"Ayah mertua, aku ingin kamu menyuntikkan dana untuk proyek di Kota C. Bagaimana menurut pendapatmu?"
Suara Haikal terdengar penuh dengan ejekan, tidak terdengar seperti sedang berbicara dengan calon mertuanya.
Kalau saja sejak awal Budi mau membantunya, masalahnya tidak akan melebar ke mana-mana seperti ini.
Sebenarnya memang Haikal yang sengaja membuat semuanya menjadi semakin runyam. Karena Budi tidak mau membantunya, ia memutuskan untuk bertindak kejam seperti ini.
"Haikal?" mendengar suara Haikal, Budi merasa seperti ada api yang membara di dadanya. Tetapi ini bukanlah saat yang tepat untuk mencari masalah lagi. Ia harus segera menyelesaikan masalah yang satu ini agar masalahnya tidak semakin rumit.
"Apa yang kamu rencanakan?" tanya Budi dengan sabar.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com