Kedua orang itu terlihat takut, bahkan ibu-ibu yang sempat julid tadi mau memohon di kaki Rora namun dengan cepat Rora menyingkir. Dia seolah tak Sudi kakinya di sentuh oleh ibu itu.
"Saya minta maaf nona muda, tuan muda. Saya mohon jangan buat anak ataupun suami saya di keluarkan dari pekerjaan."
Rora menatapnya malas, dia sudah terlanjur kesal terlebih ibu tadi berani menghina kedua putranya.
"Sayang, turunkan saja jabatannya." Ucapan Rora masih belum membuat ibu itu puas, dia masih kembali menggangunya membuat ibu hamil yang sensitif itu merasa kesal.
"Kalau ibu masih menganggu saya, saya bisa mengeluarkan suami dan anak ibu dari perusahaan. Bangkitlah! Untuk apa ibu memohon kepada orang yang baru saja ibu hina habis-habisan!"
Rora melipat kedua tangannya di dada dengan ekspresi datar. "Sebagai pelajaran buat ibu, di atas langit itu masih ada langit. Nggak usah sombong dengan jabatan yang suami dan anak ibu dapatkan. Karena itu bisa hilang kapan saja!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com