webnovel

Restu Orangtua

"Ternyata Cantika itu anaknya Bu Hanna sama Pak Adhitama ya Pah. Aku ga nyangka banget," ucap Mamah Aksa.

"Iya, sama. Papah juga ga nyangka. Kalo kaya gini berarti bagus dong kalo Aksa dekat-dekat sama Cantika. Kerjasama kita dengan Bu Hanna sama Pak Adhitama pasti akan berjalan lebih lancar daripada ini."

"Iya juga ya Pah. Cantika itu udah cantik, baik, sopan, terus keturunannya juga udah jelas lagi."

"Nah iya makanya itu."

"Yaudah kalo gitu semoga aja Aksa sama Cantika bisa bersama."

"Iya, Mah."

Ternyata Mamah dan Papah Aksa sudah menyetujui hubungan Aksa dengan Cantika karena mereka berdua sudah mengetahui jika Cantika adalah anak dari pemilik perusahaan yang sangat terkenal. Apalagi perusahaan kedua orangtua Cantika sudah bekerjasama dengan perusahaan mereka berdua. Mamah dan Papah Aksa pasti memiliki rencana lain kenapa mereka menyetujui hubungan Aksa dan Cantika.

******

Pagi ini Aksa dan kedua orangtuanya sedang sarapan bersama di ruang makan. Suasana yang sangat jarang terjadi dalam keluarga Aksa. Kali ini akhirnya Aksa dan kedua orangtuanya bisa sarapan bersama di meja makan. Ketika sedang sarapan, Mamah Aksa mulai angkat bicara.

"Aksa, sayang. Kamu sebenarnya ada hubungan apa sayang sama Cantika?" tanya Mamah Aksa.

Aksa yang mendengar pertanyaan Mamahnya tadi tiba-tiba langsung tersedak begitu saja. 

"Uhuk, uhuk, uhuk."

"Ya ampun sayang. Minum dulu nih. Hati-hati dong makannya."

Aksa pun langsung meminum segelas air putih yang ada di sampingnya.

"Lagian Mamah nanyanya ada-ada aja."

"Emangnya Mamah salah ya kalo Mamah tanya kaya gitu? Kan soalnya yang Mamah tau, baru Cantika yang kamu ajak ke rumah ini. Ga pernah kan kamu ajak wanita lain ke sini sebelumnya?"

"Ya iya si, Mah. Tapi Aksa sama Cantika emang cuma temanan aja. Kita ga ada hubungan apa-apa sama dia. Lagian Aksa sama Cantika kan juga baru kenal selama tiga hari ini aja."

"Loh, emangnya kenapa? Mamah sama Papah setuju loh kalo kamu jadian sama Cantika. Iya kan Pah?"

"Iya, benar apa yang kata Mamah kamu bilang. Apalagi kalo sampai kamu sama dia bisa menikah."

"Apa? Menikah? Mamah sama Papah itu ada-ada aja. Aksa aja baru masuk SMA masa udah bahas nikah aja. Ngaco. Yaudah kalo gitu Aksa mau berangkat sekolah sekarang ya. Bye Mah, Pah."

"Hati-hati sayang," jawab Mamahnya Aksa.

"Iya, Mah."

Karena merasa risih dengan pembicaraan yang dibahas oleh Mamah dan Papahnya, akhirnya Aksa memutuskan untuk segera berangkat ke sekolah.

"Kenapa ya, gua kan emang ada rasa sama Cantika. Tapi entah kenapa waktu Mamah sama Papah bahas Cantika tadi gua ga suka. Apa jangan-jangan Mamah sama Papah ngebet buat gua sama Cantika jadian karena mereka udah tau siapa Cantika? Padahal gua ga peduli siapa itu Cantika. Yang jelas gua udah terlanjur nyaman sama dia," pikir Aksa di dalam hatinya.

Tidak lama setelah Aksa berangkat ke sekolah, Mamah dan Papah Aksa juga berangkat ke kantor mereka. Karena Mamah dn Papah Aksa itu memang adalah orangtua yang sangat mementingkan karir mereka. Bahkan sampai-sampai mereka suka melupakan Aksa begitu saja. Walaupun dengan alasan jika apa yang mereka lakukan itu adalah demi kebaikan Aksa juga.

*****

Aksa baru saja tiba di sekolah dengan menggunakan mobil prinadinya. Tiba-tiba saja ada yang memanggilnya dari belakang.

"Aksa."

Aksa langsung mengenali suara itu. Suara yang sangat lembut dan bisa membuat hatinya bergetar. Suara siapa lagi kalua bukan suara Cantika. Aksa pun langsung menoleh ke arah belakangnya sambil tersenyum.

"Cantika. Baru sampai juga?"

"Iya. Gimana lukanya? Udah mendingan belum? Ya ampun kok ga di ganti si perbannya?"

"Ga keburu buat di ganti. Lagian udah ga kenapa-kenapa juga kok. Udah baikan."

"Baikan gimana. Itu harus tetap di ganti. Yaudah kao gitu sekarang kit ke UKS yu buat ganti perban kamu."

"Ga usah, ga apa-apa."

"Engga. Pokoknya harus di ganti. Ayo."

Cantika pun langsung mengenggam tangan Aksa sambil menariknya ke ruangan UKS. Aksa pun mengikutinya. Karena Cantika akan menggantikan perbannya kali ini.

Di ruang UKS ternyata sudah ada Ibu-ibu yang menjaga ruangannya. Ternyata dia adalah orang yang bertiga untuk menjaga ruangan UKS. Jika ada yang sakit dan butuh bantuan, dia bisa membantunya.

"Pagi, Bu. Permisi. Saya mau ganti perban buat dia boleh kan ya Bu?" tanya Cantika.

"Oh iya boleh. Silahkan."

"Terima kasih, Bu."

Aksa dan Cantika pun langsung masuk ke dalam ruang UKS. Dengan sangat cekatan Cantika langsung menggantikan perban yang ada di kepala Aksa. Sangan hati-hati Cantika melakukan itu semua. Supaya Aksa juga tidak merasa kesakitan ketika dirnya sedang mengobati lukanya.

"Ga sakit kan?" tanya Cantika.

"Engga kok."

"Kalo sakit bilang ya. Tuh kan lukanya udah berair lagi kaya gitu. Kalo ga di perban bisa bahaya."

Aksa hanya terdiam saja. Dia justru malah menatap Cantika dengan sangat dalam.

"Cantika. Dia begitu peduli sama gua. Gimana gua ga peduli juga sama dia. Gua janji, gua akan selalu jaga lu Cantika. Walaupun nyawa jadi taruhannya," ucap Aksa di dalam hatinya.

"Ih kamu kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Cantika.

"Makasih ya. Makasih kamu udah peduli banget sama aku."

"Sama-sama. Aku juga makasih ya sama kamu karena kamu udah jagain aku sampai kamu ga mikirin keselamatn kamu sendiri."

"Apapun itu akan aku lakukan untuk melindungi kamu Cantika."

Mendengar ucapan Aksa barusan membuar Cantika merasa malu. Pipinya mulai berubah menjadi berwarna kemerahan. Cantika lagi-lagi salah tingkah di hadapan Aksa.

"Udah selesai tuh ganti perbannya. Kita ke kelas aja yu sekarang. Nanti telat masuk kelas lagi."

Untuk mengalihkan rasa salah tingkahnya, Cantika langsung mengajak Aksa pergi ke kelas mereka. Cantika berjalan terlebih dahulu daripada Aksa. Kemudian Aksa mengikutinya dari belakang.

"Cantika. Lucu banget dia kalo lagi malu kaya gitu," ucap Aksa di dalam hatinya.

******

Di dalam kelas.

Ternyata ketika Aksa dan Cantika tiba di kelas, belum ada Guru yang masuk ke dalam kelas mereka. Bahkan masih ada beberapa murid yang belum tiba di dalam kelas. Mereka berdua ternyata masuk ke dalam kelas lebih dahulu karena Cantika yang merasa salah tingkah tadi. Akhirnya Aksa dan Cantika harus menunggu kehadiran Gurunya beberapa waktu di kelas.

Biasanya ketika Cantika berada di kelas, pasti sudah ada beberapa laki-laki yang menggodanya. Tetapi kali ini tidak ada satu pun laki-laki yang berani menggodanya. Jangankan menggodanya, untuk mendekatinya saja mereka seperti tidak berani. Mungkin itu semua terjadi karena mereka tahu kejadian pertengkaran Aksa dengan seniornya sendiri demi melindungi Cantika. Dan sekarang mereka semua takut untuk menghadapi Aksa.

-TBC-

Next chapter