir kembali ke wujud aslinya.

"Ugh, aku gagal." Naruto berubah menjadi murung saat mengetahui dirinya gagal melakukan hal sama seperti Elena.

"Tidak apa-apa, Naruto. Cepat atau lambat kamu pasti akan bisa, jangan mengkhawatirkan hal-hal kecil." Elena menepuk pelan kepala Naruto sambil membuat senyuman lembut.

"Baiklah, Nee-san," Naruto masih terlihat murung ketika dia memberikan jawaban ke padanya.

"Oke, tunggulah di sini sebentar. Ada beberapa hal yang harus aku lakukan." Setelah mengatakannya, Elena langsung berbalik dan keluar dari gang menuju ke pemilik kontrakan.

"Tunggu, Nee-san!" Naruto berteriak-l untuk menghentikan Elena. Bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang anak berusia lima tahun saat ini, sangat wajar jika dia akan menjadi takut berada di gang sepi ini.

Tidak mungkin juga Elena membawanya sekarang, Naruto yang masih belum mampu mengubah wujudnya hanya akan memberikan halangan ke pada Elena. Pada kemungkinan terburuk, bisa-bisa mereka gagal mendapatkan kontrakan dan malah tidur di luar malam ini. Tentunya hal ini bukan hal bagus untuk dilakukan, bukan?

"...." Naruto diam seribu bahasa di dalam gang sepi ini. Ekspresi maupun bahasa tubuhnya menunjukkan jika dia benar-benar menahan rasa takutnya. Tatapan matanya tertuju ke berbagai arah, merasa waspada pada gerakan sekecil apapun yang terjadi di sekitarnya.

.

.

.

Beberapa menit telah berlalu, Naruto masih tetap berada di gang sepi itu tanpa seorangpun yang menemaninya.

"Ji-Jika saja Nee-san tidak meninggalkanku. Te-Tempat ini terlalu menyeramkan," ucap Naruto gemetar karena rasa takutnya.

Tidak seperti karya aslinya, Naruto di sini tidak sendirian dan tergantung pada Elena, Jadi tindakan yang diambilnya kurang lebih berdasarkan pengalamannya bersama kakak perempuannya. Karena saat ini Elena yang merupakan satu-satunya sosok yang dekat dengannya sedang tidak ada, sekarang Naruto benar-benar berada di dalam kondisi sendirian yang sesungguhnya.

*Pat…

"Yo, Naruto. Apa kamu sudah merindukan Nee-san mu ini?" Tangan Elena menepuk bahu Naruto ketika dia muncul.

"Uwah!" Naruto kaget dan langsung tersentak beberapa langkah ke belakang.

Saat ini Naruto sedang fokus mewaspadai sekitarnya dan sedang sangat sensitif pada suara yang ada di dekatnya. Jadi ketika seseorang datang dan menepuk bahunya, dia secara refleks kaget, berteriak, dan tersentak ke belakang.

"Sigh, Nee-san, tolong jangan mengagetkan aku seperti itu." Naruto memperhatikan Elena yang baru saja datang.

Penampilan Elena telah kembali seperti semula, dia menonaktifkan Henge no Jutsu karena dirasa sudah tidak diperlukan. Lagipula sejak awal tekniknya ini digunakan untuk mengelabuhi pemilik kontrakan agar mau memberikan kontrakan pada mereka.

"Maaf, maaf, aku tidak tahan untuk tidak mengganggumu." Tangan kanan Elena menutupi mulutnya dan menyembunyikan tawa kecil Elena.

"Apakah urusanmu sudah selesai, Nee-san?" tanya Naruto.

"Yap, sudah selesai. Semuanya berjalan lancar tanpa masalah apapun." Elena membuat senyuman senang, menunjukkan jika tidak ada masalah sama sekali.

'Lancar apanya? Tiba-tiba saja Henge no Jutsu milikmu nonaktif saat kamu sedang membicarakan tentang kontrakan,' Kurama berkomentar.

'Yah, aku sudah mengurusnya dengan Hipnotis, jadi ini benar-benar berjalan lancar,' balas Elena atas komentar Kurama.

Salah satu dari sekian banyaknya kemampuan pikiran Elena adalah Hypnokinesis. Kemampuan ini membuat pemiliknya mampu memberikan hipnotis ke pada targetnya. Jika kita menggunakan sudut pandang Shinobi, maka kemampuan Hypnokinesis ini dapat dikategorikan sebagai Genjutsu (Jutsu Ilusi).

"Oke. Sekarang tenanglah sebentar, Naruto." Elena maju dan tiba-tiba saja melingkarkan tangannya ke Naruto, memeluknya.

"E-Eh? Nee-san, Ap-Apa ya-yang kamu la-lakukan?" Naruto tergagap karena malu atas apa yang dilakukan Elena.

Maksudnya, mereka itu merupakan lawan jenis yang berbeda, lho. Bahkan jika keduanya saudara kandung, bukan berarti mereka memiliki hubungan fisik sampai sedekat itu antara satu sama lain.

"Ini tidak akan menyeramkan, kok!" Elena mulai mengangkat tubuh Naruto dan membawanya seperti karung dengan menempatkannya di bahunya.

*Tap… tap…

Selanjutnya Elena mulai melompat ke atap rumah dan pergi ke tujuannya sambil mengangkat Naruto di bahunya.

"Aaaahhhh!" hal ini membuat Naruto berteriak karena ini merupakan pertama kalinya dia dibawa melompat seperti itu.

.

.

.

Membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi mereka akhirnya sampai ke tempat kontrakan yang telah dikontrak Elena. Rumah kontrakan ini cukup sederhana, terdapat 1 ruang keluarga yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 dapur. Elena melakukannya karena setelah dipikir kembali ada baiknya mereka tidak berfoya-foya.

"Hah … hah … hah … hah… hah …," Naruto merangkak di lantai dan terengah-engah karena tragedi yang telah menimpanya baru saja.

"Mau sampai kapan kamu tetap begitu? Bukankah impianmu adalah menjadi seorang Shinobi yang hebat?" Pandangan merendahkan dilakukan oleh Elena ke pada Naruto.

Tebakan Elena tentang Shinobi memang hal yang asal, dia belum pernah mendengar tentang mimpi Naruto untuk menjadi Shinobi hebat. Namun karena kebanyakan anak di desa ini ingin menjadi shinobi, maka Elena yakin adik laki-lakinya juga ingin menjadi salah satunya.

"Jika Nee-san memberitahuku sebelumnya, maka tidak akan seperti ini." Naruto mengarahkan wajah pucatnya karena kaget ke pada Elena.

"Ya, sudahlah. Aku akan mengambil kamar ini, kamu gunakan saja kamar satunya." Dengan acuh tak acuh, Elena masuk ke dalam salah satu kamar meninggalkan Naruto sendirian di ruangan.

ตอนถัดไป