"Aku dan kakek hanya penasaran, apa yang membuatmu tertarik pada wanita itu?"
"Apa perlu aku menjelaskannya kepada kalian?" Christian mendengus dengan dingin. Pandangannya teralih pada Nadia. "Dan kamu, jangan menyeret-nyeret nama kakekku terus menerus. Selama ini, tidak ada yang mengatur hidup yang aku jalani sendiri."
Nadia masih menyunggingkan senyumnya, sama sekali tidak keberatan dengan balasan dingin dari Christian.
Ia terlihat kebal dan balas memandang Christian. "Tian, apa yang kamu bicarakan? Aku tidak berniat memanfaatkan kakek. Kita kan teman dekat. Hubungan persahabatan masa kecil tidak akan bisa terhapus dengan mudah, kan?" Nadia melanjutkan, tidak peduli dengan apa pun yang Christian katakan.
"Persahabatan masa kecil?" Christian mencibir. "Saat kita masih kecil, kita bahkan bertemu tidak lebih dari satu minggu. Apakah hubungan semacam itu bisa dibilang sebagai persahabatan masa kecil?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com